Lombok #12 : Potret Pendidikan Daerah, Air Terjun dan
Lagu Baru.
Lombok lagi! Ya inilah perjalanan
yang saya akan lakukan bersama tim setiap bulan untuk melaksanakan “program”
daripada organisasi kami bernaung dimana mengusung salah satu tema people helping people , sepertinya
kayaknya kalau tidak salah J
program in masih ada 4 tahun lagi soalnya yang saya tahu organisasi kami ada
komitmen 5 tahun untuk membantu sebanyak-banyaknya orang khususnya di Lombok
Utara terhitung sejak tahun lalu yang bekerja sama dengan salah satu LSM internasional yang memiliki "pekerjaan" di wilayah ini. Perjalanan di bulan Juli 2012 ini jatuh pada
tanggal 17-18 dan seperti biasa kami datang untuk memberikan sedikit banyak
akan pengetahuan tentang seluk beluk
pengertian kebencanaan dan yang menjadi targetnya adalah anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah dasar juga menyempatkan waktu sedikit untuk “mengunjungi”
daya tarik wisata yang ada di wilayah ini J. Inilah cerita singkat perjalanan saya, Sisi,
Dharma, Maya dan Putra yang adalah teman kami seorang gitaris handal yang menyempatkan
waktunya untuk bergabung dengan kami.
Day 01
Setelah mendarat di Bandara
International Lombok (BIL) kami langsung menuju mataram untuk bertemu teman
rekan saya yaitu Dharma dan Maya sekaligus makan siang sebelum bertolak ke
utara untuk mengajar di salah satu Sekolah Dasar yang di jadwalkan jam 2 siang. Setiap bulan
kami mendatangi sekolah-sekolah yang berbeda dan setiap bulan kami selalu
mendapatkan pengalaman baru yang berharga, kunjungan di hari pertama kami
mendapat kesempatan untuk berbagi dengan anak-anak SD di desa Sambik Elen di
Lombok Utara. Desa ini terletak di kaki gunung Rinjani, kami perlu bertanya
berulang kali kepada penduduk yang kami temui untuk mendapati lokasi wilayah
yang terletak jauh dari jalan utama dan harus melalui jalanan sepi yang
membelah perkebunan warga desa ini. Singkat cerita kamipun berhasil menemukan
desa ini dan sekolah dasar mereka yang akan kami gunakan untuk pelatihan. Dalam
membagikan pengetahuan ini kami menggunakan metode yang sama tapi ada sedikit
improvisasi, yang jelas basicnya
adalah memberikan pengertian tentang bencana, membagi kelas dalam kelompok
kecil dan mengajak mereka melihat cuplikan video kasus bencana lalu menuntun
mereka untuk berdiskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar
pengertian bencana dan hal-hal yang ada dalam video kasus lalu di akhiri dengan
presentasi dari perwakilan masing-masing kelompok. Hasilnya menurut kami mereka
sangat menikmati waktu ini dan membuat mereka yakin bahwa mereka mampu
memberikan sumbangsih kepada masyarakat untuk kedepannya. Kamipun percaya akan
hal itu. Pasti segala sesuatu yang kami lakukan tidak akan pernah kembali
sia-sia.
Sekolah Dasar yang kami tuju di hari pertama. |
Di hari pertama ini kami
mendapati pengalaman yang benar-benar membuka mata kami akan potret pendidikan
yang buram di sejumlah daerah di Indonesia, mengapa kami berpikir seperti ini? Hal
pertama ketika kami melihat bangunan dan lingkungan Sekolah Dasar ini adalah bergumam
..”waduh kok kayak gini ya bentuknya?” Sekolah Dasar yang kami kunjungi ini
jauh dari sempurna jika kita bandingkan dengan Sekolah Dasar yang biasa kami
temui di perkotaan. Dari segi bangunan, hanya terdiri dari 3 ruang yang di
pakai untuk 2 ruang kelas, 1 ruang guru. Ruang kelas sangat sederhana sekali,
walaupun sudah menggunakan whiteboard tetapi bangku dan meja belajar masih apa
adanya juga semua jendela yang ada mlompong tanpa ada kaca ataupun kawat
ventilasi yang sungguh mengganggu dalam pemutaran video karena kelas terang
benderang dengan banyaknya intesitas cahaya yang menerobos bebas melalui
jendela. Halaman daripada Sekolah Dasar ini juga masih apa adanya, tanahnya
tidak rata alias bergelombang dan banyak di tumbuhi semak-semak tanaman liar. Papan
nama Sekolah juga tampil asal ada hanyalah papan putih yang di cetak
tangan bertuliskan nama SD saja dan sudah mulai luntur serta yang unik sekali kami tidak melihat adanya
toilet di sekitar bangunan SD ini akan tetapi ada kebun luas di belakang
bangunan J
yes I did!. Mendengar tentang Kegiatan Proses Belajar Mengajar di Sekolah ini
kamipun juga sedih, satu kelas di gunakan untuk menampung 2 sampai 3 tingkatan kelas
yang ada seperti contoh kelas 5 dan 6 bisa duduk di kelas yang sama dan juga
seringnya ketidakhadiran dari tenaga pengajar yang ada.
Bergaya bersama untuk kenang-kenangan :) |
Kemajuan suatu bangsa salah
satunya dapat terlihat dari pencapaian hasil pembangunannya, untuk dapat
melakukan pembangunan yang berkesinambungan dipastikan perlu sumber daya
manusia yang unggul. Dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul unsur yang
paling utama dan penting adalah
pendidikan. Bagaimana mungkin mendapatkan sumber daya manusia dengan kualitas
baik jika lembaga pendidikan yang ada belum layak? maka konsekuensi logis dari
hal ini adalah perhatian pemerintah
pusat maupun daerah terhadap sektor pendidikan, sedangkan wujud penerapan
tersebut dalam bentuk kebijakan ataupun alokasi dana dalam sektor pendidikan. Ngomong-ngomong,
saya pernah ngobrol dengan salah seorang yang berprofesi sebagai dosen yang
juga menaruh perhatian kepada dunia pendidikan di Indonesia. Dalam obrolan kami
Ibu dosen itu mengatakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2012
memberikan porsi sebesar 20% untuk sektor pendidikan. Dari jumlah dana APBN
sebesar Rp. 1.435 triliun, sebanyak Rp. 288,8 triliun dialokasikan untuk
meningkatkan mutu sektor pendidikan. Menurut saya jumlah tersebut banyak sekali
dan menjadi sebuah kebaikan bila kemudian anggaran pendidikan tersebut
dimanfaatkan semaksimal mungkin dan tepat sasaran. Akan tetapi muncul lagi
pertanyaan dana itu sudahkah dimanfaatkan semaksimal mungkin dan tepat sasaran
kalau menilik Sekolah Dasar yang saya kunjungi bersama tim di Lombok Utara ini?
Waduh pusing ah mikirin dan mereka-reka lari kemana saja aliran dana tersebut.. kembali ke tim saya, dalam obrolan perjalanan setelah selesai
pelatihan, ada niatan dari salah satu teman kami untuk mengadopsi SD ini melalui
yayasan yang sudah dibentuknya. Intinya ingin membawa perubahan baru dimana
akan membangun fasilitas yang mendukung sarana kegiatan belajar mengajar dan
menambah tenaga pengajar yang berkomitmen dan terdidik yang nantinya akan
tinggal lama di tempat ini. Sungguh ini ide serius yang sedang bersama kami
pikir dan gumulkan, kami belajar dengan tulus untuk memberi apa saja yang bisa
kami berikan untuk kebaikan dan kemajuan bersama. semua itu terinspirasi dari Pak Kennedy
yang pernyataannya kami cerna sebagai berikut jangan tanya apa yang bisa negara
berikan untuk kita tetapi kita bertanya,berpikir dan bertindak apa yang bisa
kita berikan untuk negara. Yah..kami akan terus belajar dan bertindak untuk
negara ini.
Day 02
Kami menginap di salah satu
penginapan yang berderet-deret di sepanjang jalan desa di wilayah Desa Senaru
yang merupakan salah satu akses pendakian ke gunung Rinjani. Hari ke dua kami
ada jadwal untuk mengadakan pelatihan di salah Sekolah Dasar yang juga masih di
wilayah Desa Sambik Elen jam 10 pagi. Karena waktu pelatihan tidak terlalu
pagi, maka saya gunakan kesempatan ini bersama 2 teman saya yang lain untuk
eksplorasi ke kawasan cagar alam taman nasional gunung rinjani dimana di
kawasan ini terdapat air terjun yang indah J untuk menuju ke air terjun kami harus menempuh jarak
kurang lebih 1 km dari penginapan kami, wisata air terjun ini menjadi daya
tarik wisatawan dan pemerintah setempat menaruh perhatian yang cukup baik
dengan membangun jalan setapak yang bagus untuk menuju air terjun dan juga
membangun banyak gazebo untuk peristirahatan jikalau wisatawan letih menaiki
dan menuruni anak tangga yang ada di jalan setapak menuju air terjun ini. Kami
tidak tahu berapa harga tiket masuk ke wisata air terjun yang bernama sindang gila ini, karena kami
datang terlalu pagi dan belum ada petugas yang berjaga di loket pintu masuk..jadi
ini bukan salah saya J. Sesampainya
di air terjun saya pun langsung buka baju dan mandi ria di bawah guyuran air
terjun tanpa menghiraukan dinginnya air pada saat itu, terasa nikmat sekali kawan..
serasa pijet refleksi yang menyegarkan badan. Sudah puas di air terjun kamipun
pulang ke penginapan untuk mandi dan sarapan sebelum memulai aktivitas
sepanjang hari itu.
Mejeng di air terjun dan mejeng sebelum ngajar. |
Pukul 9. 30 pagi kami berangkat
menuju Sekolah Dasar yang terletak di jalan utama desa Sambik Elen, hanya 15
menit perjalanan saja dari tempat kami menginap. Murid yang hadir di pelatihan
ini adalah murid kelas 5 dan kelas 6. Mereka sangat antusias menunggu
kedatangan kami, ini di tunjukkan mereka dengan datang pukul 7 pagi dan mempersiapkan
kelas dengan sedemikian rupa seperti; menyapu, mengepel dan menata bangku
serapi mungkin. Di sekolah ini kami juga disambut oleh para guru yang ada dan
memberikan kesempatan untuk mengambil penuh jam dan metode pelatihan sesuai
yang kami sudah persiapkan. Metode yang kami pakai masih tetap sama dengan
metode yang kami pakai dalam pelatihan di sekolah-sekolah dasar sebelumnya. Ada
kesenangan lain dari tim kami yaitu selain menyelesaikan pelatihan dengan baik,
kami juga berhasil share tentang mimpi kepada mereka. Salah satu teman kami
berhasil menantang mereka untuk punya mimpi yang besar! Mimpi itu tidak bayar
alias gratis kalau begitu kenapa kita cuma mimpiin hal-hal yang kecil? Ubah dong..mari
kita mimpiin hal-hal yang besar! Dan merekapun dengan bantuan kami juga telah berhasil menciptakan lagu yang
berbicara kita semua anak pintar yang rajin belajar, punya mimpi besar dan
tidak takut untuk maju J
Setelah kegiatan selesai, kami
kembali ke penginapan untuk mandi lagi kemudian check out dan melanjutkan
perjalanan ke BIL untuk terbang pulang ke Bali tapi tidak lupa mampir ke kota
Mataram untuk berburu Ayam Taliwang sebagai menu makan siang kami J
Sungguh kami semua mengucap syukur untuk kesempatan ini dimana kami bisa
mengembangkan diri kami sendiri dan juga orang lain. Mari bung kita bersama
mengembangkan diri lalu beri kontribusi yang baik buat negeri ini. Amin.
Jangan tanya apa yang Negara
berikan padamu, Tetapi Tanya apa yang kamu berikan pada Negara. (Jhon F.
Kennedy)
*) dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment