Selandia Baru : Belajar tentang bagaimana mengurus peternakan.
Sungguh hati saya sangat girang
berada kurang lebih 6 hari di rumah keluarga Cullen di Mangautoroto (kota kecil
3 jam dari Kerikeri) yang tak lain adalah keluarga dari kakak perempuannya Tina,
tidak hanya “penerimaan” hangat yang terus di berikan oleh the Cullens tetapi
mereka juga tidak pelit untuk berbagi apa saja yang mereka kerjakan di
peternakan dan memberi kesempatan saya turun langsung ke lapangan untuk
menciumi hewan ternak mereka JJ.
The Cullens memiliki lahan peternakan yang sangat luas sekali, kurang lebih 125
hektar..pokoknya bisa di buat puluhan lapangan sepakbola J Rumah mereka juga ada
di kawasan lahan peternakan tetapi jauh dari kandang-kandang hewan yang ada.
Hewan-hewan yang menghuni peternakan mereka adalah: domba, kambing, sapi, ayam,
dan babi, tetapi fokus utama keluarga ini dalam menjalankan peternakan adalah
sapi perah. Mereka memiliki 230-an sapi dewasa dan 30-an anak sapi yang setiap
hari terus bertambah.
Saya sungguh heran plus takjub kalau
peternakan segede ini di tambah ratusan ternak yang ada hanya di urus oleh satu
keluarga yang terdiri dari 1 ayah (Wesley), 1 Ibu (Sheryl) dan 4 anak (Nasah 8
th, Liana 6 th, Jireh 4 th dan wonderful baby Grace 1 th). Wesley menjadi
aktor utama dalam peternakan ini, beliaulah yang running semua program dan
mendelegasikan tugas ke istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan mereka.
Wes dan Sheryl memang sengaja melibatkan anak-anaknya untuk membantu mereka
dalam menjalankan peternakan ini yang tak lain bertujuan untuk mengajarkan
mereka bahwa “butuh” mengerjakan sesuatu untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup
dan tentunya memperlengkapi mereka dengan skill beternak yang biasa dilakukan
keluarga-keluarga yang ada di Selandia Baru yang menjalankan usaha peternakan.
Setiap hari setelah membantu orang tuanya, Nasah dan Liana mendapat “upah”
sebesar $2 yang terus mereka kumpulkan untuk membeli sesuatu atau
menggunakannya untuk sesuatu yang mereka butuhkan, lalu apa yang di lakukan
Jireh dan Grace? Kedua balita ini membantu orang tua mereka dengan tidak rewel
selama berada di peternakan J.
Bagi saya mereka adalah gambaran keluarga yang metal JJ. So inilah pekerjaan
yang mereka lakukan sehari-hari di peternakan dimana saya belajar untuk melibatkan
diri J:
Memberi makan!
Ternak juga manusia! Eh maksudnya
ternak seperti manusia. Sama seperti kita yang butuh makan, hewan ternakpun
juga butuh makan J.
Babi yang jumlahnya hanya 5 ekor mereka kasih makan 2 kali sehari dengah
sisa-sisa makanan dari rumah tangga plus sisa sayur mentah dan kulit
buah-buahan, domba dan kambing kira-kira jumlahnya 10 ekor di biarkan lepas di
lahan dekat rumah yang memiliki rumput segar, ayam di beri makan juga dengan
sisa-sisa makanan dari rumah tangga plus kacang-kacangan, tentunya dari
semuanya yang paling menyita waktu dan tenaga adalah memberi makan sapi, baik
sapi dewasa maupun sapi yang baru nongol.
Sapi yang baru lahir langsung di
pisahkan dari induknya dan artinya keluarga Cullenlah yang harus menyuapi junior-junior
itu dengan susu 2 kali sehari. Mereka mengelompokkan sapi-sapi junior ini ke
dalam 2 kandang yang berbeda, kandang pertama untuk sapi berumur 1-2 hari
dimana keluarga Cullen harus benar-benar sabar menyusui anak sapi satu ke anak
sapi yang lainnya menggunakan botol seperti botol dot untuk bayi yang berukuran
besar dan kandang kedua adalah untuk sapi berumur 3 hari lebih dimana sapi-sapi
ini lebih mandiri dan keluarga Cullen hanya menggunakan “alat” menyusui (tit
cups) yang berbentuk kurang lebih
seperti bak penampungan air dan dilengkapi selang-selang pendek yang berbentuk
menyerupai puting susu induk sapi yang akan mengeluarkan susu dalam bak jika
anak sapi menyedotnya J
dan tugas inilah yang menjadi tugas
utama Nasah dan Liana.
Sapi dewasa makan rumput segar
setiap harinya dan ini menjadi tugas sang direktur untuk mengurusnya. Lahan
sebesar 125 hektar ini di bagi menjadi puluhan paddock oleh Wes dengan tujuan
untuk rotasi dalam memberi makan ternak karena rumput juga butuh waktu untuk
bertumbuh, artinya rumput dalam satu paddock sudah berangsur pendek maka ternak
di giring ke paddock yang lain dan begitu seterusnya dan biasanya 3 minggu
sekali kembali ke paddock awal, rumput terus bertumbuh dan ternakpun tidak
kelaparan. Ini tugas berat menurut saya, karena Wes harus membuat batas paddock
dengan pagar kawat berpuluh-puluh meter dengan menuruni bukit dan menyeberang
parit serta mengatur “lalu-lintas” dengan membuka-tutup kawat-kawat paddock
untuk membuat jalan sapi-sapi dari paddock satu ke paddock lainnya..sungguh itu
sangat melelahkan.
Sensus jiwa J
Sensus jiwa juga terjadi dalam
peternakan ini. Setiap hari Wes menulis laporan tentang jumlah hewan ternaknya
tentang berapa yang mati, berapa yang keluar untuk di jual atau di hibahkan dan
berapa bayi-bayi yang lahir. Uniknya adalah setiap sapi punya anting besar dan
bernomor di setiap telinga mereka dan dari anting itu kita bisa tahu riwayat
hidupnya seperti kapan dia lahir, bapak dan ibunya sapi ini siapa JJ..cerdas!
Menyedot paksa susu J
Fokus peternakan ini adalah sapi
perah maka hasil susulah tujuan utamanya. Setiap hari sekali dan biasanya sore
hari jam 15.30 Mr. Wes Cullen menggiring sapi-sapi dewasa menuju tempat
pemerahan, karena jumlahnya ratusan sapi maka memerah susu tidak dilakukan
secara manual menggunakan tangan kita J
melainkan menggunakan mesin pemerah susu. Sapi-sapi di buat baris rapi di dalam
kurungan lalu mesin “penghisap” yang memiliki kurang lebih 20 lempeng dengan 4
mulut setiap lempengnya di pasang “paksa” J
ke dalam puting susu sapi untuk menyedot air susu dari sapi dan di tampung ke
dalam tangki besar yang nantinya akan di jual ke pabrik pengolahan susu sapi.
Pekerjaan ini sangat menyenangkan dan sayapun menikmatinya, seru sekali..karena
saya mendapat pengalaman seperti bagaimana rasanya di tendang sapi, di kencingi
berliter-liter juga merasakan sentuhan hangat dari fresh tahi yang keluar dari
pantat sapi, sayapun sempat kelilipan tahi sapi waktu itu J
Susu yang dihasilkan harus
terjaga kualitasnya maka dari itu hanya sapi yang sehatlah yang di perah setiap
harinya. Sebelum di perah Wes selalu mengecek kesehatan Udder atau kantong susu
beserta 4 putting susu si sapi. Penyakit yang biasa ditemukan adalah mastitis atau
infeksi yang disebabkan oleh bakteri dengan tanda-tanda kantong susu atau salah
satu puting keras dan panas lalu susu yang di hasilkan di sertai lender atau
nanah. Sapi yang terkena mastitis di pinggirkan dan di beri perawatan khusus
dengan menyuntikkan madu ke puting susu untuk penyembuhan, setelah sapi tesebut
benar-benar sembuh maka konsekuensinya adalah “berikan susumu lagi pada kami
hahahaha..”
Tumpas habis tahi dan segala kotoran dari ternak.
Kebersihan harus selalu di jaga
karena bersih adalah pangkal kesehatan juga bersih itu sebagian dari iman J yang namanya ternak
mereka seenak udelnya berak kencing dimana saja kapanpun mereka mauJJ so tugas kitalah yang
punya hikmat ini untuk membersihkannya, biasanya segala kotoran yang harus di
bersihkan adalah di tempat pemerahan baik pelatarannya maupun alat-alat yang di
gunakan. Cara membersihkannya kita memakai selang besar dengan kucuan air yang
deras dan sanggup meluluhlantahkan segala kotoran yang ada J. Juga untuk kandang
sapi harus di jaga kebersihannya, dalam membersihkan kotoran mereka menggunakan
traktor untuk mendorong tahi dan kawan-kawannya ke kolam penampungan. Oh iya
setiap peternakan harus memiliki setidaknya 2 kolam yang berfungsi menampung
segala limbah kotoran ternak dan mengendapkannya setidaknya berminggu-minggu
sebelum di alirkan ke sungai, ini semua adalah peraturan pemerintah dimana
mereka tidak mau sungai-sungai di sekitar peternakan terkontaminasi limbah
peternakan yang nantinya mencemari lingkungan hidup semua mahkluk yang hidup di
sungai maupun di muara dan di laut J.
Begitulah sekiranya
gambaran-gambaran kegiatan sehari-hari di peternakan sapi keluarga Cullen,
adapun juga kegiatan lainnya yang juga menjadi bagian penting dalam sebuah
peternakan tetapi tidak dilakukan setiap hari adalah seperti;
Mengawinkan sapi.
Semua penghasil susu adalah
betina dan semua sapi dewasa di peternakan ini adalah betina, tidak ada sama
sekali sapi jantannya…lho bagaimana mereka bisa punya anak? Inilah tugas
tambahan bagi Wes untuk membuat sapi-sapi betina bunting J maksudnya adalah
dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini hanya dengan memaksukkan sperma
sapi jantan yang bisa di beli di toko-toko peternakan dengan menggunakan jarum
khusus ke dalam saluran rahim sapi betina
maka bisa membantu memunculkan bayi-bayi sapi baru. Perlu di catat dalam
melakukan “kawin” ini, kita perlu memperhatikan masa-masa “genit” sapi betina
atau “on heat” J
biasanya terjadi hanya 1 hari setiap 3 minggu sekali dan di tandai dengan
perilaku aneh dari sapi betina seperti mata mereka berkedip-kedip dan juga
saling menunggangi satu dengan yang lainnya J.
Jikalau kawin suntik itu gagal maka Wes akan membeli sapi jantan dan memberikan
kesempatan untuk “holiday” di peternakan setelah itu di jual kembali.
Menjual anak-anak sapi jantan.
Anak-anak sapi jantan tidak di
harapkan di peternakan ini, mereka hanya menguras habis makanan yang ada dan
tidak menghasilkan apa-apa jadi daripada di pelihara mending di jual saja.
Biasanya setelah berumur kurang lebih 4 hari anak-anak sapi jantan akan di jual
ke pabrik “pemotongan ternak” dengan harga perekor hanya $20, saya sengaja
tidak menanyakan lebih lanjut tentang apa yang bisa di hasilkan dari anak-anak
sapi ini karena yang saya tahu mereka akan menemui ajalnya segera dengan cara
di penggal…sungguh sedih melihat nasib sapi-sapi lucu itu, memang betul life is
so short.
Menyiram rumput.
Rumput yang tumbuh di lahan
peternakan harus di jaga, untuk itu Wes merawatnya dengan menyiram dan
menambahkan nutrisi khusus untuk rumput supaya tumbuh subur dan sehat.
Memotong rumput dan memfermentasikannya.
Kegiatan ini di lakukan pada
musim “spring” dimana rumput tumbuh dengan cepat, tujuan memotong rumput dan
memfermentasikannya dengan cara mengikat rumput lalu di bentuk kotak di akhiri
dengan di bungkus plastik selama 2 bulan ini adalah untuk memberi makan ternak
pada musim “summer” dimana cuaca kering tidak ada hujan dan membuat rumput
kering dan mati. Begitulah mereka mensiasatinya supaya ternak-ternak terjamin
makanannya dan terus bisa menghasilkan sesuatu untuk menghidupi kebutuhan
keluarga Cullen.
Itulah pengalaman saya berada di
peternakan the Cullens dan lagi-lagi semua ini adalah anugerah-Nya dimana saya
bisa belajar tentang bagaimana cara beternak yang mana saya menaruh minat
terhadapnya juga belajar tentang komitmen dan kerja keras yang di sertai rasa
sukacita yang di lakukan the Cullens dalam menjalankan peternakan ini. Thank u
so much Dear…
..camkanlah bahwa Sang pencipta kita akan
memberikan kepada kita akan pengertian dalam segala sesuatu..
waw..nice mas :)
ReplyDelete