Friday, May 31, 2013

 
Dilatih untuk Melatih
 
Yay! Suatu kesenangan tersendiri bagi saya di beri lampu hijau untuk membantu salah satu organisasi internasional yang bergerak dalam memperlengkapi para pelatih maupun calon-calon pelatih baik skill maupun teknik melatih sepakbola dan futsal J. Pelatihan tersebut diadakan di salah satu daerah tujuan wisata di Bali yaitu kawasan Bedugul daerah pegunungan yang super dingin bagi seorang seperti saya yang biasa tinggal di lingkungan pantai J dan acara tersebut di helat pada tanggal 23 – 26 Mei 2013. Para peserta sendiri sudah pasti merupakan orang-orang yang cinta mati pada olahraga kulit bundar yang sangat populer di jagad ini J mereka adalah orang-orang yang mempunyai passion untuk memperlengkapi diri mereka dengan teknik dan pengertian umum secara mendasar tentang dunia si kulit bundar yang nantinya mereka akan gunakan untuk melatih orang lain supaya menjadi pribadi yang lebih memahami olah raga ini beserta teknik-tekniknya.
 
 Tujuan yang di patok J oleh organisasi pemberi training tersebut dalam level yang pertama ini adalah untuk mengajarkan tentang peran seorang pelatih dan prinsip-prinsip mendasar dari melatih, mengajar kepada peserta bagaimana caranya mempersiapkan dan mengembangkan rencana pelatihan/sesi pelatihan, lalu setiap mereka juga di latih akan teknik-teknik dasar dari permainan sepakbola seperti: mengoper, mengontrol, menggiring bola, putaran-putaran, gerakan-gerakan, menendang dan berlari bersama bola serta metode pelatihan yang praktis. Tidak ketinggalan untuk di harapkan dari semua peserta training adalah dapat membuat praktik pelatihan yang baik dimana rencana, pengaturan dan komunikasi berjalan dengan baik. Pelatihan dilakukan di lapangan untuk belajar teknik sedangkan untuk teori dan prinsip permainan sepakbola di lakukan di kelas dengan bentuk seminar dengan topik: mengapa sepak bola/futsal?, Apa itu pelatih?, Prinsip dan tips pelatihan, bagaimana bisa memberikan nilai-nilai positif kehidupan melalui sepakbola/futsal. Hal tersebut di lakukan setiap hari mulai pukul 8.30 pagi sampai dengan 8. 30 malam tentunya di selingi makan dan istirahat J dan pada hari terakhir adalah merupakan hari penilaian dimana masing-masing peserta bertindak sebagai pelatih yang mendemokan full sesi pelatihan sesuai dengan topik yang ditentukan oleh panitia yang tentunya sudah di dapatkan selama training  kepada (seolah-olah) anak didik mereka yang tak lain adalah sesama peserta. Hal tersebut cukup memberi tekanan dan ketegangan bagi para peserta, namun syukurlah mereka semua bisa melewati sesi tersebut dengan baik.

Assessment time

Bagi saya sangat menyenangkan bisa belajar dan mengajar dalam training  ini, bekerja bersama pelatih yang berpengalaman dan merasakan keantusiasan para peserta yang mana bukan hanya berasal dari Bali saja melainkan lebih dari 2/3 peserta berasal dari luar bali seperti Kupang, Sabu dan Sumba serta tambahan bule dari Amrik, Inggris dan Madagaskar. Mengapa mereka merelakan hati untuk mengikuti training ini yang saya pikir sangat melelahkan dan lumayan mahal J J J dan mengapa mereka cinta sepak bola? Padahal sebagian orang melihatnya sebagai salah satu unsur terkecil dari kehidupan, dan sebagian melihatnya sesuatu yang tidak penting dan konyol J sebagian lagi membencinya dengan semangat yang berapi-api seperti pada musuh besarnya serta ada juga yang bilang sepakbola adalah selingkuhan beracun yang bisa menelan hidup anda! Sayapun tidak tau dengan pasti mengapa mereka-mereka itu cinta bola dan sayapun mungkin kurang mantap untuk bisa mendeskripsikan dengan kata-kata mengapa saya juga menyukai olahraga ini J yang pasti janganlah kita menilai atau memberi citra buruk terhadap hobby atau kesukaan orang lain yang berbeda dengan kita, malahan justru sebaliknya marilah kita berlomba-lomba menabur apa yang baik melalui apa yang menjadi kesukaan kita! Salam Sepakbola bung!
 
 



Hujan terus euy..



“Sepakbola penting dalam berbagai level dan berfungsi sebagai pengalih dari kenyataan kerasnya kehidupan tawanan di penjara. Sepakbola juga memberikan latihan fisik dan merupakan faktor penyatu yang menghancurkan tembok-tembok politik. Yang terpenting, sepakbola menghidupkan kembali para tawanan dan mengingatkan mereka bagaimana rasanya menjadi manusia biasa.” Nelson Mandela.

 

 

 

No comments:

Post a Comment