Monday, January 14, 2013


Sampai bertemu kembali bapakku

2 hari! Itu yang saya ingat akan masa yang menceritakan peristiwa yang terjadi antara saya dengan bapak saya. 2 hari tepatnya tanggal 13 Desember 2012 sebelum melangsungkan pesta pernikahan saya (15 Desember 2012 ), bapak jatuh sakit terkena serangan stroke yang mengakibatkan separuh badan sebelah kiri tidak bisa di gerakkan dan harus di rawat inap di rumah sakit di daerah Bali selama kurang lebih 7 hari yang membuat beliau tidak bisa menghadiri acara pernikahan saya tersebut. Karena keinginan yang kuat dari Ibu dan saudara-saudara saya untuk merawat bapak di Semarang ditambah mendapatkan ijin dari dokter bisa keluar dari Rumah Sakit, maka bapak saya di bawa pulang ke Semarang untuk perawatan dan pengobatan lebih lanjut. Dari Bali Saya dan istri terus up date tentang keadaan bapak dan menyempatkan diri kami pulang ke semarang untuk menengok dan merayakan tahun baru bersama, tanggal 31 Desember 2012 kami tiba di sana dan kamipun menikmati waktu-waktu bersama keluarga besar di Semarang juga menikmati waktu merawat dan berbicara dengan bapak. Tahun barupun berlalu…tapi bapak masih saja  belum mendingan..3 hari setelah melewati pergantian tahun beliau tutup usia di usia 70 tahun dimana 2 hari lagi saya merayakan hari jadi saya ( 5 Januari ). Sedih? Tentu kami semua sangat sedih. Kamipun belum memahami benar akan maksud semua peristiwa ini, akan tetapi kami bersyukur sama Tuhan dan meyakini semua ini mendatangkan kebaikkan bagi kami semua.

Melalui kesempatan ini saya mau bercerita tentang bapak saya, bukan cerita bagaimana Beliau meninggal akan tetapi cerita bagaimana Beliau hidup J. Bapak saya lahir dari keluarga petani di daerah Klaten Jawa Tengah, lahir sebagai anak terakhir dari 10 bersaudara dan mengenyam pendidikan sampai dengan Sekolah Rakyat ( sekarang Sekolah Dasar ). Hampir seluruh masa muda Beliau habiskan dengan menggeluti pekerjaan kasar sebagai buruh bangunan. Pekerjaan tersebut membawa beliau keliling kota-kota lain sesuai dengan proyek pekerjaan yang di dapatkan atasan Beliau pada saat itu, dan saya pernah mendengar Beliau pernah sampai ke Jakarta dan daerah Sumatra.  Dari pekerjaan tersebut mempertemukan Beliau dengan kekasihnya ( emak saya ) yang dari Purworejo Jawa Tengah. Setelah bertahun-tahun berkelana sebagai buruh bangunan, beliau memutuskan untuk rehat dan menetap di Semarang karena pada saat itu ada saudara yang tinggal di Semarang yaitu Pak De saya, karena tidak punya keahlian lainnya maka Beliau tidak mendapatkan pekerjaan dan memutuskan untuk membantu istrinya yang menekuni usaha pembuatan kue tradisional untuk menghidupi keluarga sampai akhir hayatnya.

Apakah Beliau seorang bapak yang baik? Hmmmm….kita punya penilaian yang berbeda-beda tapi yang pasti jawaban saya adalah Beliau sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik. Berusaha untuk rajin membantu ibu saya, rajin bersih-bersih lingkungan dalam dan luar rumah, selalu menanak nasi untuk keluarga, mengisi tempayan dan bak kamar mandi, rajin mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan masyarakat bahkan rajin “menghajar” anak-anaknya yang kelewat bandel J saya ingat waktu kecil kira-kira umur 10 tahun saya di hajar habis-habisan karena menghacurkan banyak batu bata dengan kungfu saya yang rencananya batu bata tersebut akan digunakan untuk menambah kamar di rumah kami, karena tingkah saya itu Beliau memukul saya dan selanjutnya me- “smackdown” saya ke lantai lalu duduk di badan saya dalam waktu yang lama, ronta tangisan sayapun tidak Beliau hiraukan J saya sempat dendam dan mengatakan tunggu pembalasan saya kalau saya sudah besar dan kuat saya akan balas perbuatan ini!  Akan tetapi dendam saya tidak terjadi melainkan pengampunan yang saya berikan : sekali lagi bapak saya hanya berusaha berbuat yang terbaik untuk mendidik saya, akan tetapi Beliau tidak memahami apakah cara tersebut tepat atau kurang tepat. Baik singkat cerita tentang kisah hidup bapak saya akan saya tutup dengan kisah yang kurang lebih dimulai 2 tahun lalu sebelum Beliau meninggal, ya kurang lebih 2 tahun lalu dari sekarang…Bapak saya mengalami “perjumpaan” dengan Tuhan dimana dari pengalaman tersebut banyak mengubahkan hidupnya. Saya memang tidak melihat langsung kehidupan Bapak saya karena saya sudah tinggal di bali sejak 2 tahun lalu tapi saya mendengar langsung dari kesaksian-kesaksian teman-teman beliau yang menghadiri ibadah penghiburan meninggalnya bapak kami di rumah kami Semarang. Kesaksian-kesaksian tersebut menceritakan bahwa Beliau orang yang rajin mengikuti kegiatan ibadah-ibadah, rajin mengikuti seminar-seminar yang bisa meng-upgrade diri Beliau untuk bisa menjadi seorang pria yang mengasihi keluarganya, senang menceritakan sesuatu yang baik kepada orang lain, rajin membantu orang lain dan selalu tidak ingin di merepotkan sesama, dan yang membuat saya bersukacita sekaligus trenyuh adalah Beliau bercerita kepada teman-temannya bahwa Beliau rindu melihat istri dan anak-anaknya mengalami “perjumpaan” dengan Tuhan yang mengubahkan hidup mereka semua dan yang nantinya membuat mereka semua setia pada jalan-Nya karena itulah jalan yang benar dan satu-satunya. ….hmmmm I already missed Him so much L baik Bapak, ini doa saya : saya dan keluarga ingin terus mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam hidup kami dan mendedikasikan seluruh keluarga saya beserta isinya untuk terus setia berjalan dalam jalan Tuhan dan juga berdoa semua ini terjadi pada anggota keluarga kita lainnya. Amen. Akhir kata saya bahagia dan bangga melihat perubahan besar dalam hidup bapak, bagi saya hidup bapak sudah mengajar dan menginspirasi saya untuk menjadi bapak yang baik untuk istri dan anak-anak saya kelak..you are good and you gave the best that you could! Saya percaya Bapak sudah di tempat terbaik bersama Bapa di Surga. Kami mengasihimu dan akan terus mengenangmu bapak. See you some day Buddy.

 

 

2 comments:

  1. Sangat diberkati dengan tulisanmu Agung..

    Yes, you will be a great Bapak! I know that..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi boon :D yeh i know that :D keep pray for Agung ya boon. Thx u so much. Blessings

      Delete