Monday, August 20, 2012


Selandia Baru : Belajar tentang bagaimana mengurus peternakan.




Sungguh hati saya sangat girang berada kurang lebih 6 hari di rumah keluarga Cullen di Mangautoroto (kota kecil 3 jam dari Kerikeri) yang tak lain adalah keluarga dari kakak perempuannya Tina, tidak hanya “penerimaan” hangat yang terus di berikan oleh the Cullens tetapi mereka juga tidak pelit untuk berbagi apa saja yang mereka kerjakan di peternakan dan memberi kesempatan saya turun langsung ke lapangan untuk menciumi hewan ternak mereka JJ. The Cullens memiliki lahan peternakan yang sangat luas sekali, kurang lebih 125 hektar..pokoknya bisa di buat puluhan lapangan sepakbola J Rumah mereka juga ada di kawasan lahan peternakan tetapi jauh dari kandang-kandang hewan yang ada. Hewan-hewan yang menghuni peternakan mereka adalah: domba, kambing, sapi, ayam, dan babi, tetapi fokus utama keluarga ini dalam menjalankan peternakan adalah sapi perah. Mereka memiliki 230-an sapi dewasa dan 30-an anak sapi yang setiap hari terus bertambah.
 Saya sungguh heran plus takjub kalau peternakan segede ini di tambah ratusan ternak yang ada hanya di urus oleh satu keluarga yang terdiri dari 1 ayah (Wesley), 1 Ibu (Sheryl) dan 4 anak (Nasah 8 th, Liana 6 th, Jireh 4 th dan wonderful baby Grace 1 th). Wesley menjadi aktor utama dalam peternakan ini, beliaulah yang running semua program dan mendelegasikan tugas ke istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan mereka. Wes dan Sheryl memang sengaja melibatkan anak-anaknya untuk membantu mereka dalam menjalankan peternakan ini yang tak lain bertujuan untuk mengajarkan mereka bahwa “butuh” mengerjakan sesuatu untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup dan tentunya memperlengkapi mereka dengan skill  beternak yang biasa dilakukan keluarga-keluarga yang ada di Selandia Baru yang menjalankan usaha peternakan. Setiap hari setelah membantu orang tuanya, Nasah dan Liana mendapat “upah” sebesar $2 yang terus mereka kumpulkan untuk membeli sesuatu atau menggunakannya untuk sesuatu yang mereka butuhkan, lalu apa yang di lakukan Jireh dan Grace? Kedua balita ini membantu orang tua mereka dengan tidak rewel selama berada di peternakan J. Bagi saya mereka adalah gambaran keluarga yang metal JJ. So inilah pekerjaan yang mereka lakukan sehari-hari di peternakan dimana saya belajar untuk melibatkan diri J:

  

Memberi makan!

Ternak juga manusia! Eh maksudnya ternak seperti manusia. Sama seperti kita yang butuh makan, hewan ternakpun juga butuh makan J. Babi yang jumlahnya hanya 5 ekor mereka kasih makan 2 kali sehari dengah sisa-sisa makanan dari rumah tangga plus sisa sayur mentah dan kulit buah-buahan, domba dan kambing kira-kira jumlahnya 10 ekor di biarkan lepas di lahan dekat rumah yang memiliki rumput segar, ayam di beri makan juga dengan sisa-sisa makanan dari rumah tangga plus kacang-kacangan, tentunya dari semuanya yang paling menyita waktu dan tenaga adalah memberi makan sapi, baik sapi dewasa maupun sapi yang baru nongol.


Sapi yang baru lahir langsung di pisahkan dari induknya dan artinya keluarga Cullenlah yang harus menyuapi junior-junior itu dengan susu 2 kali sehari. Mereka mengelompokkan sapi-sapi junior ini ke dalam 2 kandang yang berbeda, kandang pertama untuk sapi berumur 1-2 hari dimana keluarga Cullen harus benar-benar sabar menyusui anak sapi satu ke anak sapi yang lainnya menggunakan botol seperti botol dot untuk bayi yang berukuran besar dan kandang kedua adalah untuk sapi berumur 3 hari lebih dimana sapi-sapi ini lebih mandiri dan keluarga Cullen hanya menggunakan “alat” menyusui (tit cups)  yang berbentuk kurang lebih seperti bak penampungan air dan dilengkapi selang-selang pendek yang berbentuk menyerupai puting susu induk sapi yang akan mengeluarkan susu dalam bak jika anak sapi menyedotnya J dan tugas inilah  yang menjadi tugas utama Nasah dan Liana.

Sapi dewasa makan rumput segar setiap harinya dan ini menjadi tugas sang direktur untuk mengurusnya. Lahan sebesar 125 hektar ini di bagi menjadi puluhan paddock oleh Wes dengan tujuan untuk rotasi dalam memberi makan ternak karena rumput juga butuh waktu untuk bertumbuh, artinya rumput dalam satu paddock sudah berangsur pendek maka ternak di giring ke paddock yang lain dan begitu seterusnya dan biasanya 3 minggu sekali kembali ke paddock awal, rumput terus bertumbuh dan ternakpun tidak kelaparan. Ini tugas berat menurut saya, karena Wes harus membuat batas paddock dengan pagar kawat berpuluh-puluh meter dengan menuruni bukit dan menyeberang parit serta mengatur “lalu-lintas” dengan membuka-tutup kawat-kawat paddock untuk membuat jalan sapi-sapi dari paddock satu ke paddock lainnya..sungguh itu sangat melelahkan.



Sensus jiwa J

Sensus jiwa juga terjadi dalam peternakan ini. Setiap hari Wes menulis laporan tentang jumlah hewan ternaknya tentang berapa yang mati, berapa yang keluar untuk di jual atau di hibahkan dan berapa bayi-bayi yang lahir. Uniknya adalah setiap sapi punya anting besar dan bernomor di setiap telinga mereka dan dari anting itu kita bisa tahu riwayat hidupnya seperti kapan dia lahir, bapak dan ibunya sapi ini siapa JJ..cerdas!




Menyedot paksa susu J

Fokus peternakan ini adalah sapi perah maka hasil susulah tujuan utamanya. Setiap hari sekali dan biasanya sore hari jam 15.30 Mr. Wes Cullen menggiring sapi-sapi dewasa menuju tempat pemerahan, karena jumlahnya ratusan sapi maka memerah susu tidak dilakukan secara manual menggunakan tangan kita J melainkan menggunakan mesin pemerah susu. Sapi-sapi di buat baris rapi di dalam kurungan lalu mesin “penghisap” yang memiliki kurang lebih 20 lempeng dengan 4 mulut setiap lempengnya di pasang “paksa” J ke dalam puting susu sapi untuk menyedot air susu dari sapi dan di tampung ke dalam tangki besar yang nantinya akan di jual ke pabrik pengolahan susu sapi. Pekerjaan ini sangat menyenangkan dan sayapun menikmatinya, seru sekali..karena saya mendapat pengalaman seperti bagaimana rasanya di tendang sapi, di kencingi berliter-liter juga merasakan sentuhan hangat dari fresh tahi yang keluar dari pantat sapi, sayapun sempat kelilipan tahi sapi waktu itu J

Susu yang dihasilkan harus terjaga kualitasnya maka dari itu hanya sapi yang sehatlah yang di perah setiap harinya. Sebelum di perah Wes selalu mengecek kesehatan Udder atau kantong susu beserta 4 putting susu si sapi. Penyakit yang biasa ditemukan adalah mastitis atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dengan tanda-tanda kantong susu atau salah satu puting keras dan panas lalu susu yang di hasilkan di sertai lender atau nanah. Sapi yang terkena mastitis di pinggirkan dan di beri perawatan khusus dengan menyuntikkan madu ke puting susu untuk penyembuhan, setelah sapi tesebut benar-benar sembuh maka konsekuensinya adalah “berikan susumu lagi pada kami hahahaha..”



Tumpas habis tahi dan segala kotoran dari ternak.

Kebersihan harus selalu di jaga karena bersih adalah pangkal kesehatan juga bersih itu sebagian dari iman J yang namanya ternak mereka seenak udelnya berak kencing dimana saja kapanpun mereka mauJJ so tugas kitalah yang punya hikmat ini untuk membersihkannya, biasanya segala kotoran yang harus di bersihkan adalah di tempat pemerahan baik pelatarannya maupun alat-alat yang di gunakan. Cara membersihkannya kita memakai selang besar dengan kucuan air yang deras dan sanggup meluluhlantahkan segala kotoran yang ada J. Juga untuk kandang sapi harus di jaga kebersihannya, dalam membersihkan kotoran mereka menggunakan traktor untuk mendorong tahi dan kawan-kawannya ke kolam penampungan. Oh iya setiap peternakan harus memiliki setidaknya 2 kolam yang berfungsi menampung segala limbah kotoran ternak dan mengendapkannya setidaknya berminggu-minggu sebelum di alirkan ke sungai, ini semua adalah peraturan pemerintah dimana mereka tidak mau sungai-sungai di sekitar peternakan terkontaminasi limbah peternakan yang nantinya mencemari lingkungan hidup semua mahkluk yang hidup di sungai maupun di muara dan di laut J.



Begitulah sekiranya gambaran-gambaran kegiatan sehari-hari di peternakan sapi keluarga Cullen, adapun juga kegiatan lainnya yang juga menjadi bagian penting dalam sebuah peternakan tetapi tidak dilakukan setiap hari adalah seperti;

Mengawinkan sapi.

Semua penghasil susu adalah betina dan semua sapi dewasa di peternakan ini adalah betina, tidak ada sama sekali sapi jantannya…lho bagaimana mereka bisa punya anak? Inilah tugas tambahan bagi Wes untuk membuat sapi-sapi betina bunting J maksudnya adalah dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini hanya dengan memaksukkan sperma sapi jantan yang bisa di beli di toko-toko peternakan dengan menggunakan jarum khusus  ke dalam saluran rahim sapi betina maka bisa membantu memunculkan bayi-bayi sapi baru. Perlu di catat dalam melakukan “kawin” ini, kita perlu memperhatikan masa-masa “genit” sapi betina atau “on heat” J biasanya terjadi hanya 1 hari setiap 3 minggu sekali dan di tandai dengan perilaku aneh dari sapi betina seperti mata mereka berkedip-kedip dan juga saling menunggangi satu dengan yang lainnya J. Jikalau kawin suntik itu gagal maka Wes akan membeli sapi jantan dan memberikan kesempatan untuk “holiday” di peternakan setelah itu di jual kembali.



Menjual anak-anak sapi jantan.

Anak-anak sapi jantan tidak di harapkan di peternakan ini, mereka hanya menguras habis makanan yang ada dan tidak menghasilkan apa-apa jadi daripada di pelihara mending di jual saja. Biasanya setelah berumur kurang lebih 4 hari anak-anak sapi jantan akan di jual ke pabrik “pemotongan ternak” dengan harga perekor hanya $20, saya sengaja tidak menanyakan lebih lanjut tentang apa yang bisa di hasilkan dari anak-anak sapi ini karena yang saya tahu mereka akan menemui ajalnya segera dengan cara di penggal…sungguh sedih melihat nasib sapi-sapi lucu itu, memang betul life is so short.



Menyiram rumput.

Rumput yang tumbuh di lahan peternakan harus di jaga, untuk itu Wes merawatnya dengan menyiram dan menambahkan nutrisi khusus untuk rumput supaya tumbuh subur dan sehat.



Memotong rumput dan memfermentasikannya.

Kegiatan ini di lakukan pada musim “spring” dimana rumput tumbuh dengan cepat, tujuan memotong rumput dan memfermentasikannya dengan cara mengikat rumput lalu di bentuk kotak di akhiri dengan di bungkus plastik selama 2 bulan ini adalah untuk memberi makan ternak pada musim “summer” dimana cuaca kering tidak ada hujan dan membuat rumput kering dan mati. Begitulah mereka mensiasatinya supaya ternak-ternak terjamin makanannya dan terus bisa menghasilkan sesuatu untuk menghidupi kebutuhan keluarga Cullen.


Itulah pengalaman saya berada di peternakan the Cullens dan lagi-lagi semua ini adalah anugerah-Nya dimana saya bisa belajar tentang bagaimana cara beternak yang mana saya menaruh minat terhadapnya juga belajar tentang komitmen dan kerja keras yang di sertai rasa sukacita yang di lakukan the Cullens dalam menjalankan peternakan ini. Thank u so much Dear…



..camkanlah bahwa Sang pencipta kita akan memberikan kepada kita akan pengertian dalam segala sesuatu..








1 comment: