Thursday, June 27, 2013


Lombok : Jangan Jemu Menanam Benih yang Baik

Minggu lalu, tepatnya tanggal 18-20 Juni saya dan teman-teman berada di Lombok lagi untuk kesekian kalinya tapi untuk pertama kalinya kami ketinggalan pesawat  dari Bali menuju ke Lombok :D yang seharusnya pagi jam 9 berangkat eh malah jadi sore hari jam 4 plus kena delay 2 jam…aduuuuuh J. Dalam perjalanan ini tentunya kami masih setia kerja bareng bersama World Relief untuk berbagi ilmu dengan masyarakat salah satu desa yang berada di Kabupaten Lombok Utara dimana Desa tersebut terdiri dari 16 dusun mengenai Disaster Risk Reduction, kalau dalam bahasa kami metode ini kami sebut dengan Penilaian Resiko Bencana secara Partisipatif (PRBP). Latar belakang yang mendasari program ini di karenakan Indonesia adalah sebuah negara yang lokasi dan geologi terletak sangat rentan terhadap jenis bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, badai, angin topan, wabah penyakit, kekeringan, kebakaran, gunung meletus dan banyak lagi. Belakangan ini bencana terjadi di Indonesia setiap tahunnya, namun yang pasti bahwa banyak bencana yang dapat dihindari atau paling tidak kerusakkannya dikurangi dengan memperkecil resiko yang dihadapi masyarakatnya. Pengurangan resiko bencana telah sangat bermanfaat di banyak negara lain di dunia, dalam menyelematkan hidup dan melindungi mata pencarian mereka. Upaya yang ingin di wujudkan adalah untuk melakukan pengurangan resiko bencana di Indonesia dengan memakai metodologi PRBP ini sebagai panduan awal.

Dengan adanya metodologi PRBP ini diharapkan bahwa semua lapisan masyarakat yang akan mengambil peran utamanya yaitu siap sedia dan mampu menghadapi bencana apapun yang mungkin bisa terjadi di dalam komunitasnya. Dalam Metodologi PRBP ini sangat membantu kita sebagai masyarakat dalam menilai resiko bencana di komunitas kita, membantu untuk mengetahui dan memahami kelompok rentan yang ada di komunitas, membantu dalam mengidentifikasi kapasitas serta membantu dalam membuat rencana tindakan yang akan memperkecil resiko bencana di komunitas kita.

Landasan hukum dalam menjalankan metodologi PRBP ini tertuang dalam UU No. 24 tahun 2007 pasal 26 dan 27 tentang Hak dan Kewajiban Masyarakat, berikut kutipannya :

Pasal 26

(1)    Setiap orang berhak :

a.       Mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana.

b.      Mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

c.       Mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan penanggulangan bencana.

d.      Berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial.

e.      Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dnegan diri dan komunitasnya.

f.        Melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang di atur atas pelaksanaan penanggulangan bencana.

(2)    Setiap orang yang terkena bencana berhak mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar.

(3)    Setiap orang berhak untuk memperoleh ganti kerugian karena terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi.

 

Pasal 27

Setiap orang berkewajiban :

1.       Menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

2.       Melakukan kegiatan penanggulangan bencana.

3.       Memberikan informasi yang benar kepada public tentang penanggulangan  bencana.

 

 

Target ataupun sasaran dari kami dalam belajar dan mengajar metode PRBP ini adalah Pemimpin Desa dan jajarannya, lalu di lanjutkan ke kelompok bapak-bapak yang ada di setiap dusun juga tidak lupa kelompok ibu-ibunya serta tidak ketinggalan target kami adalah semua anak-anak yang merupakan generasi pemimpin selanjutnya di masing-masing dusun yang ada, dan bukan karena kebetulan untuk urusan anak-anak menjadi tanggung jawab saya dan teman-teman dari Bali selama ini sejak tahun lalu. Saya dan teman-teman masuk dusun satu ke dusun lainnya juga masuk sekolah satu ke sekolah lainnya mulai dari SD, SMP sampai SMK yang berada di Kab. Lombok Utara. Begitulah sekiranya tugas yang saya dan teman-teman emban selama bepergian ke Lombok sampai dengan saat ini, kami sangat menikmatinya dan banyak pelajaran yang kami dapatkan melalui tugas dan pekerjaan ini…yahhh kami senang sekali bisa membuat kapasitas diri kami berkembang juga orang – orang yang kami temui di Desa tersebut.

 

Btw..dalam perjalanan ini selain berbagi tentang metode PRBP, kami juga sharing plus kampanye ke anak-anak tentang 12 Nilai Dasar Perdamaian yang kami dapatkan melalui pelatihan dari Peace Generation Bali awal bulan Juni ini. Inti dari training tersebut adalah dapat memberi inspirasi dan dorongan bagi kita semua untuk menjadi dan menciptakan generasi damai khususnya di negeri kita tercinta Indonesia raya dengan Bhineka Tunggal Ika-nya. 12  Nilai ini disusun dengan orientasi pada perubahan cara pandang dan perubahan sikap, dengan kurang lebihnya apa yang menjadi pembahasan adalah seperti berikut ini :

1.       Berdamai dengan diri sendiri.

-          Menerima Diri.

-          Menghilangkan Prasangka.

 

2.       Hambatan menuju perdamaian.

-          Perbedaan Etnis.

-          Perbedaan Agama.

-          Perbedaan Jenis Kelamin.

-          Perbedaan Status Sosial Ekonomi.

-          Perbedaan Kelompok atau Geng

 

3.       Jalan menuju perdamaian.

-          Memahami Keragaman.

-          Memahami Konflik.

-          Menolak Kekerasan.

-          Mengakui Kesalahan.

-          Memberi Maaf.

 

Proper View of Self            akan membawa kita kepada          Proper View of Others       memotivasi kita untuk           Menjalin Hubungan/Mengatasi Konflik   akhirnya  akan membuahkan kepada   Hubungan yang damai

 


Dan  12 nilai dasar perdamaian itu sendiri adalah :

#1. Aku Bangga Jadi Diri Sendiri.

#2. No Curiga No Prasangka.

#3. Beda Kebudayaan Tetap Berteman.

#4.  Beda Keyakinan Nggak Usah Musuhan.

#5. Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Manusia.

#6. Kaya Nggak Sombong Miskin Nggak Minder.

#7. Kalau Gentleman, Nggak Usah Nge-gank.

#8. Indahnya Perbedaan.

#9. Konflik  Bikin Kamu Makin Dewasa.

#10. Pake Otak Jangan Maen Otot.

#11. Nggak Gengsi Ngaku Salah.

#12. Nggak Pelit Memberi Maaf.

 

Indahnya dunia ini jika kita semua menerima dan mengenal setiap diri kita akan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kita lalu menyayangi setiap individu lain dengan tidak mempedulikan latar belakang apa yang mereka miliki serta menjaga dan merawat dengan baik alam sekitar dimana kita tinggal dan hidup olehnya. Mari teman kita lakukan bersama untuk kebaikan di kita bersama di dunia ini dan percaya saja hal sekecil apapun yang kita lakukan itu tidak pernah kembali sia-sia!

 

Berbahagialah orang yang menanam kebaikan dan membawa damai bagi semua orang!

No comments:

Post a Comment