Saturday, September 8, 2012


Bali : Tidak hanya Surga bagi Wisatawan tapi juga Surga bagi Layang-Layang.

Pernahkah anda melihat layang-layang sebesar gaban? Lalu menaikannya? Atau terganggu perjalanan anda karena layang-layang tersebut? J kalau semua pengalaman tersebut belum pernah anda rasakan, maka saya sarankan untuk mengunjungi pulau dewata Bali dengan seribu pesonanya pada bulan Agustus! Waduuuuh terlambat dong kasih infonya? Ya memang…sayapun juga melewati musim layang-layang tahun ini karena harus ada tugas ke luar negeri lol..anyway ambil positifnya saja kalau kita bisa mulai kumpul uang dari sekarang untuk trip tahun depan di bulan Agustus, betulkan? Uang terkumpul banyak, liburan bisa berlama-lama dan bisa beli oleh-oleh yang beraneka ragam yang nantinya di bagikan ke teman-teman supaya kebutuhan akan rasa ingin di akui oleh sesama bisa terpenuhi..”Eh aku barusan dari Bali lho, ini aku belikan oleh-oleh untuk kamu…jangan di lihat dari bentuk dan harganya ya…lihat saja ketulusan hati saya dan semoga oleh-oleh itu bisa mengingatkan kamu kalau aku ini pernah ke Bali” hahahahhahaha J.

Oke balik maning ke layang-layang, bagi masyarakat asli Bali layang-layang merupakan bagian dari budaya yang diturunkan dari nenek moyang mereka, sayangnya tidak ada sumber tertulis yang mencatat kapan budaya ini mulai muncul dan dipopulerkan, tetapi yang pasti kalau kita bertanya ke mereka selalu jawaban yang di dapat adalah layang-layang muncul sejak jaman bahulak J. Hobi atau permainan layang-layang ini sangat di gemari oleh masyarakat Bali, tidak peduli baik mereka dari kalangan berduit ataupun dari kalangan pas-pasan, dari anak-anak sampai pekak-pekak (kakek_red), pria dan wanita sama getolnya karena dalam kepercayaan masyarakat Hindu Bali permainan layang-layang merupakan bentuk ibadah mereka kepada dewa Rare Angon yang bertugas memberi perlindungan sawah para petani dari berbagai macam serangan hama seperti : hama wereng, hama tikus ,hama burung dan hama-hama lainnya.
 



Pada bulan Agustus yang baru saja kita lewati ini merupakan festival layang-layang bali yang ke-34, dimana dalam acara tersebut panitia melombakan layang-layang tradisional yang masyarakat Bali miliki seperti: bebean (bentuk ikan), pecukan (bentuk daun), janggan (bentuk burung) dan bentuk-bentuk kreasi baru anak-anak Bali lainnya dengan ukuran yang bervariasi mulai dari ukuran 5 sampai 10 meter. Saya kurang tahu tepatnya tentang penilaian dari juri lomba tapi yang saya dengar dari teman saya yang mengikuti lomba tahun lalu dan pas kebetulan waktu itu saya ada dan melihat langsung perlombaan tersebut, teman itu bilang bahwa penilaian di dasarkan pada bisa tidaknya layang-layang terbang lalu kalau sudah terbang layang-layang tersebut tenang di atas awan ataukah oleng ke kanan dan ke kiri, bentuk keunikkan layang-layangpun juga di perhitungkan dan tidak luput juga dari penilaian dewan juri kepada setiap tim yang mengikuti lomba dimana masing-masing tim yang beranggotakan kurang lebih 10 orang dan yang wajib mengenakan atribut busana traditional Bali ini apakah mereka kompak dan kreatif dalam menaikkan layang-layang tersebut. Hobi dan perlombaan ini merupakan kegiatan musiman dan selalu puncaknya di bulan Agustus mengingat cuaca cerah dan angin kencang di dapati di bulan kemerdekaan bangsa Indonesia kita yang tercinta ini.


 
Seperti pada umumnya dalam setiap kegiatan selalu ada yang bersikap mendukung dan ada juga yang bersikap tidak mendukung..pro dan kontralah, di tengah-tengah gegap gempita masyarakat Bali menghiasi langit mereka dengan sejuta layang-layang ada saja masyarakat yang kurang nyaman dengan aktivitas atau hobi ini dengan alasan karena layang-layang ukurannya sangat besar! Lho lalu kenapa gan? Karena saking besar ukurannya kalau layang-layang itu putus lalu hinggap di atas rumah maka bisa di pastikan banyak genteng yang menganga, lalu ada juga kasus lain misalkan seperti banyak antena TV atau radio amatir yang rusak akibat layang-layang yang nyangkut, dan layang-layang pun bisa jadi seperti si-komo yang bikin macet J biasanya layang-layang di buat di balai-balai banjar (desa adat)  perlu mobil pick-up atau truck besar untuk mengangkutnya ke tempat perlombaan dan ukuran layang-layang tersebut selalu lebih besar dari kapasitas bak mobil ataupun truck…entah ekornya lebih panjang atau sayapnya lebih besar, hal itulah yang membuat macet jalanan karena pengendara di belakangnya susah untuk melewatinya di sebabkan tidak ada ruang untuk mendahului dan juga dari arah berlawanan banyak antrean kendaraan yang sedang menunggu kendaraan pengangkut layang-layang tersebut lewat duluan dan  tidak bisa dipungkiri dalam lalu-lintas tersebut bunyi-bunyi unikpun bermunculan baik bunyi klakson berkepanjangan dari setiap kendaraan juga tak ketinggalan bunyi sumpah serapah dari setiap pengendara yang terjebak dalam kemacetan itu..”what the h*^%”. Layang-layangpun juga memakan korban nyawa manusia seperti yang terjadi di festival tahun ini dimana seorang anak berumur 8 tahun tewas akibat terhantam layang-layang berukuran 5 x 8 meter. Memang sangat di sayangkan peristiwa-peristiwa yang merugikan tersebut terjadi dan harapanya adalah semoga dari pengalaman tersebut masyarakat Bali bisa lebih bijaksana lagi untuk mengurangi dampak negatif kedepannya dalam menjalankan hobi mereka yang mereka warisi dari para leluhurnya tersebut.



Dari cerita ini, khususnya pada saat masyarakat Bali menaikkan layang-layang itu merupakan bentuk ibadah mereka kepada sang dewa sayapun juga teringat akan pengajaran yang pernah saya dapatkan bahwa ketika kita melakukan segala bentuk aktivitas dalam hidup ini lakukanlah seakan-akan semua itu untuk Tuhan yang mengasihi hidup kita tanpa syarat. Saya juga percaya ketika kita melakukan sesuatu untuk Tuhan pastilah semua itu merupakan hal yang baik untuk kita pribadi dan hidup orang lain, Tuhan itu baik dan apapun yang Dia kerjakan selalu mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi-Nya dan ketika kita melakukan sesuatu untuk Tuhan, percayalah buah yang baik akan kita hasilkan. Tuhan tolonglah saya ini untuk terus bisa berpikir dan bertindak dengan memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan dan tanggung jawab yang yang ada dan biarlah semua itu saya lakukan untuk memuliakan Engkau. Bagaimana dengan hidup anda teman, Sudahkan anda melakukan semua itu untuk Tuhan? Mari sama-sama kita belajar J. Have a gud day!

 



 

 

No comments:

Post a Comment