Bali : Tidak hanya Surga bagi Wisatawan tapi
juga Surga bagi Layang-Layang.
Pernahkah anda melihat layang-layang
sebesar gaban? Lalu menaikannya? Atau terganggu perjalanan anda karena
layang-layang tersebut? J
kalau semua pengalaman tersebut belum pernah anda rasakan, maka saya sarankan
untuk mengunjungi pulau dewata Bali dengan seribu pesonanya pada bulan Agustus!
Waduuuuh terlambat dong kasih infonya? Ya memang…sayapun juga melewati musim
layang-layang tahun ini karena harus ada tugas ke luar negeri lol..anyway ambil
positifnya saja kalau kita bisa mulai kumpul uang dari sekarang untuk trip
tahun depan di bulan Agustus, betulkan? Uang terkumpul banyak, liburan bisa berlama-lama
dan bisa beli oleh-oleh yang beraneka ragam yang nantinya di bagikan ke
teman-teman supaya kebutuhan akan rasa ingin di akui oleh sesama bisa terpenuhi..”Eh
aku barusan dari Bali lho, ini aku belikan oleh-oleh untuk kamu…jangan di lihat
dari bentuk dan harganya ya…lihat saja ketulusan hati saya dan semoga oleh-oleh
itu bisa mengingatkan kamu kalau aku ini pernah ke Bali” hahahahhahaha J.
Oke balik maning ke
layang-layang, bagi masyarakat asli Bali layang-layang merupakan bagian dari
budaya yang diturunkan dari nenek moyang mereka, sayangnya tidak ada sumber
tertulis yang mencatat kapan budaya ini mulai muncul dan dipopulerkan, tetapi yang
pasti kalau kita bertanya ke mereka selalu jawaban yang di dapat adalah layang-layang
muncul sejak jaman bahulak J.
Hobi atau permainan layang-layang ini sangat di gemari oleh masyarakat Bali,
tidak peduli baik mereka dari kalangan berduit ataupun dari kalangan pas-pasan,
dari anak-anak sampai pekak-pekak (kakek_red), pria dan wanita sama getolnya
karena dalam kepercayaan masyarakat Hindu Bali permainan layang-layang
merupakan bentuk ibadah mereka kepada dewa Rare Angon yang bertugas memberi
perlindungan sawah para petani dari berbagai macam serangan hama seperti : hama
wereng, hama tikus ,hama burung dan hama-hama lainnya.
Pada bulan Agustus yang baru
saja kita lewati ini merupakan festival layang-layang bali yang ke-34, dimana dalam
acara tersebut panitia melombakan layang-layang tradisional yang masyarakat
Bali miliki seperti: bebean (bentuk ikan), pecukan (bentuk daun), janggan
(bentuk burung) dan bentuk-bentuk kreasi baru anak-anak Bali lainnya dengan
ukuran yang bervariasi mulai dari ukuran 5 sampai 10 meter. Saya kurang tahu
tepatnya tentang penilaian dari juri lomba tapi yang saya dengar dari teman
saya yang mengikuti lomba tahun lalu dan pas kebetulan waktu itu saya ada dan
melihat langsung perlombaan tersebut, teman itu bilang bahwa penilaian di
dasarkan pada bisa tidaknya layang-layang terbang lalu kalau sudah terbang
layang-layang tersebut tenang di atas awan ataukah oleng ke kanan dan ke kiri,
bentuk keunikkan layang-layangpun juga di perhitungkan dan tidak luput juga dari
penilaian dewan juri kepada setiap tim yang mengikuti lomba dimana masing-masing
tim yang beranggotakan kurang lebih 10 orang dan yang wajib mengenakan atribut
busana traditional Bali ini apakah mereka kompak dan kreatif dalam menaikkan
layang-layang tersebut. Hobi dan perlombaan ini merupakan kegiatan musiman dan
selalu puncaknya di bulan Agustus mengingat cuaca cerah dan angin kencang di
dapati di bulan kemerdekaan bangsa Indonesia kita yang tercinta ini.
Seperti pada umumnya dalam
setiap kegiatan selalu ada yang bersikap mendukung dan ada juga yang bersikap tidak
mendukung..pro dan kontralah, di tengah-tengah gegap gempita masyarakat Bali menghiasi langit
mereka dengan sejuta layang-layang ada saja masyarakat yang kurang nyaman
dengan aktivitas atau hobi ini dengan alasan karena layang-layang ukurannya
sangat besar! Lho lalu kenapa gan? Karena saking besar ukurannya kalau
layang-layang itu putus lalu hinggap di atas rumah maka bisa di pastikan banyak
genteng yang menganga, lalu ada juga kasus lain misalkan seperti banyak antena
TV atau radio amatir yang rusak akibat layang-layang yang nyangkut, dan
layang-layang pun bisa jadi seperti si-komo yang bikin macet J biasanya layang-layang di
buat di balai-balai banjar (desa adat) perlu mobil pick-up atau truck besar untuk
mengangkutnya ke tempat perlombaan dan ukuran layang-layang tersebut selalu
lebih besar dari kapasitas bak mobil ataupun truck…entah ekornya lebih panjang
atau sayapnya lebih besar, hal itulah yang membuat macet jalanan karena
pengendara di belakangnya susah untuk melewatinya di sebabkan tidak ada ruang
untuk mendahului dan juga dari arah berlawanan banyak antrean kendaraan yang sedang
menunggu kendaraan pengangkut layang-layang tersebut lewat duluan dan tidak bisa dipungkiri dalam lalu-lintas
tersebut bunyi-bunyi unikpun bermunculan baik bunyi klakson berkepanjangan dari
setiap kendaraan juga tak ketinggalan bunyi sumpah serapah dari setiap pengendara
yang terjebak dalam kemacetan itu..”what the h*^%”. Layang-layangpun juga
memakan korban nyawa manusia seperti yang terjadi di festival tahun ini dimana
seorang anak berumur 8 tahun tewas akibat terhantam layang-layang berukuran 5 x
8 meter. Memang sangat di sayangkan peristiwa-peristiwa yang merugikan tersebut
terjadi dan harapanya adalah semoga dari pengalaman tersebut masyarakat Bali
bisa lebih bijaksana lagi untuk mengurangi dampak negatif kedepannya dalam menjalankan
hobi mereka yang mereka warisi dari para leluhurnya tersebut.
Dari cerita ini, khususnya pada
saat masyarakat Bali menaikkan layang-layang itu merupakan bentuk ibadah mereka
kepada sang dewa sayapun juga teringat akan pengajaran yang pernah saya
dapatkan bahwa ketika kita melakukan segala bentuk aktivitas dalam hidup ini
lakukanlah seakan-akan semua itu untuk Tuhan yang mengasihi hidup kita tanpa
syarat. Saya juga percaya ketika kita melakukan sesuatu untuk Tuhan pastilah
semua itu merupakan hal yang baik untuk kita pribadi dan hidup orang lain,
Tuhan itu baik dan apapun yang Dia kerjakan selalu mendatangkan kebaikan bagi
yang mengasihi-Nya dan ketika kita melakukan sesuatu untuk Tuhan, percayalah
buah yang baik akan kita hasilkan. Tuhan tolonglah saya ini untuk terus bisa
berpikir dan bertindak dengan memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan dan
tanggung jawab yang yang ada dan biarlah semua itu saya lakukan untuk memuliakan
Engkau. Bagaimana dengan hidup anda teman, Sudahkan anda melakukan semua itu
untuk Tuhan? Mari sama-sama kita belajar J.
Have a gud day!
No comments:
Post a Comment