Perasaan untuk tinggal lebih lama
di Singapura terasa sangat kuat. Berat rasanya meninggalkan negara ini karena
belum semua tempat kami kunjungi J.
Hari itu tanggal 1 Agustus 2013 kami harus meninggalkan Singapura untuk kembali
ke Indonesia, urusan utama pembuatan visa sosbud untuk istri sudah selesai dan
tiket pulang sudah di booked mau tidak mau kami harus pulang.
Bukit Gombak Market |
Rencananya kami ingin bermain ke
Johor Bahru bagian wilayah negara Malaysia yang paling dekat dengan Singapura
hari itu, namun mengingat flight kami sore hari jam 4 maka keinginan itu kami
batalkan takut gak keburu lalu ketinggalan pesawat malah bisa jadi bencana
lokal yang akan kami ingat sepanjang masa nantinya J. Sebagai gantinya kami
memilih untuk belanja di pasar lokal dekat apartemen dimana kami tinggal. Pasar
traditional disana mirip-mirip dengan pasar tradisional di negara kita hanya
saja oleh pemerintah sana di buatkan tempat yang lebih rapi, teratur dan
bersih. Di pasar yang bernama Bukit Gombak Neighbourhood Centre kami berburu
makanan lokal dan tak lupa mencari pakaian untuk ibu hamil. Setelah berlelah-lelah
di pasar, kami kembali ke apartemen untuk beres-beres dan merapikan apartemen
untuk di buat keadaannya kurang lebih seperti waktu ketika kami datang. “Saya
yang menyapu dan kamu yang mengepel ya”: kata istri saya untuk memulai waktu
beres-beres apartemen.
Kurang lebih pukul 12.20 siang
kami meninggalkan apartemen dan menuju Changi Airport dengan menggunakan kereta
MRT. Dari stasiun Bukit Gombak sampai dengan Changi harus melewati puluhan
stasiun karena jarak antara kedua stasiun itu berjauhan, Bukit Gombak di barat
dan Changi ada di wilayah timur Singapura. Capek rasanya berdiri terus di gerbong
MRT karena saking penuhnya penumpang kami tidak dapat tempat duduk L.
Sesampainya di stasiun MRT di Changi yang berada di Teriminal 2 Changi Airport,
kami langsung menuju Terminal 1 dengan menggunakan Sky Train dan sesampainya
disana kami langsung menuju counter check in maskapai yang akan kami tumpangi
untuk menuju Denpasar.
Changi Apt. |
Check in dan proses imigrasi
selesai, kami menuju ke Gate 36 dimana kami akan boarding melalui pintu
tersebut. Kami di kejutkan karena Gate tersebut tidak ada petugas yang siap
melayani kami dan pintu masuknya pun tertutup rapat L padahal waktu itu
adalah jam untuk para penumpang melewati proses boarding. Tidak lama kemudian
terdengar pengumuman yang mengatakan pesawat yang kami tumpangi mundur jam
terbangnya, dari jadwal sebelumnya yaitu pukul 04.00 sore ke pukul 21.45 malam.
“what the………” teriak kami berdua J…
“fiuuh kalau tahu seperti ini, seharusnya kita bisa main dulu ke Johor Bahru” :
pikir saya. Ya sudahlah mau tidak mau kami harus menunggu sampai nanti malam
untuk terbang ke Bali. Pihak maskapai memberikan voucher makanan di sebuah
restoran di Changi Airport kepada setiap penumpang sebagai bentuk permohonan
maaf mereka. Para penumpang berbondong-bondong menyerbu restoran yang
dimaksudkan untuk melahap makanan untuk rehat sejenak dan membuang kekesalan
seperti yang kami lakukan J.
Pesawat mania :) |
Waktu-waktu dalam penantian
pesawat kami lakukan untuk explroring salah satu bandara paling sibuk di dunia
itu. Menikmati toko-toko yang ada, jalan-jalan di taman buatan, lihat-lihat pesawat turun naik, menonton acara televisi
di ruang tunggu sampai sempat tertidur di kursi malas yang di sediakan bandara
untuk para penumpang yang mungkin transit atau mengalami delay untuk waktu yang
cukup lama. Sampai waktupun menunjukkan hampir jam 9 malam waktu Singapura dan sayup-sayup
jelasJ
terdengar pengumuman yang di tujukan kepada para penumpang maskapai dengan
tujuan Bali untuk harap segera melakukan boarding karena pesawat sudah tiba dan
siap mengangkut semua penumpangnya, kamipun bergegas menuju gate yang dimaksud
dan siap pulang ke tanah air tercinta. Syukur kami ucapkan kepada-Mu untuk semua ini,
kami kagum dan menikmati semua perbuatan-MU. Sampai berjumpa kembali Singapura.
No comments:
Post a Comment