(masih) Selandia Baru : merawat anak orang lain, Why not?
Masih seputar The Cullens sang
pemilik peternakan yang sangat luas sekali itu J
ternyata mereka tidak hanya menaruh kecintaan dalam merawat hewan-hewan yang
ada di peternakan tetapi mereka juga menaruh kecintaan yang sangat besar untuk
mengurus dan merawat anak manusia dari lain peternakan J J, hmmm…saya percaya kalau yang
satu ini sudah menjadi masalah umum di jagat raya kita dan artinya setiap
negara pasti memiliki masalah tersebut, yaitu “keluarga yang bermasalah” dimana
kebanyakan yang sering menuai ketidakadilan alias jadi korban utamanya adalah
anak-anak. Di Indonesia banyak kita jumpai, lalu bagaimana di Selandia Baru?
Jawabannya juga sangat banyak sekali keluarga yang bermasalah yang dapat di
jumpai di negeri kiwi ini, beragam contoh masalah kita dapat temukan di sana seperti
: keluarga dimana hubungan antara kedua orang tua tidak harmonis akhirnya
menuju ke pintu perceraian, lalu ada juga keluarga dimana salah satu figur
orang tua baik ayah atau ibu tidak berada di rumah karena di penjara, meninggal
dan kabur begitu saja dan akibat langsung figur orang tua satunya menjadi
depresi dan tidak menginginkan keberadaaan anak-anak, ada juga keluarga dimana
orang tua sama-sama kecanduan drugs dan anak-anak menjadi tidak terurus serta
tidak sedikit dari mereka menjadi korban penganiayaan orang tuanya. Melihat
fenomena tersebut the Cullens bertindak dengan membuka rumahnya untuk menerima
dan merawat anak-anak korban dari keluarga yang bermasalah seperti mereka
merawat anak-anak mereka sendiri.
Semua ini berawal kurang lebih 15
tahun yang lalu, Mrs. Sheryl Cullen seperti menjerit hatinya setelah melihat
banyak sekali anak-anak di kotanya terlantarkan dan tidak terurus karena di
sebabkan masalah yang terjadi dalam keluarga, anak-anak itu tidak mendapat
perlindungan, tidak mendapatkan cinta dan bimbingan dari figur orang tua yang
semestinya layak untuk mereka dapatkan. Pada waktu itu dia hanya menganggap perasaan
itu semua sebagai naluri yang muncul dari seorang Ibu saja, akan tetapi setiap
hari bertambah kuat lalu iapun berdoa dan membagikannya kepada Wes sang suami.
Singkat cerita Ibu muda itu mendapati kalau sebuah naluri atau passion atau
hasrat atau keinginan dari hati ini hanya di biarkan begitu saja tanpa di ikuti
tindakan maka tidak akan berdampak apa-apa, naluri yang membuat hatinya
menjerit itu tidak akan pernah membuat anak-anak yang terlantarkan di kotanya
menjadi lebih baik sampai dia melakukan sesuatu tindakan nyata yang bisa
menjawab kebutuhan daripada anak-anak tersebut. Maka dari itu Sheryl mengambil
ketetapan hati untuk membuka hidupnya dan rumahnya untuk menjadi tempat dimana
anak-anak dari keluarga bermasalah itu mendapati kebutuhan mereka, dan hal itu mendapat
dukungan penuh dari sang suami walaupun masa itu merupakan masa awal-awal
pernikahan mereka..hmmm nampaknya naluri seorang wanita telah membuka hati sang
pria itu untuk memiliki passion yang sama..sungguh memang metal keluarga ini J J
Di negeri Kiwi bagi masyarakatnya
yang ingin membuka pintu rumahnya untuk menampung dan merawat anak-anak orang
lain haruslah mendapat legalitas ataupun ijin dari pemerintah, atas dasar
tersebut the Cullens mengajukan diri ke pemerintah untuk mendapat ijin guna
merealisasikan passion yang mereka miliki. Berbagai prosedur banyak di lewati
dalam proses ini seperti : orang dari pemerintahan akan meninjau tentang
seberapa “sehat”kah keluarga ini, adakah catatan-catatan kriminal, kelayakkan
rumah hunian dan sampai kekayaanpun di tinjau oleh mereka. Alasan-alasan
tersebut bukannya untuk mempersulit keluarga-keluarga di Selandia Baru untuk fostering anak-anak dari keluarga yang
bermasalah akan tetapi ini bukti keseriusan dari pemerintah negeri itu dalam
menanggapi fenomena ini, pemerintah Selandia Baru mempercayai bangsa yang kuat
merupakan produk dari keluarga yang kuat karena keluarga yang kuat akan
menghasilkan generasi-generasi yang baik yang nantinya akan memimpin bangsa
mereka ke arah yang lebih baik dan sebaliknya jika keluarga-keluarga yang ada
merupakan keluarga yang bermasalah maka akan munculah generasi yang bermasalah,
lalu yang terjadi adalah jika bangsa mereka di pimpin oleh generasi yang
bermasalah maka tidak akan lama Selandia Baru ada di ambang kehancuran. Jadi pemerintah
benar-benar selektif dalam memilih keluarga-keluarga yang ingin melakukan fostering tersebut di sisi lain
pemerintah juga memiliki wewenang yang kuat untuk mengambil alih kepengurusan
anak dalam artian jika pemerintah mendapati sebuah keluarga yang bermasalah dan
mendapati kepentingan anak-anak mereka terabaikan maka mereka akan bertindak,
pemerintah melalui staffnya akan turun tangan menolong keluarga bermasalah
tersebut untuk mengangkat akar permasalahan dan jikalau semua itu menemui jalan
buntu serta dinilai masalah tidak terselesaikan maka pemerintah berhak untuk
mengambil alih hak asuh anak mereka lalu pemerintah merawat anak-anak tersebut di
panti asuhan dan juga merujuknya kepada keluarga-keluarga lain yang ingin
merawat anak-anak tersebut. Well..setelah melewati semua proses yang ada, The
Cullens pun mendapat ijin dari pemerintah untuk menjadikan keluarga dan
rumahnya menjadi rumah dan keluarga baru bagi anak-anak dari keluarga
bermasalah yang ada di kotanya.
Sampai saat ini sudah belasan
anak-anak yang keluar masuk di rumah mereka. Tidak ada program ataupun metode
khusus dalam fostering ini, semua hanyalah berjalan secara normal sebagaimana
yang kita lihat pada proses merawat anak pada umumnya. Mereka sejak usia anak-anak
di rawat dan di bekali nilai-nilai kehidupan dan agama, sampai di nilai sudah dewasa
dan mandiri maka the Cullens merelease
anak-anak tersebut untuk memulai petualangan baru di hidup mereka, dan tidak
diragukan kalau semua itu membutuhkan banyak sekali pengorbanan yang di keluarkan
baik secara material maupun spiritual J..tapi
yang saya dengar melalui the Cullen, semua pengorbanan itu menjadi kesukaan
tersendiri bagi mereka karena mereka sudah mengerjakan bagiannya dan mengikuti
dorongan hati yang ada pada mereka. Ketika saya berada bersama mereka, sayapun sempat
menanyakan akan biaya-biaya yang dibutuhkan dalam fostering ini dan pasti
sangat besar sekali, lalu dari mana mereka mendapatkannya? Mereka menjawab
“bahwa selalu ada berkat yang mencukupkan dan tidak tau datangnya
darimana..tapi selalu dan selalu ada berkat yang mencukupkan”…hmmm sayapun
tanya lagi akan “keberhasilan”dalam fostering yang mereka lakukan : apakah
semua anak-anak yang datang berhasil mereka ubahkan dan menjadikan pribadi yang
dewasa serta mandiri? Jawabannya No! banyak juga yang “tidak berhasil” seperti
kabur, masih mempertahankan kebiasaan buruk, dan pastinya membuat mereka stress
dan bertanya why…why? Padahal mereka sudah mencoba yang terbaik tapi tetap saja
tidak ada perubahan..tetapi sikap yang menyenangkan tetap saja ada pada the
Cullens kalau semua permasalahan itu tidak menyurutkan passionnya dalam terus
melakukan fostering malahan
menjadikannya sebagai bahan evaluasi diri untuk menjadikan mereka semakin baik
dalam merawat anak-anak kedepannya. Saat ini Wes dan Sheryl Cullen memiliki 4
anak kandung tapi itu tidak membuat mereka punya alasan untuk stop fostering
anak-anak lain korban dari keluarga yang bermasalah malahan mendidik anaknya
untuk punya passion yang sama seperti mereka: mengasihi orang lain seperti kita
mengasihi diri sendiri dan saya lihat anak-anak mereka tidak punya masalah
dengan keberadaan anak-anak lain di rumah mereka malahan enjoy dalam kehidupan keseharian
dengan hak dan kewajiban yang sama.
Saya juga percaya kalau keluarga
seperti the Cullens juga banyak kita temui di negeri kita tercinta Indonesia
ini..ya banyak sekali keluarga-keluarga di Indonesia mengambil bagian untuk
menerima dan merawat anak-anak yang terbuang dari keluarga asal mereka. Biarlah
kisah dari the Cullens dan keluarga-keluarga di Indonesia yang mengambil bagian
dalam fostering itu mengispirasi kita untuk melakukan tindakan nyata dari
permasalahan yang kita temui di sekitar kita…kita di ciptakan sebagai mahkluk sosial
yang artinya kita tidak bisa hidup tanpa keberadaan orang lain, hmmm…orang lain
memegang peranan penting dalam hidup kita dong… so saya pikir tidak ada
salahnya ya kalau kita menempatkan mereka sebagai pribadi yang layak
mendapatkan cinta dari kita…tidak peduli siapa dan latar belakang mereka. Mari tabur
cinta ke semua orang! J
People Helping People
No comments:
Post a Comment