Sebuah Realita Kehidupan
Kuta – Bali! Siapa dong yang
tidak kenal wilayah ini? Walaupun belum pernah menginjakkan kaki, tapi
setidaknya kita pernah mendengar lah J …yoi Kuta-Bali merupakan daerah tujuan wisata yang
menjadi daya tarik utama bagi banyak orang yang sempat singgah ke Bali yang
juga di sebut pulau seribu dewa ini, baik mereka yang dari negeri seberang nan
jauh dimata maupun mereka-mereka yang berasal dari dalam negeri kita tercinta
ini. Kuta-Bali, selain menawarkan keelokkan pantai dan berbagai atraksi tradisional
kebudayaan Bali, wilayah ini juga didukung oleh berbagai fasilitas-fasilitas
yang memanjakkan setiap orang dimana
setiap fasilitas-fasilitas tersebut berteknologi modern dan berstandarkan
internasional. Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau banyak orang
berbondong-bondong untuk menginjakkan kaki di wilayah ini dan ber-having
fun-ria bersama keluarga, teman ataupun kenalan baru mereka J.
Well…berdasarkan semua alasan
tersebut diatas mungkin kita semua akan cenderung berpikir dan mempercayai
bahwa masyarakat yang hidup di wilayah ini akan mengalami kemakmuran tingkat
tinggi! Betul sekali, pasti ada banyak orang yang mendapatkan itu tetapi apakah
semua orang yang tinggal di kawasan ini mendapatkannya? Hmmmm…tunggu dulu, ternyata
ini realitanya..dibalik puluhan hotel dan restoran yang berjejer ria di
sepanjang pantai dengan berbagai atraksi wisatanya ternyata masih terdapat
keluarga-keluarga miskin yang tidak berdaya, banyak diantara mereka yang tidak
memiliki pekerjaan tetap; hidup dan tinggal di lingkungan yang seadanya; banyak
di antara mereka dari mulai anak-anak sampai orang tua tidak bisa baca tulis dan
juga kejadian sekolah putus di tengah jalan banyak terjadi pada anak-anak mereka.
Secuil informasi-informasi tersebut di atas saya dapatkan dan benar-benar
melihatnya sendiri ketika saya dan istri berkunjung ke tempat tinggal salah
seorang teman kami yang tinggal di wilayah kuta. Teman kami ini merupakan
kenalan dari istri saya, mereka bertemu di wilayah pantai Kuta yang pada saat
itu si istri J
sedang jalan-jalan dan si teman kami ini sedang “bekerja”, karena kebetulan waktu
itu istri saya membawa makanan lalu di bagilah makanan tersebut kepada teman kami itu dan dari peristiwa tersebut
keduanya terlibat dalam obrolan yang membuat mereka semakin dekat. Singkat cerita, teman itu mengajak kami untuk singgah di
kediamannya lalu kamipun mengiyakannya dan dari kesempatan ini menjadikan kami
tahu sebuah realita yang terjadi di wilayah Daerah Tujuan Wisata di Bali ini,
dimana tempat yang sanggup menarik pelancong untuk mengunjungi Bali berulang
kali tanpa bosan ini masih “menyimpan” ketidak-adilan sosial bagi masyarakatnya.
Teman kami dan keluarganya serta
tetangga-tetangga di sekitarnya memang jauh dari kehidupan yang serba
kecukupan, mereka masih memerlukan kebaikan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Kehidupan mereka terus berorientasi pada bagaimana cara untuk
mendapatkan uang setiap harinya untuk menghidupi semua anggota keluarga dan
tentunya berpikir untuk masa depan yang lebih baikpun jauh dari angan-angan
mereka…bagi mereka mentas dari kondisi yang terjadi pada hidup mereka saat ini
adalah hal yang sangat mustahil. What can we do to help them huh? Saya tidak
tahuuuuuuuuuuuuu…….saya bukan orang dari pemerintahan…saya bukan orang kaya
yang banyak uang… L…………
apakah ada ide dari anda untuk melakukan sesuatu untuk mereka? Anyway….apa yang
di alami teman saya ini mengingatkan pada kehidupan saya sebelumnya, saya
pernah mengalami apa yang pernah mereka alami…..hidup dibawah standar
kenyamanan….kluntang-klantung dan tidak tahu untuk apa tujuan dari hidup ini…tapi
keberuntungan berpihak pada saya karena adanya pertolongan dari orang-orang
yang baik hati di tambah keajaiban karya Tuhan yang akhirnya menjadikan hidup
saya ini lebih hidup J…anyway
lagi….sayapun punya keyakinan yang sama bahwa keberuntungan yang saya dapatkan
itu bisa terjadi pada mereka, dengan terus melakukan sesuatu untuk mereka dan
terus berdoa untuk keajaiban Tuhan bekerja pada hidup mereka kami percaya
kehidupan mereka bisa berubah ke arah yang lebih baik. Saya dan istri sekarang
ini belajar untuk komitmen membantu mereka, tapi kami bukanlah pahlawan yang
sanggup untuk mengentaskan mereka dari segala permasalahan yang ada. Kami
belajar untuk melakukan sesuatu yang bisa kami lakukan untuk mereka sembari
terus membawa mereka dalam doa kami untuk keajaiban Tuhan supaya terjadi pada
mereka, sampai dengan saat ini kami berkomitmen untuk datang ke tempat mereka secara
rutin untuk belajar bersama dengan mereka akan bagaimana membaca, menulis dan
berhitung. sambil terus mengingat bahwa hidup kita ini tidak pernah lepas dari
pertolongan orang lain maka kamipun belajar untuk terus untuk menjadi mata
rantai yang tidak terputus untuk meneruskan kebaikkan yang kami terima dari
orang lain kepada orang-orang lain di sekitar kami…mungkin tindakan kita
hanyalah hal-hal kecil nan sepele tapi siapa tahu dari hal kecil tersebut
sanggup mendatangkan keajaiban Tuhan bagi mereka yang memerlukannya. Hmmm….Sudahkah
hari ini kita berbuat kebaikan pada orang lain?
= People helping people =