Dilatih untuk Melatih
Yay! Suatu kesenangan tersendiri
bagi saya di beri lampu hijau untuk membantu salah satu organisasi internasional
yang bergerak dalam memperlengkapi para pelatih maupun calon-calon pelatih baik
skill maupun teknik melatih sepakbola dan futsal J.
Pelatihan tersebut diadakan di salah satu daerah tujuan wisata di Bali yaitu
kawasan Bedugul daerah pegunungan yang super dingin bagi seorang seperti saya
yang biasa tinggal di lingkungan pantai J
dan acara tersebut di helat pada tanggal 23 – 26 Mei 2013. Para peserta sendiri
sudah pasti merupakan orang-orang yang cinta mati pada olahraga kulit bundar
yang sangat populer di jagad ini J
mereka adalah orang-orang yang mempunyai passion
untuk memperlengkapi diri mereka dengan teknik dan pengertian umum secara
mendasar tentang dunia si kulit bundar yang nantinya mereka akan gunakan untuk melatih
orang lain supaya menjadi pribadi yang lebih memahami olah raga ini beserta
teknik-tekniknya.
Tujuan yang di patok J oleh organisasi pemberi training
tersebut dalam level yang pertama ini adalah untuk mengajarkan tentang peran
seorang pelatih dan prinsip-prinsip mendasar dari melatih, mengajar kepada peserta
bagaimana caranya mempersiapkan dan mengembangkan rencana pelatihan/sesi
pelatihan, lalu setiap mereka juga di latih akan teknik-teknik dasar dari
permainan sepakbola seperti: mengoper, mengontrol, menggiring bola,
putaran-putaran, gerakan-gerakan, menendang dan berlari bersama bola serta
metode pelatihan yang praktis. Tidak ketinggalan untuk di harapkan dari semua
peserta training adalah dapat membuat praktik pelatihan yang baik dimana
rencana, pengaturan dan komunikasi berjalan dengan baik. Pelatihan dilakukan di
lapangan untuk belajar teknik sedangkan untuk teori dan prinsip permainan
sepakbola di lakukan di kelas dengan bentuk seminar dengan topik: mengapa sepak
bola/futsal?, Apa itu pelatih?, Prinsip dan tips pelatihan, bagaimana bisa
memberikan nilai-nilai positif kehidupan melalui sepakbola/futsal. Hal tersebut
di lakukan setiap hari mulai pukul 8.30 pagi sampai dengan 8. 30 malam tentunya
di selingi makan dan istirahat J
dan pada hari terakhir adalah merupakan hari penilaian dimana
masing-masing peserta bertindak sebagai pelatih yang mendemokan full sesi
pelatihan sesuai dengan topik yang ditentukan oleh panitia yang tentunya sudah di dapatkan selama training kepada (seolah-olah) anak didik mereka yang tak lain adalah sesama peserta. Hal tersebut cukup memberi tekanan dan ketegangan bagi para peserta, namun syukurlah mereka semua bisa melewati sesi tersebut dengan baik.
Assessment time |
Bagi saya sangat menyenangkan bisa belajar
dan mengajar dalam training ini, bekerja bersama pelatih yang
berpengalaman dan merasakan keantusiasan para peserta yang mana bukan hanya
berasal dari Bali saja melainkan lebih dari 2/3 peserta berasal dari luar bali
seperti Kupang, Sabu dan Sumba serta tambahan bule dari Amrik, Inggris dan
Madagaskar. Mengapa mereka merelakan hati untuk mengikuti training ini yang saya pikir
sangat melelahkan dan lumayan mahal J
J J dan mengapa mereka
cinta sepak bola? Padahal sebagian orang melihatnya sebagai salah satu unsur
terkecil dari kehidupan, dan sebagian melihatnya sesuatu yang tidak penting dan
konyol J
sebagian lagi membencinya dengan semangat yang berapi-api seperti pada musuh
besarnya serta ada juga yang bilang sepakbola adalah selingkuhan beracun yang
bisa menelan hidup anda! Sayapun tidak tau dengan pasti mengapa mereka-mereka
itu cinta bola dan sayapun mungkin kurang mantap untuk bisa mendeskripsikan
dengan kata-kata mengapa saya juga menyukai olahraga ini J yang pasti janganlah kita
menilai atau memberi citra buruk terhadap hobby atau kesukaan orang lain yang
berbeda dengan kita, malahan justru sebaliknya marilah kita berlomba-lomba
menabur apa yang baik melalui apa yang menjadi kesukaan kita! Salam Sepakbola
bung!
Hujan terus euy.. |
“Sepakbola penting dalam berbagai level dan berfungsi
sebagai pengalih dari kenyataan kerasnya kehidupan tawanan di penjara.
Sepakbola juga memberikan latihan fisik dan merupakan faktor penyatu yang
menghancurkan tembok-tembok politik. Yang terpenting, sepakbola menghidupkan
kembali para tawanan dan mengingatkan mereka bagaimana rasanya menjadi manusia
biasa.” – Nelson
Mandela.