Lombok : Jangan Jemu Menanam
Benih yang Baik
Minggu lalu, tepatnya tanggal
18-20 Juni saya dan teman-teman berada di Lombok lagi untuk kesekian kalinya
tapi untuk pertama kalinya kami ketinggalan pesawat dari Bali menuju ke Lombok :D yang seharusnya
pagi jam 9 berangkat eh malah jadi sore hari jam 4 plus kena delay 2 jam…aduuuuuh
J. Dalam perjalanan ini tentunya
kami masih setia kerja bareng bersama World Relief untuk berbagi ilmu dengan
masyarakat salah satu desa yang berada di Kabupaten Lombok Utara dimana Desa
tersebut terdiri dari 16 dusun mengenai Disaster
Risk Reduction, kalau dalam bahasa kami metode ini kami sebut dengan Penilaian Resiko Bencana secara
Partisipatif (PRBP). Latar belakang yang mendasari program ini di karenakan
Indonesia adalah sebuah negara yang lokasi dan geologi terletak sangat rentan
terhadap jenis bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor,
badai, angin topan, wabah penyakit, kekeringan, kebakaran, gunung meletus dan
banyak lagi. Belakangan ini bencana terjadi di Indonesia setiap tahunnya, namun
yang pasti bahwa banyak bencana yang dapat dihindari atau paling tidak
kerusakkannya dikurangi dengan memperkecil resiko yang dihadapi masyarakatnya. Pengurangan
resiko bencana telah sangat bermanfaat di banyak negara lain di dunia, dalam
menyelematkan hidup dan melindungi mata pencarian mereka. Upaya yang ingin di
wujudkan adalah untuk melakukan pengurangan resiko bencana di Indonesia dengan memakai
metodologi PRBP ini sebagai panduan awal.
Dengan adanya metodologi PRBP ini
diharapkan bahwa semua lapisan masyarakat yang akan mengambil peran utamanya
yaitu siap sedia dan mampu menghadapi bencana apapun yang mungkin bisa terjadi
di dalam komunitasnya. Dalam Metodologi PRBP ini sangat membantu kita sebagai
masyarakat dalam menilai resiko bencana di komunitas kita, membantu untuk
mengetahui dan memahami kelompok rentan yang ada di komunitas, membantu dalam
mengidentifikasi kapasitas serta membantu dalam membuat rencana tindakan yang
akan memperkecil resiko bencana di komunitas kita.
Landasan hukum dalam menjalankan
metodologi PRBP ini tertuang dalam UU
No. 24 tahun 2007 pasal 26 dan 27 tentang Hak dan Kewajiban Masyarakat,
berikut kutipannya :
Pasal 26
(1)
Setiap orang berhak :
a. Mendapatkan
perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana.
b. Mendapatkan
pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
c. Mendapatkan
informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan penanggulangan
bencana.
d. Berperan
serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penyediaan
bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial.
e. Berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya
yang berkaitan dnegan diri dan komunitasnya.
f.
Melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme
yang di atur atas pelaksanaan penanggulangan bencana.
(2)
Setiap orang yang terkena bencana berhak
mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar.
(3)
Setiap orang berhak untuk memperoleh ganti
kerugian karena terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi.
Pasal 27
Setiap orang berkewajiban :
1. Menjaga
kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian,
keselarasan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
2. Melakukan
kegiatan penanggulangan bencana.
3. Memberikan
informasi yang benar kepada public tentang penanggulangan bencana.
Target ataupun sasaran dari kami
dalam belajar dan mengajar metode PRBP ini adalah Pemimpin Desa dan jajarannya,
lalu di lanjutkan ke kelompok bapak-bapak yang ada di setiap dusun juga tidak
lupa kelompok ibu-ibunya serta tidak ketinggalan target kami adalah semua
anak-anak yang merupakan generasi pemimpin selanjutnya di masing-masing dusun
yang ada, dan bukan karena kebetulan untuk urusan anak-anak menjadi tanggung
jawab saya dan teman-teman dari Bali selama ini sejak tahun lalu. Saya dan
teman-teman masuk dusun satu ke dusun lainnya juga masuk sekolah satu ke sekolah
lainnya mulai dari SD, SMP sampai SMK yang berada di Kab. Lombok Utara. Begitulah
sekiranya tugas yang saya dan teman-teman emban selama bepergian ke Lombok
sampai dengan saat ini, kami sangat menikmatinya dan banyak pelajaran yang kami
dapatkan melalui tugas dan pekerjaan ini…yahhh kami senang sekali bisa membuat
kapasitas diri kami berkembang juga orang – orang yang kami temui di Desa
tersebut.
Btw..dalam perjalanan ini
selain berbagi tentang metode PRBP, kami juga sharing plus kampanye ke
anak-anak tentang 12 Nilai Dasar Perdamaian yang kami dapatkan melalui
pelatihan dari Peace Generation Bali awal bulan Juni ini. Inti dari training
tersebut adalah dapat memberi inspirasi dan dorongan bagi kita semua untuk
menjadi dan menciptakan generasi damai khususnya di negeri kita tercinta Indonesia
raya dengan Bhineka Tunggal Ika-nya. 12
Nilai ini disusun dengan orientasi pada perubahan cara pandang dan
perubahan sikap, dengan kurang lebihnya apa yang menjadi pembahasan adalah seperti
berikut ini :
1. Berdamai
dengan diri sendiri.
-
Menerima Diri.
-
Menghilangkan Prasangka.
2. Hambatan
menuju perdamaian.
-
Perbedaan Etnis.
-
Perbedaan Agama.
-
Perbedaan Jenis Kelamin.
-
Perbedaan Status Sosial Ekonomi.
-
Perbedaan Kelompok atau Geng
3. Jalan
menuju perdamaian.
-
Memahami Keragaman.
-
Memahami Konflik.
-
Menolak Kekerasan.
-
Mengakui Kesalahan.
-
Memberi Maaf.
Proper View of Self akan membawa kita kepada Proper View of
Others memotivasi kita
untuk Menjalin Hubungan/Mengatasi Konflik akhirnya
akan membuahkan kepada Hubungan yang
damai
Dan 12 nilai dasar perdamaian itu sendiri adalah :
#1. Aku Bangga Jadi Diri
Sendiri.
#2. No Curiga No
Prasangka.
#3. Beda Kebudayaan
Tetap Berteman.
#4. Beda Keyakinan Nggak Usah Musuhan.
#5. Laki-laki dan
Perempuan Sama-sama Manusia.
#6. Kaya Nggak Sombong Miskin Nggak Minder.
#7. Kalau Gentleman, Nggak Usah Nge-gank.
#8. Indahnya
Perbedaan.
#9. Konflik Bikin Kamu Makin Dewasa.
#10. Pake Otak Jangan Maen
Otot.
#11. Nggak Gengsi Ngaku Salah.
#12. Nggak Pelit
Memberi Maaf.
Indahnya dunia ini jika kita
semua menerima dan mengenal setiap diri kita akan kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing kita lalu menyayangi setiap individu lain dengan tidak mempedulikan
latar belakang apa yang mereka miliki serta menjaga dan merawat dengan baik
alam sekitar dimana kita tinggal dan hidup olehnya. Mari teman kita lakukan
bersama untuk kebaikan di kita bersama di dunia ini dan percaya saja hal
sekecil apapun yang kita lakukan itu tidak pernah kembali sia-sia!
Berbahagialah orang yang menanam kebaikan dan membawa damai bagi semua orang!
No comments:
Post a Comment