Monday, September 3, 2012


(masih) Selandia Baru : merawat anak orang lain, Why not?

 

Masih seputar The Cullens sang pemilik peternakan yang sangat luas sekali itu J ternyata mereka tidak hanya menaruh kecintaan dalam merawat hewan-hewan yang ada di peternakan tetapi mereka juga menaruh kecintaan yang sangat besar untuk mengurus dan merawat anak manusia dari lain peternakan J J, hmmm…saya percaya kalau yang satu ini sudah menjadi masalah umum di jagat raya kita dan artinya setiap negara pasti memiliki masalah tersebut, yaitu “keluarga yang bermasalah” dimana kebanyakan yang sering menuai ketidakadilan alias jadi korban utamanya adalah anak-anak. Di Indonesia banyak kita jumpai, lalu bagaimana di Selandia Baru? Jawabannya juga sangat banyak sekali keluarga yang bermasalah yang dapat di jumpai di negeri kiwi ini, beragam contoh masalah kita dapat temukan di sana seperti : keluarga dimana hubungan antara kedua orang tua tidak harmonis akhirnya menuju ke pintu perceraian, lalu ada juga keluarga dimana salah satu figur orang tua baik ayah atau ibu tidak berada di rumah karena di penjara, meninggal dan kabur begitu saja dan akibat langsung figur orang tua satunya menjadi depresi dan tidak menginginkan keberadaaan anak-anak, ada juga keluarga dimana orang tua sama-sama kecanduan drugs dan anak-anak menjadi tidak terurus serta tidak sedikit dari mereka menjadi korban penganiayaan orang tuanya. Melihat fenomena tersebut the Cullens bertindak dengan membuka rumahnya untuk menerima dan merawat anak-anak korban dari keluarga yang bermasalah seperti mereka merawat anak-anak mereka sendiri.

Semua ini berawal kurang lebih 15 tahun yang lalu, Mrs. Sheryl Cullen seperti menjerit hatinya setelah melihat banyak sekali anak-anak di kotanya terlantarkan dan tidak terurus karena di sebabkan masalah yang terjadi dalam keluarga, anak-anak itu tidak mendapat perlindungan, tidak mendapatkan cinta dan bimbingan dari figur orang tua yang semestinya layak untuk mereka dapatkan. Pada waktu itu dia hanya menganggap perasaan itu semua sebagai naluri yang muncul dari seorang Ibu saja, akan tetapi setiap hari bertambah kuat lalu iapun berdoa dan membagikannya kepada Wes sang suami. Singkat cerita Ibu muda itu mendapati kalau sebuah naluri atau passion atau hasrat atau keinginan dari hati ini hanya di biarkan begitu saja tanpa di ikuti tindakan maka tidak akan berdampak apa-apa, naluri yang membuat hatinya menjerit itu tidak akan pernah membuat anak-anak yang terlantarkan di kotanya menjadi lebih baik sampai dia melakukan sesuatu tindakan nyata yang bisa menjawab kebutuhan daripada anak-anak tersebut. Maka dari itu Sheryl mengambil ketetapan hati untuk membuka hidupnya dan rumahnya untuk menjadi tempat dimana anak-anak dari keluarga bermasalah itu mendapati kebutuhan mereka, dan hal itu mendapat dukungan penuh dari sang suami walaupun masa itu merupakan masa awal-awal pernikahan mereka..hmmm nampaknya naluri seorang wanita telah membuka hati sang pria itu untuk memiliki passion yang sama..sungguh memang metal keluarga ini J J

Di negeri Kiwi bagi masyarakatnya yang ingin membuka pintu rumahnya untuk menampung dan merawat anak-anak orang lain haruslah mendapat legalitas ataupun ijin dari pemerintah, atas dasar tersebut the Cullens mengajukan diri ke pemerintah untuk mendapat ijin guna merealisasikan passion yang mereka miliki. Berbagai prosedur banyak di lewati dalam proses ini seperti : orang dari pemerintahan akan meninjau tentang seberapa “sehat”kah keluarga ini, adakah catatan-catatan kriminal, kelayakkan rumah hunian dan sampai kekayaanpun di tinjau oleh mereka. Alasan-alasan tersebut bukannya untuk mempersulit keluarga-keluarga di Selandia Baru untuk fostering anak-anak dari keluarga yang bermasalah akan tetapi ini bukti keseriusan dari pemerintah negeri itu dalam menanggapi fenomena ini, pemerintah Selandia Baru mempercayai bangsa yang kuat merupakan produk dari keluarga yang kuat karena keluarga yang kuat akan menghasilkan generasi-generasi yang baik yang nantinya akan memimpin bangsa mereka ke arah yang lebih baik dan sebaliknya jika keluarga-keluarga yang ada merupakan keluarga yang bermasalah maka akan munculah generasi yang bermasalah, lalu yang terjadi adalah jika bangsa mereka di pimpin oleh generasi yang bermasalah maka tidak akan lama Selandia Baru ada di ambang kehancuran. Jadi pemerintah benar-benar selektif dalam memilih keluarga-keluarga yang ingin melakukan fostering tersebut di sisi lain pemerintah juga memiliki wewenang yang kuat untuk mengambil alih kepengurusan anak dalam artian jika pemerintah mendapati sebuah keluarga yang bermasalah dan mendapati kepentingan anak-anak mereka terabaikan maka mereka akan bertindak, pemerintah melalui staffnya akan turun tangan menolong keluarga bermasalah tersebut untuk mengangkat akar permasalahan dan jikalau semua itu menemui jalan buntu serta dinilai masalah tidak terselesaikan maka pemerintah berhak untuk mengambil alih hak asuh anak mereka lalu pemerintah merawat anak-anak tersebut di panti asuhan dan juga merujuknya kepada keluarga-keluarga lain yang ingin merawat anak-anak tersebut. Well..setelah melewati semua proses yang ada, The Cullens pun mendapat ijin dari pemerintah untuk menjadikan keluarga dan rumahnya menjadi rumah dan keluarga baru bagi anak-anak dari keluarga bermasalah yang ada di kotanya.

Sampai saat ini sudah belasan anak-anak yang keluar masuk di rumah mereka. Tidak ada program ataupun metode khusus dalam fostering ini, semua hanyalah berjalan secara normal sebagaimana yang kita lihat pada proses merawat anak pada umumnya. Mereka sejak usia anak-anak di rawat dan di bekali nilai-nilai kehidupan dan agama, sampai di nilai sudah dewasa dan mandiri maka the Cullens merelease anak-anak tersebut untuk memulai petualangan baru di hidup mereka, dan tidak diragukan kalau semua itu membutuhkan banyak sekali pengorbanan yang di keluarkan baik secara material maupun spiritual J..tapi yang saya dengar melalui the Cullen, semua pengorbanan itu menjadi kesukaan tersendiri bagi mereka karena mereka sudah mengerjakan bagiannya dan mengikuti dorongan hati yang ada pada mereka. Ketika saya berada bersama mereka, sayapun sempat menanyakan akan biaya-biaya yang dibutuhkan dalam fostering ini dan pasti sangat besar sekali, lalu dari mana mereka mendapatkannya? Mereka menjawab “bahwa selalu ada berkat yang mencukupkan dan tidak tau datangnya darimana..tapi selalu dan selalu ada berkat yang mencukupkan”…hmmm sayapun tanya lagi akan “keberhasilan”dalam fostering yang mereka lakukan : apakah semua anak-anak yang datang berhasil mereka ubahkan dan menjadikan pribadi yang dewasa serta mandiri? Jawabannya No! banyak juga yang “tidak berhasil” seperti kabur, masih mempertahankan kebiasaan buruk, dan pastinya membuat mereka stress dan bertanya why…why? Padahal mereka sudah mencoba yang terbaik tapi tetap saja tidak ada perubahan..tetapi sikap yang menyenangkan tetap saja ada pada the Cullens kalau semua permasalahan itu tidak menyurutkan passionnya dalam terus melakukan fostering malahan menjadikannya sebagai bahan evaluasi diri untuk menjadikan mereka semakin baik dalam merawat anak-anak kedepannya. Saat ini Wes dan Sheryl Cullen memiliki 4 anak kandung tapi itu tidak membuat mereka punya alasan untuk stop fostering anak-anak lain korban dari keluarga yang bermasalah malahan mendidik anaknya untuk punya passion yang sama seperti mereka: mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri sendiri dan saya lihat anak-anak mereka tidak punya masalah dengan keberadaan anak-anak lain di rumah mereka malahan enjoy dalam kehidupan keseharian dengan hak dan kewajiban yang sama.

Saya juga percaya kalau keluarga seperti the Cullens juga banyak kita temui di negeri kita tercinta Indonesia ini..ya banyak sekali keluarga-keluarga di Indonesia mengambil bagian untuk menerima dan merawat anak-anak yang terbuang dari keluarga asal mereka. Biarlah kisah dari the Cullens dan keluarga-keluarga di Indonesia yang mengambil bagian dalam fostering itu mengispirasi kita untuk melakukan tindakan nyata dari permasalahan yang kita temui di sekitar kita…kita di ciptakan sebagai mahkluk sosial yang artinya kita tidak bisa hidup tanpa keberadaan orang lain, hmmm…orang lain memegang peranan penting dalam hidup kita dong… so saya pikir tidak ada salahnya ya kalau kita menempatkan mereka sebagai pribadi yang layak mendapatkan cinta dari kita…tidak peduli siapa dan latar belakang mereka. Mari tabur cinta ke semua orang! J  

 

People Helping People

No comments:

Post a Comment