Sampai bertemu kembali
bapakku
2 hari! Itu yang saya ingat akan masa yang menceritakan peristiwa
yang terjadi antara saya dengan bapak saya. 2 hari tepatnya tanggal 13 Desember
2012 sebelum melangsungkan pesta pernikahan saya (15 Desember 2012 ), bapak
jatuh sakit terkena serangan stroke yang mengakibatkan separuh badan sebelah
kiri tidak bisa di gerakkan dan harus di rawat inap di rumah sakit di daerah
Bali selama kurang lebih 7 hari yang membuat beliau tidak bisa menghadiri acara
pernikahan saya tersebut. Karena keinginan yang kuat dari Ibu dan
saudara-saudara saya untuk merawat bapak di Semarang ditambah mendapatkan ijin
dari dokter bisa keluar dari Rumah Sakit, maka bapak saya di bawa pulang ke
Semarang untuk perawatan dan pengobatan lebih lanjut. Dari Bali Saya dan istri
terus up date tentang keadaan bapak dan menyempatkan diri kami pulang ke
semarang untuk menengok dan merayakan tahun baru bersama, tanggal 31 Desember
2012 kami tiba di sana dan kamipun menikmati waktu-waktu bersama keluarga besar
di Semarang juga menikmati waktu merawat dan berbicara dengan bapak. Tahun
barupun berlalu…tapi bapak masih saja
belum mendingan..3 hari setelah melewati pergantian tahun beliau tutup
usia di usia 70 tahun dimana 2 hari lagi saya merayakan hari jadi saya ( 5
Januari ). Sedih? Tentu kami semua sangat sedih. Kamipun belum memahami benar akan
maksud semua peristiwa ini, akan tetapi kami bersyukur sama Tuhan dan meyakini
semua ini mendatangkan kebaikkan bagi kami semua.
Melalui kesempatan ini saya mau bercerita tentang bapak saya,
bukan cerita bagaimana Beliau meninggal akan tetapi cerita bagaimana Beliau
hidup J. Bapak
saya lahir dari keluarga petani di daerah Klaten Jawa Tengah, lahir sebagai
anak terakhir dari 10 bersaudara dan mengenyam pendidikan sampai dengan Sekolah
Rakyat ( sekarang Sekolah Dasar ). Hampir seluruh masa muda Beliau habiskan
dengan menggeluti pekerjaan kasar sebagai buruh bangunan. Pekerjaan tersebut
membawa beliau keliling kota-kota lain sesuai dengan proyek pekerjaan yang di
dapatkan atasan Beliau pada saat itu, dan saya pernah mendengar Beliau pernah
sampai ke Jakarta dan daerah Sumatra. Dari
pekerjaan tersebut mempertemukan Beliau dengan kekasihnya ( emak saya ) yang
dari Purworejo Jawa Tengah. Setelah bertahun-tahun berkelana sebagai buruh
bangunan, beliau memutuskan untuk rehat dan menetap di Semarang karena pada
saat itu ada saudara yang tinggal di Semarang yaitu Pak De saya, karena tidak
punya keahlian lainnya maka Beliau tidak mendapatkan pekerjaan dan memutuskan
untuk membantu istrinya yang menekuni usaha pembuatan kue tradisional untuk
menghidupi keluarga sampai akhir hayatnya.
Apakah Beliau seorang bapak yang baik? Hmmmm….kita punya
penilaian yang berbeda-beda tapi yang pasti jawaban saya adalah Beliau sudah
berusaha untuk memberikan yang terbaik. Berusaha untuk rajin membantu ibu saya,
rajin bersih-bersih lingkungan dalam dan luar rumah, selalu menanak nasi untuk
keluarga, mengisi tempayan dan bak kamar mandi, rajin mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat bahkan rajin “menghajar”
anak-anaknya yang kelewat bandel J saya ingat waktu kecil kira-kira
umur 10 tahun saya di hajar habis-habisan karena menghacurkan banyak batu bata
dengan kungfu saya yang rencananya batu bata tersebut akan digunakan untuk menambah kamar di rumah kami, karena tingkah saya itu Beliau memukul saya dan selanjutnya me- “smackdown” saya ke
lantai lalu duduk di badan saya dalam waktu yang lama, ronta tangisan sayapun
tidak Beliau hiraukan J saya sempat dendam dan mengatakan tunggu pembalasan
saya kalau saya sudah besar dan kuat saya akan balas perbuatan ini! Akan tetapi dendam saya tidak terjadi
melainkan pengampunan yang saya berikan : sekali lagi bapak saya hanya berusaha
berbuat yang terbaik untuk mendidik saya, akan tetapi Beliau tidak memahami
apakah cara tersebut tepat atau kurang tepat. Baik singkat cerita tentang kisah
hidup bapak saya akan saya tutup dengan kisah yang kurang lebih dimulai 2 tahun
lalu sebelum Beliau meninggal, ya kurang lebih 2 tahun lalu dari sekarang…Bapak
saya mengalami “perjumpaan” dengan Tuhan dimana dari pengalaman tersebut banyak
mengubahkan hidupnya. Saya memang tidak melihat langsung kehidupan Bapak saya
karena saya sudah tinggal di bali sejak 2 tahun lalu tapi saya mendengar
langsung dari kesaksian-kesaksian teman-teman beliau yang menghadiri ibadah
penghiburan meninggalnya bapak kami di rumah kami Semarang. Kesaksian-kesaksian
tersebut menceritakan bahwa Beliau orang yang rajin mengikuti kegiatan ibadah-ibadah,
rajin mengikuti seminar-seminar yang bisa meng-upgrade diri Beliau untuk bisa
menjadi seorang pria yang mengasihi keluarganya, senang menceritakan sesuatu
yang baik kepada orang lain, rajin membantu orang lain dan selalu tidak ingin
di merepotkan sesama, dan yang membuat saya bersukacita sekaligus trenyuh
adalah Beliau bercerita kepada teman-temannya bahwa Beliau rindu melihat istri
dan anak-anaknya mengalami “perjumpaan” dengan Tuhan yang mengubahkan hidup
mereka semua dan yang nantinya membuat mereka semua setia pada jalan-Nya karena
itulah jalan yang benar dan satu-satunya. ….hmmmm I already missed Him so much L baik Bapak, ini doa saya : saya dan
keluarga ingin terus mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam hidup kami dan
mendedikasikan seluruh keluarga saya beserta isinya untuk terus setia berjalan
dalam jalan Tuhan dan juga berdoa semua ini terjadi pada anggota keluarga kita
lainnya. Amen. Akhir kata saya bahagia dan bangga melihat perubahan besar dalam
hidup bapak, bagi saya hidup bapak sudah mengajar dan menginspirasi saya untuk
menjadi bapak yang baik untuk istri dan anak-anak saya kelak..you are good and
you gave the best that you could! Saya percaya Bapak sudah di tempat terbaik
bersama Bapa di Surga. Kami mengasihimu dan akan terus mengenangmu bapak. See you
some day Buddy.
Sangat diberkati dengan tulisanmu Agung..
ReplyDeleteYes, you will be a great Bapak! I know that..
hi boon :D yeh i know that :D keep pray for Agung ya boon. Thx u so much. Blessings
Delete