Lombok : Antara Piknik,
Makan dan Kerja.
Selasa 12 Juni 2012 cuaca di Bali
memperlihatkan sisi manisnya, pagi itu ojek pribadi saya yang paling cantik
sedunia mengantar saya menuju bandara international Ngurah Rai Bali. Ya hari
itu merupakan perjalanan saya ke Lombok untuk ke-11 kalinya dalam rangka
menjalankan tugas dari organisasi untuk ikut andil dalam usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa J.
Tim yang saya gawangi bersama Sisi, Dharma dan Maya dalam perjalanan kali ini
bertambah kekuatan dengan bergabungnya 4 teman kami yang berasal dari negeri nan
jauh di mato. Dari antara mereka 2 orang berasal dari Amerika, 1 orang dari
Guatemala dan 1 lagi orang Manado yang mendapat green card dari pemerintah
Amerika karena sudah 11 tahun tinggal di negeri itu, mereka adalah mahasiswa perguruan
tinggi di negeri paman Sam yang sedang berlibur ke Indonesia untuk mengenal
kebudayaan negeri ini dan sekaligus ingin berbagi tentang apa yang mereka punya
kepada masyarakat yang mereka jumpai. Seperti perjalanan pada sebelum-sebelumnya
kami berkumpul di Bandara jam 8.30 WITA pagi untuk penerbangan kami jam 9.45
WITA, setelah itu kamipun check in dan menunggu di ruang pemberangkatan untuk
boarding.
Nguntal Iwak Mentah Urip-Urip (telan ikan hidup-hidup_red)
Kecuali teman kami si Dharma yang harus tinggal di pantai untuk menjaga
barang-barang dan mengabadikan momen dengan menjepret merekam ria setiap
aktivitas yang kami lakukan, kami semua menceburkan diri melawan arus untuk
menginjak pulau kecil itu. Akhirnya setelah susah payah dan basah-basahan kami
sampai di pulau itu, apa yang kami lihat disana hanyalah batu-batuan dan
sedikit vegetasi liar yang menutupi bagian atas pulau kecil itu. Disisi pulau
yang mengarah ke laut lepas banyak terdapat lubang-lubang berisikan air dimana
saya menemukan banyak ikan-ikan kecil sebesar ikan teri tapi bukan spesies teri
terjebak di dalamnya, kemungkinan besar ikan-ikan ini terjebak karena tidak
segera keluar dari lubang-lubang tersebut pada saat akan terjadi pasang surut.
Sayapun langsung memberitahu ke semua teman, semua terkagum karena melihat betapa
lucunya ikan-ikan tersebut kecuali teman kami yang bernama Sisi Hutapea J
lho kenapa? Melihat ikan-ikan kecil itu muncul dalam benak dia kata “Sashimi”
ditambah iman yang dia punya dan percayai yaitu kita tak akan mati sekalipun menenggak
aneka racun ria J hmmmmm……sontak
kami sudah tau maksudnya! Sisi menantang kita semua untuk menelan hidup
ikan-ikan itu dengan “khotbahnya” yang menguatkan yaitu mengganggap ikan-ikan
kecil itu masakan jepang ala sashimi dan kalaupun ikan-ikan itu beracun percayalah
kita tidak akan mati grrrrrrrrrrrrrrr….sayapun tertantang tapi ada juga
beberapa teman kami yang langsung menolak ide gila itu, segera saya menangkap
satu ikan dan saya berikan ke Sisi sang pengkhotbah untuk mempraktekkan
khotbahnya itu J
ikan digenggamnya lalu dimasukkan kedalam mulutnya, tapi ikan itu bergeliat dan
keluar dari mulut Sisi lalu jatuh ke laut..selamatlah ikan itu. Sayapun
menangkap satu lagi untuk giliran saya, entah apa yang ada dipikiran saya pada
waktu itu tapi yang saya tahu khotbah Sisi tampaknya menyentuh saya sehingga
sayapun mengiyakan dan mengamininya lalu hasilnya ikanpun saya telan
hidup-hidup tanpa keraguan…..coooooool something crawling in my throat
hahahaha.
Sisi mengulang lagi dan akhirnya berhasil memindahkan ikan dari
lubang kecil ke dalam perutnya lalu di lanjutkan oleh Josue si Guatemala dan
Maya setelah kami paksa dan khotbahi ulang J yaahh kami berempatlah yang terhasut oleh ide gila
Sisi sampai-sampai sebelum kami meninggalkan tempat itu kami mengabadikan momen
itu dengan berpose sumringah dan berteriak freedooooooooooooooom! lalu menamai
pulau kecil itu dengan sebutan monumen kebebasan J yang akan kami ingat sepanjang hidup kami berempat
lol.
freedoooom! |
Ayam Taliwang.
Setelah menikmati pantai Kuta
kami melanjutkan perjalanan menuju Mataram untuk makan siang karena ikan kecil yang
kami telan tidak cukup mengenyangkan J selalu dan selalu ketika berbicara soal makanan di
pulau Lombok kami selalu sepakat untuk berkata yes untuk Ayam Taliwang, Makanan
khas suku Sasak ini tidak pernah membosankan walaupun sudah berulang kali kami
menikmatinya. Menurut sejarahnya akan tetapi dimana waktunya tidak dapat
dirunut lagi, masakan ayam berbumbu berupa cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat merah, terasi, goreng, kencur, gula
Jawa, dan garam yang biasanya disajikan bersama makanan khas Lombok lainnya seperti plecing kangkung ini dahulu kala ditemukan oleh H Murad (alrmarhum)
dan istrinya, Salmah berasal dari Kampung Karang Taliwang, Kelurahan Cakra
Utara, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Setelah
puas dengan ayam taliwang kami bergegas menuju resort tempat menginap kita di
daerah Senggigi, tempat ini menawarkan akomodasi bernuansa budaya Sasak dan
memiliki nuansa yang tenang serta tempat yang tepat untuk menikmati
tenggelamnya sang surya dengan diiringi suara deburan ombak pantai Senggigi…Top
life J
Go to School!
Suasana diskusi di SDN 2 Sukadana. |
Di pagi hari setelah kami
menyantap habis sarapan yang kami dapatkan dari pihak resort kami bersiap
dengan barang-barang bawaan kami yang akan kami bawa menuju desa Sukadana, tak
lama kemudian mitra kami yang adalah seorang Ibu berkebangsaan Norwegia datang
dengan putri kecilnya yang manis imut dan sangat blonde J Ibu ini adalah seorang
perawat yang hasratnya hanyalah ingin membantu sebanyak-banyaknya orang yang
ada di sekitarnya, bersama dengan keluarga kecilnya mereka sudah kurang lebih 4
tahun tinggal di negeri ini. Setelah menempuh perjalanan 2 jam rombongan kami
tiba di Desa Sukadana, seperti yang saya singgung sebelumnya kami datang ke
desa ini untuk berbagi tentang perihal bencana dimana pengetahuan ini kami
dapatkan melalui training 1 minggu oleh salah satu LSM international yang
bergerak di bidang ini. Kalau saya simpulkan pengetahuan ini membahas tentang
apa itu definisi bencana, apa yang menyebabkan terjadinya bencana, bagaimana
tindakkan kita untuk mencegahnya atau pada saat terjadi bencana apa yang harus
kita lakukan supaya bisa mengurangi dampak kerusakkan akibat bencana tersebut
dan tentunya memberi pengertian dan motivasi bahwa itu semua merupakan tanggung
jawab kita semua bukan hanya orang-orang yang duduk dalam pemerintahan. Target
kami adalah semua warga Desa Sukadana mulai dari anak-anak sampai orang-orang
tua, dalam perjalanan kali ini kami mengambil bagian untuk berbagi dengan
anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Hari itu target kami adalah SDN 2
Sukadana, SDN 3 Sukadana dan SDN 1 Karang Bajo. Cara-cara penyampaian yang kami
pakai adalah kami menjelaskan secara singkat
tentang definisi bencana dan mengapa kita perlu belajar tentang hal ini lalu
kami mengajak mereka untuk melihat video anak yang menceritakan tentang beragam
bencana
yang terjadi di suatu desa setelah itu kami membentuk kelompok diskusi
kecil dengan beberapa pertanyaan yang menyangkut bencana apa yang ada di video
itu juga pertanyaan tentang potensi-potensi bencana apa yang bisa terjadi di
desa dimana mereka tinggal saat ini dan tindakan-tindakan apa yang bisa
dilakukan dari sekarang untuk mencegahnya lalu kami minta setiap kelompok
melalui perwakilannya untuk maju di depan kelas untuk menyampaikan hasil
diskusi kelompok mereka masing-masing. Kami dibuat senang dan kagum oleh
antusiasnya anak-anak dari ketiga Sekolah Dasar ini dalam mengikuti pertemuan saling
berbagi ini. Harapan kami mereka kedepannya akan terus mengaplikasikan
pengetahuan ini dalam hidup mereka dan juga mereka mau berbagi ke
sebanyak-banyaknya orang sehingga Desa Sukadana dan masyarakatnya mengerti dan
siap bertindak kalau-kalau ada ancaman bahaya datang dan bencana terjadi. Namun
jauh dalam lubuk hati kami tidak mengharapkan terjadi bencana di desa ini, kami
hanya melakukan tugas kami untuk berbagi ilmu kepada sesama tentang apa yang
kami punya dan bisa membekali hidup mereka. Setelah berbagi dengan anak-anak
dari ke tiga Sekolah Dasar tersebut kami mengunjungi teman-teman kami yang ada
di Dusun Ruwak Bangket dan Dusun Segenter untuk say helo dan menanyakan kabar
mereka sebelum kami bertolak menuju senggigi untuk makan malam dan bertemu
dengan pemimpin kami yang ada dalam sebuah pertemuan organisasi di salah satu
hotel besar di Senggigi.
Guru dan siswa SDN 03 Sukadana |
Gili Islands.
Santai telah tiba..santai telah
tiba..horeeee….horeeeeee! J
hari ketiga adalah hari yang paling kami nanti-nantikan hahahahahaha…Snorkeling
menikmati panorama bawah laut Gili Islands! Setelah sarapan kami di jemput di
hotel oleh seorang gadis sasak untuk
menaiki kapalnya yang berkapasitas 10 orang untuk menuju Gili Island,
wajah-wajah kamipun tampak cerah semangat berbunga-bunga walaupun dalam
perjalanan kurang lebih 1,5 jam menantang ombak yang lumayan besar dan membuat
kapal tidak mulus lajunya. Tempat tujuan kami adalah sisi utara dari Gili Meno
yang merupakan salah satu dari ketiga pulau yang ada di Gili Islands setelah
Gili Trawangan dan Gili Air. Bagi saya ini yang ketiga kalinya snorkeling di
Gili Islands dan bisa dipastikan saya tidak pernah bosan dan sama semangatnya
dengan teman-teman yang lainnya, tak perlu makan banyak waktu kamipun sudah
siap dengan perlengkapan snorkeling dan siap nyebur J wow…indahnya ciptaan
Tuhan di pulau ini! Ikan-ikan yang beranekaragam jenisnya dan lutu-lutu,
terumbu karang yang berwarna-warni juga tak ketinggallan sengatan perih ke
hampir seluruh bagian tubuh kami dari ubur-ubur yang kasat mata tapi tidak kami
hiraukan J
kamipun senang sampai tidak sadar kita terbawa arus jauh meninggalkan dari
tempat semula kita menyeburkan diri.
Gili! We're coming! |
Snorkeling time. |
Setelah puas menikmati panorama di Gili
Meno, kami melanjutkan ekspedisi snorkeling ke bagian sisi timur dari Gili Air
yang kurang lebih 25 menit perjalanan kapal. Nyebur lagi tanpa berpikir panjang
setelah kapal berlabuh di perairan Gili Air, ikan-ikan disini tampaknya lebih
rakus dari tempat sebelumnya. Kami membawa roti dan memecahkan di dalam air,
tanpa ketakutan ikan-ikan di dekat kami menyambar roti-roti itu…wow..sungguh
pemandangan yang menakjubkan! Kami semua menikmati momen ini dan sangat senang,
sampai-sampai teman kami tidak mau pulang dengan meminta extra time untuk ada
di perairan ini…but NO! kami tidak mau kena biaya tambahan dari Resort tempat
kami menginap karena check-out lebih dari jam yang sudah ditentukan, kamipun
pulang menuju resort dan berharap bisa kembali ke pulau ini lagi..Good Bye Gili
Island. Sesampainya di Resort kami berkemas, mandi dan menyelesaikan kewajiban
kami pada pihak resort, keluar dari Resort kami melanjutkan perjalanan ke
Mataram untuk makan siang dan membeli oleh-oleh khas Lombok sebelum menuju
Bandara International Lombok. Sesampainya kami di Bandara, kami langsung
check-in dan nongkrong di sebuah café yang ada di terminal keberangkatan untuk
menunggu keberangkatan kami. Maskapai penerbangan yang kami tumpangi ini
sepertinya yang terbaik jadi semua berjalan sesuai waktu yang di tentukan,
akhirnya kamipun tiba kembali ke Ngurah Rai Bali. Kamipun berpisah untuk
melanjutkan perjalanan ke rumah kami masing-masing dan again ojek pribadi saya
yang paling cantik sedunia siap mengantar saya ke rumah J