Friday, July 13, 2012


Perubahan dan masa transisi dalam hidup ini adalah baik adanya.




Kamis kemarin 12 Juli 2012 saya menghadiri pertemuan rutin Organisasi dimana saya sudah bergabung didalamnya sebagai volunteer sejak 2 minggu lalu. Seperti biasa dalam pertemuan yang di hadiri para pemimpin, staf dan volunteer-volunteer ini ada waktu dimana salah satu pemimpin di tugaskan untuk memberikan sebuah pengajaran dimana temanya selalu berhubungan dengan apa yang terjadi di organisasi ini. Mengingat dalam eksistensi daripada organisasi ini banyak sekali orang-orang yang keluar maupun masuk, maka pemimpin ini mengambil tema tentang perubahan dan masa transisi dalam pengajarannya.  Pemimpin ini memulai pengajarannya dengan pengalamannya selama beliau berkarya dalam organisasi ini yang menyatakan selalu mendapati waktu yang sulit ketika terjadi perubahan atau perpindahan dan masa transisi dari orang-orang yang terlibat di organisasi ini, seperti : harus merubah komposisi tim, perekrutan orang baru, mengajari lagi dari awal tetang apa yang harus di kerjakan dan kadang karena proses ini memakan waktu maka membuat visi dan misi yang dikerjakan oleh organisasi mengalami delay. Dari pernyataan pemimpin tersebut banyak dari kami yang menghadiri pertemuan ini mengiyakannya, kamipun di beri kesempatan untuk menuangkan semua unek-unek yang ada dalam pikiran hati kita dalam melihat perubahan dan masa-masa transisi. Beragam pendapat yang dilontarkan, ada yang merasa sedih karena kehilangan teman-teman yang “baik” dengan mereka, ada juga yang bilang maju terus karena Tuhan selalu bersama kita selamanya dan tak sedikit mereka bilang tidak masalah dengan perubahan yang terjadi dan harus maju terus menjalankan visi misi baik pribadi maupun organisasi.

Kesempatan berbicarapun diberikan kepada saya sebagai volunteer, sayapun mengatakan dengan jujur dan tidak di buat-buat J “Saya menikmati setiap perubahan dan masa transisi yang terjadi dalam hidup saya, karena saya meyakini dan menghidupi apa yang saya yakini ini bahwa apapun itu yang terjadi pasti selalu mendatangkan kebaikkan dalam hidup saya. Mengacu pada perkataan dari Tuhan yang saya percayai yang mengatakan Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia . Jadi apapun itu perubahan dan masa transisi yang terjadi dalam hidup saya baik itu hal-hal yang enak ataupun memberatkan, saya akan tetap memilih untuk mengasihi Tuhan dan saya percaya akan berakhir pada suatu hal yang paling baik yang diberikan Tuhan untuk hidup saya. Hmmmmm…berbicara tentang perubahan dan masa transisi, saya mengalami berkali-kali dalam hidup ini. Dimulai dari sejak saya bayi, menurut cerita yang saya dengar dari kedua orangtua kandung saya, sejak kecil saya selalu berpindah tangan J maksudnya karena kesibukkan daripada orangtua saya yang membuat kue dan makanan kecil untuk menghidupi keluarga, mereka menitipkan saya kepada tetangga sekitar dan itupun setiap hari keluarga yang merawat saya selalu berbeda…ouw poor baby J setelah menginjak usia 5 tahun, saya mengalami perpindahan rumah yang pertama kali dalam hidup ini karena kami kena gusur dari pemerintah yang punya program pelebaran jalan di bantaran sungai Banjir Kanal barat Semarang. Kami sekeluargapun pindah, karena mungkin waktu itu uang ganti dari pemerintah terlalu sedikit atau sepertinya memang kami keluarga ekonomi rendah maka tidak mampu membeli rumah baru dan kamipun hanya mampu kontrak tanah dan mendirikan rumah seadanya dari sisa-sisa material dari rumah lama yang kena gusur J itu perubahan dan masa transisi sulit bagi kami karena sebelumnya kami nyaman tinggal di rumah sendiri eh sekarang kami harus tinggal di rumah “baru” seadanya dan yang mengerikan adalah tanah yang keluarga kami kontrak adalah bekas rawa, maka tak heran ketika hujan deras sedikit pasti rumah kami banjir. Satu-satunya hiburan buat kami adalah ketika banjir datang kami mendapatkan berkah yaitu banyak belut yang jalan-jalan di dalam rumah kami J mereka ada di kolong tempat tidur, kadang di bawah kursi dan lucunya kami juga banyak menemukan lubang-lubang tempat belut bersembunyi maka terjadilah mancing belut di dalam rumah J tidak ketinggalan juga kepiting-kepiting besar menjelajah rumah kami tapi sayang jenis mereka tidak bisa kami makan L. Kami tinggal di rumah ini kurang lebih 3 tahun dan setelah itu orang tua kami berhasil membeli tanah dan mendirikan rumah sederhana di wilayah perbukitan yang ada di kota Semarang bagian barat. Perpindahan dan transisipun terjadi, dulunya kami tinggal di wilayah ramai padat penduduk sekarang tinggal di tempat sepi penduduk yang di kelilingi perkebunan rakyat yang luas ditambah sayapun harus pindah sekolah karena sekolah lama jaraknya cukup jauh untuk anak sekecil saya yang pada waktu itu berumur 8 tahun dan masih imut J kawan lama hilang dan harus merajut tali pertemanan baru dengan orang-orang di sekitar rumah dan di sekolah baru.

Saya tinggal di tempat ini sampai usia 19 th dan tepatnya setelah lulus dari SMU saya memutuskan untuk melanjutkan belajar di salah satu tempat pelatihan di Kopeng Kabupaten Semarang dimana mereka mencetak orang-orang untuk terjun ke masyarakat dan diharapkan mampu melakukan sesuatu untuk community development, jujur ini waktu yang sulit ketika saya memutuskannya karena ini pertama kalinya saya berpisah dengan orang tua dan saudara-saudara saya. Malam pertama ketika saya ada di asrama sayapun homesick dan kangen berat sama orangtua dan saudara-saudara saya, sayapun menangis dan membuat saya susah tidur….ouwww…tapi seiring berjalannya waktu perasaan itu bisa saya take over. Jalur training yang saya ambil adalah 1 tahun kami diperlengkapi di asrama dan 6 bulan kami di utus untuk terjun ke masyarakat, oleh mereka saya di utus bersama ketiga teman saya untuk membantu masyarakat suku anak dalam di pedalaman rimba pulau Sumatra yang berada di wilayah kabupaten Jambi. Perubahan lagi J dulunya tinggal di desa yang masih banyak fasilitas dan harus hidup di hutan belantara dimana tidak ada jaringan listrik, air bersih dan ketiadaan fasilitas yang biasa kita temui di kehidupan wilayah yang sudah tersentuh perhatian pemerintah. Kamipun melaluinya sesuai dengan komitmen waktu yang diberikan walaupun saya mengalami 3 kali Malaria. Setelah di nyatakan lulus dari tempat training tersebut, saya tidak kembali kepada keluarga saya tetapi memutuskan untuk gabung di yayasan yang menaungi tempat training saya untuk belajar lagi dan membantu program-program kemasyarakatan yang mereka kerjakan.

Setelah kurang lebih mengabdi selama 3 tahun, saya memutuskan pindah dan ikut seseorang yang baik yang baru punya rumah baru di kota Salatiga. Saya mengenal beliau di yayasan tempat saya mengabdi sebelumnya, saya tinggal dan membantu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada di rumah. Di kota ini saya punya kesempatan untuk melanjutkan study di bangku kuliah. Saya melanjutkan kuliah di sekolah tinggi bahasa asing jurusan sastra inggris akan tetapi singkat cerita karena saya bloon maka sayapun dropped out di semester 2, sayapun jadi pengangguran sukses tapi masih tinggal bersama seorang yang baik itu. Juli 2006 saya kuliah lagi masuk di program Usaha Perjalanan Wisata Universitas Kristen Satya Wacana, kuliah lagi..teman baru..transisi lagi J kali ini saya niat belajar dan sayapun lulus tepat waktu. Kuliah dinyatakan resmi lulus, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang travel agency merekrut saya sebagai staf di bagian ticketing. Dari perusahaan inilah cikal bakal saya bisa end up di Pulau Dewata karena saya bertemu costumer yang setia menggunakan jasa kami yang adalah keluarga dari negeri Paman Sam dan yang akhirnya memungut saya untuk dijadikan punggawanya untuk membantu pekerjaan yang mereka lakukan di Bali. 5 januari 2011 saya hijrah ke Bali dan tinggal bersama keluarga Amerika ini, pindah lagi..terjadi perubahan…ada lagi masa transisi J awalnya saya merasa berat! Terjadi culture shock dimana saya seorang jawa yang halus J tidak to the point, senyam-senyum gak jelas bertemu dengan budaya Amerika pantai timur yang ceplas-ceplos, to the point tanpa tendeng aling-aling dan nada bicaranya meledak-ledak…hmmmm tapi sekali lagi semua bisa di lewati dan culture shock itu sudah mereda.
Setelah 6 bulan tinggal bersama, mereka mengajar saya untuk hidup mandiri dengan cara mengontrak rumah selama 1 tahun untuk saya dimana saya yang manage semua hak dan tanggung jawab selama saya tinggal di rumah kontrakkan tersebut…pindah lagi..transisi lagi dan mikir lagi. Setelah 1 tahun berlalu, saya memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrakkan rumah tersebut melainkan bergabung sebagai volunteer dalam organisasi yang cinta akan masyarakat yang basenya terletak di daerah Jimbaran Bali ini tepatnya 26 Juni 2012 lalu. Pindah lagi transisi lagi dan lebih ruwet culture shocknya karena bertemu teman-teman dari belahan bumi barat utara timur selatan seperti : Canada, Afrika Selatan, Australia, New Zealand, Brazil, India, Amerika lagi, Korea Selatan, Jerman ditambah teman-teman dari berbagai daerah yang ada di negeri Indonesia tercinta. Sampai sekarang saya masih ada dalam proses untuk berintegrasi dengan teman-teman tersebut di atas. Dalam hal ini setiap perubahan, perpindahan dan masa transisi yang terjadi dalam kurun waktu 29 tahun 6 bulan 8 hari dimana masa saya ada di bumi ini dan sampai saat menulis tulisan ini, saya percaya semuanya itu hanyalah mendatangkan kebaikan yang bertujuan mengembangkan semua potensi yang Tuhan berikan dalam hidup saya. Saya siap dengan segala bentuk dan masa perubahan dalam hidup ini dan terus akan memilih untuk mengasihi Tuhan. Dengan rasa penuh syukur dan antusias saya mengucapkan Selamat datang kepada perubahan!

3 comments:

  1. i cried when i read this.. :') trimakasih krna kk juga sudah membawa perubahan dalam hidupku..:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ouw..ouw.. :) terimakasih juga ama sudah mewarnai hidup saya dan memberi inspirasi yang membuat saya berani mencoba hal baru. you've done great my man!

      Delete
  2. hahaha pria tangguh :D iya bro hidupku berwarna dan penuh kasih karunia :D yeaaaah....dgn berat pantat aku berkata:keep rocks bro!!!!!!!!! hahaha....
    salam balik dr Bali.

    ReplyDelete