Selandia Baru : kesan-kesan di hari pertama.
Dalam hidup ini hal yang
menyenangkan buat saya adalah melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain dan bertemu dengan berbagai ragam orang menurut suku dan bahasa mereka,
so..ketika saya menginjakkan kaki di Selandia Baru negeri sejauh kurang lebih
6884 km dari pulau Bali dimana saya tinggal : hati saya sangat girang betul J wow negeri yang
sebelumnya saya tahu dari tipi, majalah dan dari buku atlas ini akhirnya saya
injak-injak juga J sebagaimana
yang sudah saya bagikan di tulisan sebelum-sebelumnya bahwa tujuan saya ke
negeri ini untuk berkenalan dengan keluarga besar dari calon istri saya J sekaligus menikmati
keindahan dari negeri ini juga bertemu dengan orang-orang dari berbagai Negara
yang sudah lama tinggal di negeri ini serta orang asli yang menduduki wilayah
ini sejak semula yaitu orang Maori. Well..dalam waktu kurang lebih 1 bulan ini
saya akan berada di negeri ini dan pasti saya yakin sangat menyenangkan tetapi
dimanapun saya berkunjung ke tempat baru pasti selalu ada kesan-kesan awal yang
menyentuh saya :
Negeri sedingin
puncak gunung Merbabu
Kami mendarat jam 8 malam waktu
setempat di Bandara Internasional Auckland, setelah melalui proses imigrasi dan
pengecekkan bagasi kami keluar melalui pintu kedatangan dimana teman Tina yang
bernama Mark sudah berdiri untuk menjemput kami. Sayapun berkenalan dengan dia
dan berbincang-bincang dengan dia soal udara di Selandia Baru, saya mendengar ketika di pesawat salah satu crew
mengatakan bahwa di Selandia Baru sekarang sedang musim dingin dan udara sangat
berbeda dengan Bali jadi siapkanlah baju hangat untuk anda, lalu saya
mengutarakan hal ini ke Mark dan diapun setuju dengan itu tetapi saya tidak
percaya karena pada saat itu udara fun-fun saja malahan hangat J eh ternyata ketika
kami keluar dari gedung utama bandara untuk menuju tempat parkir…beuuuuuhhhhhhh
dingin sekali! Edaaan betulll! Sayapun berteriak apakah kota ini terletak di
puncak gunung! Karena otak saya memunculkan bayangan pengalaman pada saat
berada di puncak gunung, saya sebelumnya tinggal di kaki gunung Merbabu di Jawa
Tengah dan saya sudah mendaki serta menaklukan semua puncak yang ada di gunung
ini berkali-kali dan saya pastikan dinginnya negeri ini sama dengan dinginnya
di puncak gunung Merbabu J
ternyata saya baru sadar ketika di ruangan bandara mereka menggunakan alat
pemanas ruangan atau yang di sebut heater
dimana Bali tidak membutuhkan itu J
Negeri Seribu
peternakan
Setelah kami puas menikmati area
taman kota Auckland dan menyempatkan naik ke puncak bukit one tree hill untuk
menikmati keindahan kota dari atas yang mana kira-kira puncak bukit ini
setinggi dengan Auckland City Tower yang berada tidak jauh di sisi barat dari
bukit ini, kami melanjutkan perjalanan bersama orang tua Tina menuju Kerikeri
dimana mereka selama ini menetap. Kerikeri terletak di North Island kurang
lebih 4 jam perjalanan darat ke utara dari
Auckland. Jalanan yang kami lalui untuk menuju Kerikeri sangat besar, permukaan
aspal sangat halus dan rata dan tidak macet. Bisa dibayangkan kalau jalanannya
sama dengan jalanan di Indonesia pada umumnya maka perjalanan itu tidak bisa
ditempuh selama 4 jam J.
Hal unik yang kami temui sepanjang perjalanan adalah banyaknya lahan peternakan
yang luas yang berderet-deret di sebelah kanan-kiri lintasan jalan yang kami
lalui. Indonesia di sebut Negara seribu pulau, Bali di sebut pulau seribu dewa,
maka Selandia Baru layak di sebut dengan negera seribu peternakan. Mereka
menyulap bukit-bukit yang dulunya penuh dengan semak-semak liar yang tidak
berguna lalu menanami kembali dengan rumput hijau yang segar kurang lebih
sehijau dan sesegar rumput yang ada di lapangan sepak bola di Liga Inggris J dan menggunakannya
sebagai lahan untuk beternak Sapi, domba, kuda dimana hasil semua ini menjadi
komoditas utama ekspor dan yang “menghidupi” negeri ini. Sampai-sampai ada
guyonan di Selandia Baru lebih gampang ketemu hewan ternak daripada manusia J
Negeri yang
mengutamakan kebersihan dan kerapian
Ketika berada di kota besar
seperti Auckland maupun kota-kota kecil di daerah-daerah hal saya lihat tetap
sama : semua bersih dan rapi! Setelah melintasi dan memperhatikan jalanan, public area, gedung-gedung yang bersih
dan terawat, saya bertanya ke orang tua Tina : “apakah setiap hari mereka
menyapu atau membersihkan semua itu?” Mereka menjawab : “tidak, mungkin setiap
sebulan sekali mereka membersihkannya dengan dukungan mesin-mesih canggih yang
di buat sedemikian rupa untuk memudahkan tenaga-tenaga pekerja untuk merawat kota
dan fasilitasnya.” Lalu saya bertanya lagi : “tapi kenapa saya tidak melihat
sampah yang bertumpuk ataupun berserakkan dimana-mana?”. “oh kami semua sadar
diri kalau buang sampah ya pada tempatnya” timpal mereka.” Dalam hati saya
berkata..oh pantas saja bersih dan rapi karena mentalitas sadar diri yang
mencintai lingkungan tertanam kuat di setiap mereka.
Kerapian juga terjadi dalam
berkendara seperti : kalau antrian di setiap lampu merah ada dua baris maka
mobil-mobil yang di belakangnya mengikuti baris yang ada bukan malahan membuat
baris baru lagi walaupun ada space
untuk baris baru J,
tidak semua di setiap persimpangan atau bundaran ada lampu lalu lintas yang
mengatur tetapi arus kendaraan bisa berjalan teratur mengapa? Mereka selalu
memberi jalan duluan kepada pengendara lain yang berasal dari sisi kanan mereka
walaupun di sisi kanan tampak kosong tidak ada mobil bisa dipastikan mereka
berhenti sebentar untuk mengecek ulang
apakah ada pengendara dari arah kanan mereka lalu kalau sudah pasti kosong
merekapun menarik gas untuk melanjutkan perjalanan. Para pengendara di negeri
ini juga sangat mengutamakan para pejalan kaki, mereka akan berhenti dengan
sesuka hati dan mempersilahkan bagi kita yang ingin menyeberang.
Sungguh pengalaman yang
menyenangkan berada di negeri ini dan tidak ada yang salah kalau kita belajar
hal-hal yang baik dari negeri ini J
well.. masih ada 27 hari lagi saya ada di negeri ini, sayapun siap dengan
pengalaman baru dan dengan senang hati untuk membagikan kepada kita semua J tentunya semua yang
benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang
disebut kebajikkan dan patut dipuji J.
No comments:
Post a Comment