Tuesday, September 17, 2013

Bermain di Yayasan IDEP


 
Bulan lalu tepatnya tanggal 27 Agustus 2013, saya dan teman-teman bermain ke Yayasan IDEP. Btw IDEP itu apa ya? IDEP itu sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1999 berbasis di Banjar Dauh Umah, Desa Batuan Kaler Sukawati Bali. Fokus dari organisasi ini pada program praktis yang memberikan edukasi dan memberdayakan masyarakat  setempat dalam pengembangan berkelanjutan, termasuk pengurangan resiko bencana, pengelolaan lingkungan melalui pendekatan permakultur dan pengembangan pendidikan. Saya dan teman-teman sangat senang karena apa yang menjadi minat kami dan yang sedang kami kerjakan sudah IDEP lakukan, artinya terus membangun hubungan dan belajar dari mereka akan menjadi modal kuat bagi saya dan teman-teman untuk semakin baik kedepannya dalam mengerjakan menghidupi minat-minat kami untuk mencintai diri sendiri, sesama dan alam semesta.
 


 

Salah satu edukasi yang di lakukan IDEP ke masyarakat yang mana mereka sharingkan ke kami pada hari itu adalah IDEP mengajak petani untuk kembali menggunakan benih organik bukan benih transgenik. Benih transgenik diproduksi oleh perusahaan industri melalui modifikasi secara genetik (GMO) dan tidak dapat direproduksi. Penggunaan benih transgenik membuat petani tergantung pada industri, varietas lokal hilang, kualitas panen rendah, biaya produksi tinggi, serta membahayakan kesehatan manusia karena membutuhkan pupuk kimia dan pestisida… wow…kami sedikit tercengang mendengar penjelasan dari Bli Gede salah satu staff yayasan IDEP pada saat itu karena kami pikir GMO merupakan hal yang lumrah dalam pertanian, tapi ternyata ada toh dampak sampingnya yang merugikan.

Yayasan IDEP mengembangkan jaringan petani lokal melalui pengadaan pelatihan permakultur. Sampai dengan saat ini melalui kerja sama yang erat, petani dari daerah Bangli dan Gianyar serta penghuni Lembaga Pemasyarakatan Bangli memproduksi benih dan menjualnya kepada IDEP. Kami juga membeli bibit dari IDEP untuk kami coba menanamnya dirumah.
IDEP tidak pelit membagikan ilmunya pada setiap kami untuk memulai memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk disulap menjadi lahan tanaman organik. Kalaupun dari kita tidak punya pekarangan dirumah, kita bisa mengakalinya J dan memodifikasi langkah-langkah yang dibagikan organisasi ini. Dimana ada kemauan di situ pasti ada jalan, berikut langkah-langkahnya bagi kita yang tertarik J :
 
Langkah 1 : Campur tanah, kompos dan pasir dengan perbandingan 1 : 2 : 1 lalu masukkan campuran tadi ke dalam pot dan beri air agar tanah lembab, kemudian ambil benih dan taburkan ke dalam pot.

Langkah 2 : Setelah bibit tumbuh setinggi 4 – 5 cm, kurang lebih sekitar 2 minggu setelah disemai, bibit dipisah atau di pindahkan ke dalam pot kecil yang terbuat dari daun kelapa yang diisi dengan tanah dan kompos, atau pisahkan dengan memberi kepalan tanah dan kompos pada akar bibit tersebut.

Langkah 3 : Setelah bibit setinggi  8 – 10 cm, kira-kira setelah 3 minggu bibit siap di tanam di bedeng pekarangan kita.

Langkah 4 : agar bedeng pekarangan tidak kering dan tanaman tumbuh dengan baik, bedeng kebun harus ditutupi dengan mulsa (jerami atau rumput kering) setebal 3 – 5 cm. Mulsa baik untuk tanaman karena nanti dia akan menjadi pupuk untuk tanaman.
Agar tanaman tumbuh dengan baik, lakukan penyiraman secara teratur agar tanah tetap lembab dan jangan lupa untuk melakukan pemupukan sekali seminggu. Penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan pagi hari jam 9 pagi atau sore hari setelah jam 5 sore. Thanks banyak IDEP buat waktu dan sharingnya itu sangat bermanfaat bagi kami dan tim. Blessings

 

Yayasan IDEP Selaras Alam

Banjar Dauh Uma, Desa Batuan Kaler, Sukawati, Gianyar 80582, Bali.

T/F  +62 361 294 993

No comments:

Post a Comment