Monday, August 27, 2012


Selandia Baru : misi tercapai sudah J

 

Mungkin……hal ini seharusnya tidak perlu di tulis…tapi sepertinya perlu juga untuk di tulis di blog ini…J ya sudahlah perlu atau tidak perlu yang penting semua yang ada di cerita ini saya lakukan berdasarkan dorongan kuat dari hati saya yang paling dalam dan penuh dengan kesadaran tanpa dipengaruhi alkohol, nikotin apalagi narkoba J episode kali ini mengetengahkan tentang bagaimana saya mengajukan “proposal pernikahan” kepada my girlfriend and her parents JJ saya tidak peduli apakah cara saya ini benar atau tidak benar, romantis atau tidak romantis yang penting sekali lagi semua ini saya lakukan dengan segenap hati juga tanpa ada paksaan dari pihak luar baik luar negeri maupun luar bumi J. Setelah kurang lebih 4 minggu berada di Selandia Baru meluangkan waktu untuk menikmati pertemuan, perkenalan, melakukan aktivitas bersama dia dan keluarganya, maka sayapun harus melakukan kewajiban saya dalam menggenapi tujuan utama untuk alasan apa saya melakukan itu semua J karena saya pikir baik dan penting bagi kita semua bahwa dalam hidup ini kita perlu untuk tahu tujuan-tujuan yang kita miliki dan bertindak untuk merealisasikannya. Jadi  to de point saja kalau tujuan saya untuk semua itu adalah untuk melayangkan rayuan maut untuk dia dan orang tuanya hahahahha…

 

Maukah kamu menikah denganku.

Minggu 26 Agustus sepulang dari ibadah malam di salah satu gereja di kota Kerikeri, Malam itu udara sangat dingin dan itu sangat menyiksa saya J, otot belakang leher jadi kaku dan menyebabkan kepala jadi pusing J pemanas ruangan sudah di hidupkan akan tetapi belum maksimal mengurangi rasa dingin yang mencengkram kuat tubuh ini J sayapun berinisiatif untuk menghidupkan kolam spa yang ada di taman rumah the parents dan mengajak sang kekasih untuk nyemplung bareng karena kebetulan dia juga kedinginan J tidak biasanya kami berspa ria di malam hari, biasanya kami melakukan di pagi hari setelah bangun tidur atau sore hari sebelum makan malam…anyway rasa dinginpun hilang ketika merebahkan diri di kolam spa, gelembung-gelembung air hangat yang muncul dari dinding kolam membuat pegal yang ada di tubuh ini lenyap dan otot kakupun di buatnya jadi relax lagi, kamipun sangat menikmatinya dan benar-benar berpikir kolam spa ini milik kami berdua J J.

Saat-saat menikmati kolam spa itu, hati saya berkata: “hei ayo lamar dia! Utarakan kalo kamu memang benar-benar serius dalam hubungan ini.” Beuuuuhhhhhhh….okelah, sayapun memberanikan diri dan mencari “permulaan” untuk menyatakannya…hmmm saya mulai dengan pembicaraan bagaimana kita bertemu, hmmm...kami bertemu di salah satu organisasi sosial di Bali, pada waktu itu tepatnya oktober 2011 kami berada di acara yang sama yaitu menghadiri acara kelulusan sekaligus perpisahan salah satu training yang di selenggarakan oleh organisasi tersebut. Singkatnya karena keberanian nekat yang saya lakukan untuk mendekatinya dan membangun obrolan tentang kegiatan sosial yang sama-sama kita kerjakan, dari situlah kami jadi dekat J lalu mulai tukeran no. hape dan mulai sering sms-an serta saling mengajak untuk melakukan kegiatan sosial bersama baik yang saya kerjakan ataupun yang dia kerjakan…so selanjutnya bisa di tebak karena sama-sama nyaman dan nyambung akhirnya timbulah bunga-bunga asmara diantara kami berdua wuhahahahaha.....saya suka dia dan dia suka saya maka jadianlah kami J.

Kolam spa pun bertambah hangat dengan obrolan kami tersebut J selanjutnya beranjak ke obrolan yang lebih serius tentang kurun waktu masa relationship yang sudah hampir satu tahun dimana banyak hal yang mengagumkan seperti terjadinya culture shock tentang bagaimana cara saya berpikir, bertingkah, berpolah yang menurut saya tampak fine-fine saja eh malahan membuat dia menangis jengkel karenanya dan begitu sebaliknya, banyak juga "cara" dia yang membuat saya pusing serta ingin mengakhiri saja relationship ini (hmmmm..teman-teman dekat saya pasti tahu akan hal ini J thank u so much untuk mau setia mendengar unek-unek saya dan berdoa untuk saya, kalian semua wonderful J), tetapi dari semua hal mengagumkan itu pastilah ada makna di balik semua itu..pasti selalu ada udang dibalik rempeyek lol, semua itu baik dan membuat kami bisa belajar untuk tidak egois dan belajar untuk menyelesaikannya berdasarkan prinsip yang benar yang kami imani bersama yaitu bersumber pada alkitab yang merupakan perkataan dari Tuhan kami...semoga saja prinsip itu bisa kami lakukan sepanjang hidup ini baik dalam relationship ini maupun bersama dengan orang lain di luar sana wukakakak...amen. Oke then..akhirnya di kolam spa itu saya dengan tulus mengucapkan terimakasih banyak kepada dia untuk waktu-waktu yang sudah di lewati bersama dan membuat saya bertumbuh ke arah yang lebih baik, juga saya bilang I am benar-benar happy to be with you sebelum saya mengucapkan kepada dia : “will you marry me babi? eh baby” Diapun tertawa terkekeh tapi tidak lama kemudian terdengar jawaban dari dia: “yes, I will”…that’s it! Tidak romantis bukan? J well setidaknya saya sudah melakukannya JJ pada waktu itu hanya ada satu bintang terang di atara awan-awan di langit kota Kerikeri yang menjadi saksi kami wukakakakak. setelah tubuh terasa matang karena kepanasan di kolam spa maka beranjaklah kami dan dia bilang : "hey ask my parents ya.. supaya mereka tahu dan merelease berkat buar kita"...gubrak ototpun kepalapun jadi kaku lagi, mau tidak mau sayapun mikir dan doa lagi untuk mencari cara untuk ngomong sama bonyoknya.

 
Saya ingin menikah dengan puteri kalian.

Hari ini, senin 27 Agustus mamanya Tina merayakan hari jadinya dan mendapatkan voucher $ 50 dari restoran yang baru buka di kota Kerikeri yang menjual masakan Thailand dan beliau menggunakan voucher tersebut untuk makan malam tentunya dengan membawa serta sang suami dan kami berdua. Sungguh ini momen yang mendukung terealisasinya tujuan saya dan tentunya saya percaya itu juga jawaban doa saya J akan tetapi walaupun lapak sudah tersedia...namun semua itu butuh perjuangan dalam mengutarakan niatan saya untuk meminta ijin menikahi putrinya, butuh hampir 40 menit dalam melawan  rasa gugup saya. Awalnya rancangan saya adalah setelah pesan menu dan menunggunya sampai pesanan siap, saya ingin mengunakan waktu itu untuk bicara..tapi gagal..grogi lebih kuat J makanan pembuka datang dan mau bicara eh gagal lagi…hmmm lagi-lagi kebiasaan lama muncul untuk berkata dalam hati tentunya untuk memperkuat diri  ini: “just do it and everything will be alright J” yehh…makanan utama datang, asal tahu saja kalau saya pesan menu yang bernasi  banyak J dan sayapun melahap kalap sebagaimana menunjukkan tanda-tanda orang yang sedang grogi…tapi akhirnya dengan modal berani yang nekat muncul juga kata-kata dari mulut saya untuk meminta perhatian kepada kedua orang tua yang duduk di hadapan saya ini, karena waktu itu mereka sedang asyik ngobrol sesuatu yang tidak saya mengerti dengan aksen Britishnya…sempat terjadi hening sejenak karena saya tidak tahu mau ngomong apa fiuuhhhh J…yeee akhirnya dengan broken English yang setia dengan saya, saya mulai bicara untuk mengucapkan banyak terimakasih telah diberi kesempatan bisa berkunjung ke Selandia Baru dan tinggal,makan, tidur di rumah mereka tanpa di pungut biaya serta sudah berdoa buat hidup saya selama berada di tengah-tengah mereka...pokoknya ambil hati mereka dulu deh hahahaha, setelah itu perasaan jadi terkendali dan atmosfir rasa santaipun menyelimuti saya, maka sayapun bercerita tentang relationship saya dengan putrinya seperti bagaimana kita bertemu, masalah yang sudah ada dan bla..bla…bla…pokoknya bahan yang sama yang saya bicarakan kepada tina saya pakai lagi untuk cerita ke orangtuanya dengan maksud supaya inggrisnya gak broken-broken amat J dan cerita semua itu saya tutup dengan berkata kepada mereka : “i want to marry your daughter”....Eh..ternyata mereka menunggu-nunggu semua ini keluar dari mulut saya J well, mereka intinya setuju dan mereka sudah mendoakannya sejak tahun lalu semenjak mulainya hubungan saya dan anak mereka. Tak lupa sebagai orang tua yang baik mereka memberikan wejangan-wejangan berharga berdasarkan prinsip kekristenan yang mereka hidupi sampai saat ini dalam pernikahan mereka dan kelak kalau saya tidak menghidupi prinsip-prinsip tersebut, mereka akan terbang ke Indonesia hanya untuk satu tujuan yaitu mencabik-cabik saya! well...well...baiklah bapak dan ibu..... (tapi ini tidak membuat otot kepala saya jadi kaku lol)

 
Jadi begitulah kisah episode proposal pernikahan saya! benar-benar lega rasanya setelah melewati ini J dan untuk kapan kami tepatnya akan melangsungkan pernikahan, kami sedang dalam proses untuk menentukan tanggal dan tempatnya JJ mungkin 5 Januari tahun depan pas hari jadi saya atau mungkin di lain hari yang memungkinkan hihihi ...hmmmm bisa dipastikan nanti bakalan ada episode berdebar-debar lagi dalam menjelang maupun saat berlangsungnya pernikahan hahaha.. semuanya itu haruslah di lalui bukankah begitu kawan? Please keep pray for us ya.. Thank u so much. Blessings

 

  Saya cinta dia, dia cinta saya dan kami cinta Yesus serta Yesus cinta kami  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Thursday, August 23, 2012


Selandia Baru : Berburu predator!

 

the cute of possum :)
Possum! Hewan inilah yang menjadi predator di Seladia Baru, bukannya binatang-binatang buas dan liar seperti harimau, singa, serigala, ular dan buaya karena mereka itu semua tidak di temukan di tanah asli orang Maori ini. Hewan yang sukanya ngelayap pada malam hari (nocturnal) ini merupakan hewan asli dari Australia dan salah satu cirinya adalah mempunyai kantung untuk menyimpan anak-anaknya seperti kebanyakkan hewan-hewan endemik Australia lainnya. Orang Selandia Baru sengaja mendatangkan possum dari negeri tetangganya itu selain untuk menambah koleksi fauna tentunya juga karena cute-nya hewan tersebut J. Akan tetapi lambat laun possum menjadi hewan yang tidak di sukai keberadaannya, mereka berkembang biak dengan cepat hanya butuh 60 hari untuk membesarkan anak setelah itu kawin dan “hamil” lagi dan tidak mengherankan sekarang jumlahnya di perkirakan ribuan. Mengapa mereka tidak di sukai? Karena possum menghabisi daun-daun dari pohon-pohon yang ada di hutan dan perkebunan, mereka juga memakan telur-telur dari burung-burung asli Selandia Baru. Intinya possum membuat mati banyak pohon dan membuat keberadaan hewan lain menjadi punah, bahkan karenanya muncul statement baru yang mengatakan: “By now, if you are finding it difficult to sleep – Start counting possum, forget about sheep!” J

 

Pemerintah negeri inipun mengambil kebijakan dengan memberikan ijin kepada warganya untuk berburu possum kapanpun dan dimanapun (biasanya ada bulan-bulan tertentu yang di tetapkan pemerintah untuk berburu, misalkan berburu paradise duck setiap bulan Januari selama 1 minggu, berburu bebek biasa setiap bulan Mei selama 3 minggu). Dulunya setelah di tembak mati bangkai possum di biarkan begitu saja, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi orang Selandia Baru menggunakan bulu possum sebagai bahan untuk pembuatan jaket, kaos kaki, kaos tangan,  topi dan produk-produk fashion lainnya. Harga bulu possum saat ini perkilonya sebesar $ 145 NZ, maka dari itu orang semakin giat untuk memburu possum selain untuk menyalurkan hobi menembak, mereka juga menginginkan uang dari bulu-bulu hewan cute iniJ.

bulu possum
 

 
Pemikiran itu juga ada dalam benak Mr. Wes Cullen, si bos peternakan dimana saya pernah tinggal dan belajar cara beternak J Malam itu saya masih menginap di rumah keluarga The Cullen, Jumat 10 Agustus langit menampakkan senyumnya melalui taburan gemerlap bintang-bintangnya J. Ketika saya sedang asyik menonton dvd shaun of the sheep yang kami bawa dari Bali bersama anak-anak, Wes menghampiri saya dan mengatakan..”hei..maukah kamu berburu possum bersamaku sekarang?” sayapun tanpa ragu berkata iya dan langsung menuju kamar untuk mengambil jaket dan topi untuk melawan dingin di luar sana saat berburu. Waktu saat itu menunjukkan pukul 8 malam, kamipun beranjak dengan motor ATV menuju ladang pembantaian yang tak lain adalah pohon-pohon yang ada di sekitar peternakan the Cullens. Motor ATV dilengkapi dengan lampu senter yang mampu menyorot tajam sampai 50 meter, lampu itulah yang kami gunakan untuk menyorot dari pohon satu ke pohon lainya untuk mengecek ada atau tidaknya keberadaan si possum. Seperti mata-mata binatang pada umumnya, ketika di sorot dengan lampu maka mata mereka menyala demikianpun dengan mata possum. Pada saat kami menyoroti pohon dan mendapati 2 buah bola kecil berwarna merah, kami langsung mendekati pohon itu dan siap untuk menembak karena 2 buah bola kecil berwarna merah itu adalah mata possum. Kesuluruhan pada malam itu kami menjumpai 6 ekor possum akan tetapi kami hanya berhasil membunuh 3 ekor saja, 1 satu diantaranya berhasil saya bunuh J dan 3 ekor lainnya berhasil lolos karena bersembunyi di balik dahan-dahan pohon yang besar. Kamipun senang dan puas malam itu berhasil menambah bulu possum ke dalam kantong penampungan yang nantinya kalau sudah genap beratnya 1 Kg tinggal menghubungi sang pengepul untuk datang ke rumah lalu mengambilnya dan menyerahkan dollarnya kepada Wes sebagai gantinya, dan tentunya anjing di peternakan juga senang karena mereka mendapatkan santapan daging segar J coba kalo di negeriku, possum itu akan saya makan! Jadi rica-rica atau possum kecap J well…karena The Cullens dan orang Selandia Baru tidak makan daging possum dan pada saat itu saya juga jaim, maka anjinglah yang berpesta JJ. Thank’s my Dear buat momen menyenangkan ini.
                                       
 

“Semua yang berkaki empat kita makan kecuali meja, semua yang bersayap kita makan kecuali pesawat, semua yang di air kita makan kecuali kapal dan semua yang panjang-panjang kita makan kecuali kereta api.”

(pepatah kuno)

JJJ

 

 

Monday, August 20, 2012


Selandia Baru : Belajar tentang bagaimana mengurus peternakan.




Sungguh hati saya sangat girang berada kurang lebih 6 hari di rumah keluarga Cullen di Mangautoroto (kota kecil 3 jam dari Kerikeri) yang tak lain adalah keluarga dari kakak perempuannya Tina, tidak hanya “penerimaan” hangat yang terus di berikan oleh the Cullens tetapi mereka juga tidak pelit untuk berbagi apa saja yang mereka kerjakan di peternakan dan memberi kesempatan saya turun langsung ke lapangan untuk menciumi hewan ternak mereka JJ. The Cullens memiliki lahan peternakan yang sangat luas sekali, kurang lebih 125 hektar..pokoknya bisa di buat puluhan lapangan sepakbola J Rumah mereka juga ada di kawasan lahan peternakan tetapi jauh dari kandang-kandang hewan yang ada. Hewan-hewan yang menghuni peternakan mereka adalah: domba, kambing, sapi, ayam, dan babi, tetapi fokus utama keluarga ini dalam menjalankan peternakan adalah sapi perah. Mereka memiliki 230-an sapi dewasa dan 30-an anak sapi yang setiap hari terus bertambah.
 Saya sungguh heran plus takjub kalau peternakan segede ini di tambah ratusan ternak yang ada hanya di urus oleh satu keluarga yang terdiri dari 1 ayah (Wesley), 1 Ibu (Sheryl) dan 4 anak (Nasah 8 th, Liana 6 th, Jireh 4 th dan wonderful baby Grace 1 th). Wesley menjadi aktor utama dalam peternakan ini, beliaulah yang running semua program dan mendelegasikan tugas ke istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan mereka. Wes dan Sheryl memang sengaja melibatkan anak-anaknya untuk membantu mereka dalam menjalankan peternakan ini yang tak lain bertujuan untuk mengajarkan mereka bahwa “butuh” mengerjakan sesuatu untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup dan tentunya memperlengkapi mereka dengan skill  beternak yang biasa dilakukan keluarga-keluarga yang ada di Selandia Baru yang menjalankan usaha peternakan. Setiap hari setelah membantu orang tuanya, Nasah dan Liana mendapat “upah” sebesar $2 yang terus mereka kumpulkan untuk membeli sesuatu atau menggunakannya untuk sesuatu yang mereka butuhkan, lalu apa yang di lakukan Jireh dan Grace? Kedua balita ini membantu orang tua mereka dengan tidak rewel selama berada di peternakan J. Bagi saya mereka adalah gambaran keluarga yang metal JJ. So inilah pekerjaan yang mereka lakukan sehari-hari di peternakan dimana saya belajar untuk melibatkan diri J:

  

Memberi makan!

Ternak juga manusia! Eh maksudnya ternak seperti manusia. Sama seperti kita yang butuh makan, hewan ternakpun juga butuh makan J. Babi yang jumlahnya hanya 5 ekor mereka kasih makan 2 kali sehari dengah sisa-sisa makanan dari rumah tangga plus sisa sayur mentah dan kulit buah-buahan, domba dan kambing kira-kira jumlahnya 10 ekor di biarkan lepas di lahan dekat rumah yang memiliki rumput segar, ayam di beri makan juga dengan sisa-sisa makanan dari rumah tangga plus kacang-kacangan, tentunya dari semuanya yang paling menyita waktu dan tenaga adalah memberi makan sapi, baik sapi dewasa maupun sapi yang baru nongol.


Sapi yang baru lahir langsung di pisahkan dari induknya dan artinya keluarga Cullenlah yang harus menyuapi junior-junior itu dengan susu 2 kali sehari. Mereka mengelompokkan sapi-sapi junior ini ke dalam 2 kandang yang berbeda, kandang pertama untuk sapi berumur 1-2 hari dimana keluarga Cullen harus benar-benar sabar menyusui anak sapi satu ke anak sapi yang lainnya menggunakan botol seperti botol dot untuk bayi yang berukuran besar dan kandang kedua adalah untuk sapi berumur 3 hari lebih dimana sapi-sapi ini lebih mandiri dan keluarga Cullen hanya menggunakan “alat” menyusui (tit cups)  yang berbentuk kurang lebih seperti bak penampungan air dan dilengkapi selang-selang pendek yang berbentuk menyerupai puting susu induk sapi yang akan mengeluarkan susu dalam bak jika anak sapi menyedotnya J dan tugas inilah  yang menjadi tugas utama Nasah dan Liana.

Sapi dewasa makan rumput segar setiap harinya dan ini menjadi tugas sang direktur untuk mengurusnya. Lahan sebesar 125 hektar ini di bagi menjadi puluhan paddock oleh Wes dengan tujuan untuk rotasi dalam memberi makan ternak karena rumput juga butuh waktu untuk bertumbuh, artinya rumput dalam satu paddock sudah berangsur pendek maka ternak di giring ke paddock yang lain dan begitu seterusnya dan biasanya 3 minggu sekali kembali ke paddock awal, rumput terus bertumbuh dan ternakpun tidak kelaparan. Ini tugas berat menurut saya, karena Wes harus membuat batas paddock dengan pagar kawat berpuluh-puluh meter dengan menuruni bukit dan menyeberang parit serta mengatur “lalu-lintas” dengan membuka-tutup kawat-kawat paddock untuk membuat jalan sapi-sapi dari paddock satu ke paddock lainnya..sungguh itu sangat melelahkan.



Sensus jiwa J

Sensus jiwa juga terjadi dalam peternakan ini. Setiap hari Wes menulis laporan tentang jumlah hewan ternaknya tentang berapa yang mati, berapa yang keluar untuk di jual atau di hibahkan dan berapa bayi-bayi yang lahir. Uniknya adalah setiap sapi punya anting besar dan bernomor di setiap telinga mereka dan dari anting itu kita bisa tahu riwayat hidupnya seperti kapan dia lahir, bapak dan ibunya sapi ini siapa JJ..cerdas!




Menyedot paksa susu J

Fokus peternakan ini adalah sapi perah maka hasil susulah tujuan utamanya. Setiap hari sekali dan biasanya sore hari jam 15.30 Mr. Wes Cullen menggiring sapi-sapi dewasa menuju tempat pemerahan, karena jumlahnya ratusan sapi maka memerah susu tidak dilakukan secara manual menggunakan tangan kita J melainkan menggunakan mesin pemerah susu. Sapi-sapi di buat baris rapi di dalam kurungan lalu mesin “penghisap” yang memiliki kurang lebih 20 lempeng dengan 4 mulut setiap lempengnya di pasang “paksa” J ke dalam puting susu sapi untuk menyedot air susu dari sapi dan di tampung ke dalam tangki besar yang nantinya akan di jual ke pabrik pengolahan susu sapi. Pekerjaan ini sangat menyenangkan dan sayapun menikmatinya, seru sekali..karena saya mendapat pengalaman seperti bagaimana rasanya di tendang sapi, di kencingi berliter-liter juga merasakan sentuhan hangat dari fresh tahi yang keluar dari pantat sapi, sayapun sempat kelilipan tahi sapi waktu itu J

Susu yang dihasilkan harus terjaga kualitasnya maka dari itu hanya sapi yang sehatlah yang di perah setiap harinya. Sebelum di perah Wes selalu mengecek kesehatan Udder atau kantong susu beserta 4 putting susu si sapi. Penyakit yang biasa ditemukan adalah mastitis atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dengan tanda-tanda kantong susu atau salah satu puting keras dan panas lalu susu yang di hasilkan di sertai lender atau nanah. Sapi yang terkena mastitis di pinggirkan dan di beri perawatan khusus dengan menyuntikkan madu ke puting susu untuk penyembuhan, setelah sapi tesebut benar-benar sembuh maka konsekuensinya adalah “berikan susumu lagi pada kami hahahaha..”



Tumpas habis tahi dan segala kotoran dari ternak.

Kebersihan harus selalu di jaga karena bersih adalah pangkal kesehatan juga bersih itu sebagian dari iman J yang namanya ternak mereka seenak udelnya berak kencing dimana saja kapanpun mereka mauJJ so tugas kitalah yang punya hikmat ini untuk membersihkannya, biasanya segala kotoran yang harus di bersihkan adalah di tempat pemerahan baik pelatarannya maupun alat-alat yang di gunakan. Cara membersihkannya kita memakai selang besar dengan kucuan air yang deras dan sanggup meluluhlantahkan segala kotoran yang ada J. Juga untuk kandang sapi harus di jaga kebersihannya, dalam membersihkan kotoran mereka menggunakan traktor untuk mendorong tahi dan kawan-kawannya ke kolam penampungan. Oh iya setiap peternakan harus memiliki setidaknya 2 kolam yang berfungsi menampung segala limbah kotoran ternak dan mengendapkannya setidaknya berminggu-minggu sebelum di alirkan ke sungai, ini semua adalah peraturan pemerintah dimana mereka tidak mau sungai-sungai di sekitar peternakan terkontaminasi limbah peternakan yang nantinya mencemari lingkungan hidup semua mahkluk yang hidup di sungai maupun di muara dan di laut J.



Begitulah sekiranya gambaran-gambaran kegiatan sehari-hari di peternakan sapi keluarga Cullen, adapun juga kegiatan lainnya yang juga menjadi bagian penting dalam sebuah peternakan tetapi tidak dilakukan setiap hari adalah seperti;

Mengawinkan sapi.

Semua penghasil susu adalah betina dan semua sapi dewasa di peternakan ini adalah betina, tidak ada sama sekali sapi jantannya…lho bagaimana mereka bisa punya anak? Inilah tugas tambahan bagi Wes untuk membuat sapi-sapi betina bunting J maksudnya adalah dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini hanya dengan memaksukkan sperma sapi jantan yang bisa di beli di toko-toko peternakan dengan menggunakan jarum khusus  ke dalam saluran rahim sapi betina maka bisa membantu memunculkan bayi-bayi sapi baru. Perlu di catat dalam melakukan “kawin” ini, kita perlu memperhatikan masa-masa “genit” sapi betina atau “on heat” J biasanya terjadi hanya 1 hari setiap 3 minggu sekali dan di tandai dengan perilaku aneh dari sapi betina seperti mata mereka berkedip-kedip dan juga saling menunggangi satu dengan yang lainnya J. Jikalau kawin suntik itu gagal maka Wes akan membeli sapi jantan dan memberikan kesempatan untuk “holiday” di peternakan setelah itu di jual kembali.



Menjual anak-anak sapi jantan.

Anak-anak sapi jantan tidak di harapkan di peternakan ini, mereka hanya menguras habis makanan yang ada dan tidak menghasilkan apa-apa jadi daripada di pelihara mending di jual saja. Biasanya setelah berumur kurang lebih 4 hari anak-anak sapi jantan akan di jual ke pabrik “pemotongan ternak” dengan harga perekor hanya $20, saya sengaja tidak menanyakan lebih lanjut tentang apa yang bisa di hasilkan dari anak-anak sapi ini karena yang saya tahu mereka akan menemui ajalnya segera dengan cara di penggal…sungguh sedih melihat nasib sapi-sapi lucu itu, memang betul life is so short.



Menyiram rumput.

Rumput yang tumbuh di lahan peternakan harus di jaga, untuk itu Wes merawatnya dengan menyiram dan menambahkan nutrisi khusus untuk rumput supaya tumbuh subur dan sehat.



Memotong rumput dan memfermentasikannya.

Kegiatan ini di lakukan pada musim “spring” dimana rumput tumbuh dengan cepat, tujuan memotong rumput dan memfermentasikannya dengan cara mengikat rumput lalu di bentuk kotak di akhiri dengan di bungkus plastik selama 2 bulan ini adalah untuk memberi makan ternak pada musim “summer” dimana cuaca kering tidak ada hujan dan membuat rumput kering dan mati. Begitulah mereka mensiasatinya supaya ternak-ternak terjamin makanannya dan terus bisa menghasilkan sesuatu untuk menghidupi kebutuhan keluarga Cullen.


Itulah pengalaman saya berada di peternakan the Cullens dan lagi-lagi semua ini adalah anugerah-Nya dimana saya bisa belajar tentang bagaimana cara beternak yang mana saya menaruh minat terhadapnya juga belajar tentang komitmen dan kerja keras yang di sertai rasa sukacita yang di lakukan the Cullens dalam menjalankan peternakan ini. Thank u so much Dear…



..camkanlah bahwa Sang pencipta kita akan memberikan kepada kita akan pengertian dalam segala sesuatu..








Monday, August 13, 2012


Selandia Baru : Eksplorasi ke utara Pulau Utara.



  
Selandia Baru terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Utara (North Island) dan Pulau Selatan (South Island) serta satu pulau kecil yaitu  Pulau Steward (Steward Island), Kerikeri kota dimana saya tinggal saat ini berada di North Island. Hari senin 6 Agustus lalu mumpung matahari bersinar terang (hal ini jarang sekali mengingat sekarang lagi musim winter J di Selandia Baru), kami menyempatkan diri untuk bereksplorasi menuju arah utara dari wilayah North Island. Waktu yang harus di tempuh kurang lebih 3 jam perjalanan dari kota Kerikeri Untuk menjelajah wilayah utara sampai dengan batas paling ujung pulau ini, dan lagi-lagi bukan jadi pemandangan yang aneh kalau rentetan panjang lahan hijau peternakan kami lihat di kiri kanan sepanjang jalan yang kami lewati. Lalu apa saja yang kami lakukan dalam eksplorasi ini? Cekidot J :


Mandi sinar matahari di Cape Reinga.

Cape Reinga merupakan spot paling ujung dari North Island dan tentunya juga menjadi wilayah paling utara dari negara Selandia Baru, wilayah ini terletak pada garis lintang selatan 34° 25’7 dan bujur timur 172° 40.6’. Di wilayah batas paling utara ini di didirikan menara mercusuar. Menara yang hanya setinggi 10 meter tetapi berdiri di atas bukit yang keseluruhan tingginya mencapai 165 meter DPL dan lampu mercusuar menyala setiap 12 detik serta terlihat dari jarak pandang 35 kilometer ini memiliki peranan penting untuk memberi tanda bagi kapal yang akan memasuki wilayah Selandia Baru melalui laut Tasman dan laut pasifik utara. Menara ini di bangun pada tahun 1941 untuk menggantikan menara mercusuar yang ada sebelumnya tetapi sudah tua yang di bangun pada tahun 1879 di Matuopao pulau kecil di sebelah barat laut Cape Reinga. Sejak tahun 1987 menara mercusuar ini bekerja secara otomatis dengan suplai dari pembangkit listrik tenaga surya dibawah pengawasan Angkatan Laut Selandia Baru.



Cape Reinga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara, ketika kami berkunjung di tempat ini kami bertemu dengan rombongan pelajar dari Inggris, turis dari Spanyol, Perancis, India dan China. Bagi penduduk asli Selandia Baru atau yang kita kenal sebagai orang Maori, mereka menyebut tempat ini Te Rerenga Wairua yang artinya kurang lebih sebagai pintu gerbang bagi roh orang yang mati untuk memasuki kehidupan selanjutnya di tanah asal nenek moyang mereka (Hawaiki). Udara di Cape Reinga sangat dingin sekali walaupun berada di pinggir laut lepas, tidak heran semua orang yang berkunjung selalu memakai jaket tebal, topi, sepatu untuk menghangatkan tubuh mereka termasuk saya tentunya J. Pada saat itu matahari bersinar terang, kamipun menyempatkan merebahkan diri di salah satu spot untuk mandi sinar matahari dan pastinya tetap dengan pakaian lengkap dan tebal yang kami pakai, tidak seperti berwisata di Indonesia : mandi sinar matahari artinya pakai baju seminim mungkin….hmmm saya rindu udara Bali J.

                                


Jalan-jalan di “padang pasir” Te Paki.

Tidak jauh dari Cape Reinga kira-kira 45 menit perjalanan menuju barat daya di sana ada spot menarik bagi wisatawan namanya Te Paki, di sana ada bukit yang besar dan sangat luas tetapi gundul tidak ada tanaman sama sekali hanya hamparan pasir saja. Lalu apa yang menarik dari tempat ini? Saya pikir-pikir tidak ada yang menarik hahahaha. Saya tidak tau persisnya kenapa bisa ada bukit gundul luas dan berpasir yang di kelilingi bukit-bukit hijau yang penuh dengan berbagai macam tumbuhan ini, tetapi menurut orang lokal disana yang berdasarkan dongeng nenek moyang mengatakan bukit itu merupakan korban letusan gunung di bawah laut ribuan tahun yang lalu dimana pada saat itu angin berhembus membawa material pasir dari laut ke arah bukit ini..sekali lagi saya tidak tahu kebenarannya, silahkan anda mencari info yang bisa di andalkan kebenarannyaJ tentang sand dune di Te Paki Selandia Baru dari berbagai sumber.  

Aktivitas utama yang menarik para wisatawan adalah sand boarding atau di kenal sebagi meluncur dari atas bukit pasir dengan menggunakkan papan seluncur yang di rancang khusus untuk meluncur di atas pasir, tetapi sayangnya pada saat kami berkunjung tempat untuk penyewaan papan luncur sedang tutup L tetapi kami tetap puas dengan menjelajah wilayah ini yang seakan-akan membawa kami pada imaginasi berada di padang gurun sahara J. Pada saat akan menuruni salah satu bukit, saya tertantang untuk menuruni bukit dengan ketinggian kurang lebih 30 meter dan kecuraman 70° ini dengan berlari sekencang-kencangnya, hasilnya sayapun jatuh tergulung-gulung dengan mulut penuh pasir….itu menyenangkan dan itu tidak sakit J.



Menikmati pesona aktivitas burung laut di Rangiputa, Karikari peninsula.

Dalam perjalanan pulang kami menyempatkan diri untuk mampir ke karikari peninsula untuk menikmati matahari tenggelam dan melihat aktivitas burung laut yang sedang mencari makan di pinggir pantai. Spot pantai seperti ini banyak di temukan di Bali dan saya pikir pantai di Bali lebih bagus J mungkin yang membedakan adalah hanyalah keberadaan burung-burung laut yang besar dan yang tidak terlalu takut dengan kehadiran manusia di sekitarnya ini, sayapun sangat menikmati aktifitas mereka langsung dan dari jarak dekat. Ketika matahari perlahan-lahan tidak menampakkan sinarnya lagi dan udara menjadi semakin dingin sedingin kulkas, kamipun beranjak untuk pulang ke rumah dengan perasaan yang gembira J.

Ucapan syukur saya haturkan kepada Tuhan, karena buat saya pengalaman ini adalah sebuah berkat dari-Nya. Terimakasih Tuhan.




Wednesday, August 8, 2012


Selandia Baru : apa saja yang sudah terjadi dalam “meeting the parents” sejauh ini.



Aneh tapi lucu itulah perasaan yang tergambar dalam diri saya ketika Air New Zealand yang saya tumpangi akan mendarat di bandara internasional Auckland, perasaan seperti apa itu? Perasaan yang mengatakan biarlah pesawat ini berlama-lama di udara atau delay di angkasa saja dari pada segera mendarat di tanah Selandia Baru dan yang akhirnya mempertemukan saya dengan orang tua dia hahahahaha. Sungguh saya ada perasaan takut dan ada rasa gugup akan meeting the parents kurang lebih 28 hari lamanya, jujur saja saya lebih excited untuk menikmati penerbangan  rute panjang  dan menginjakkan kaki di negeri orang untuk pertama kalinya dari pada bertemu dengan orang tua sang kekasih hati J tetapi semua itu harus di hadapi, dengan terus menyemangati dan menghibur diri bahwa everything’s gonna be alright serta merenungkan kembali akan good statement yang berbunyi “ apa yang kita takuti sesungguhnya itu hal yang berharga buat hidup kita” sederhananya adalah saya takut ketemu dengan orang tuanya tetapi sebenarnya kesempatan ini berharga buat saya untuk membangun hubungan dengan orang baru, belajar tentang kebudayaan sekaligus belajar untuk bisa menjadi suatu berkat buat mereka…so semangat untuk bertemupun muncul. Berikut beberapa"kejadian-kejadian" dalam meeting the parents J :



Makan bersama.

Makan bersama sambil mengobrol tentang “hidup” menjadi hal yang wajib bagi keluarga ini, kamipun sering menghabiskan waktu bersama untuk makan pagi, siang dan malam. Yang saya ingat pada kesempatan pertama untuk berada bersama di satu meja makan saya kikuk begitupun juga dengan mereka, saya tidak tahu harus memulai percakapan dari mana dan itupun terjadi pada mereka….sepi! tapi day by day dengan di bantu tina sebagai mediator dengan memunculkan tanya jawab tentang segala sesuatu yang terjadi dan di punya dalam hidup ini, maka meja makanpun tidak sepi lagi dan ada obrolan yang membuat relax suasana.



Tea time.

Untuk urusan tea atau coffee time mereka tidak punya standart baku akan waktu J asal ngumpul bareng dan kapanpun itu selalu ada teh atau kopi. Keluarga ini merupakan keturunan pendatang dari Inggris dan dalam budaya mereka suka sekali ngumpul dan ngomongin apa saja dari hal penting sampai hal-hal bodoh. Dalam waktu ini biasanya saya gunakan untuk ngobrol tentang hobi, kebetulan hobi bapaknya adalah peternakan, tanaman, geografi dan sayapun ada minat dalam hal itu maka obrolan kami tidak jauh dari tetek bengek hal tersebut sambil menikmati keindahan danau kecil yang berada di depan ruang keluarga.



Membuat acara ultah salah satu cucu mereka di rumah dan di hadiri keluarga besar.

Kebetulan salah satu cucu mereka ulang tahun dan dasarnya mereka suka ngumpul, maka dibuatlah acara perayaan ultah di rumah orang tua Tina dan mau tidak mau saya pun ikut membantu mempersiapkannya walaupun hanya menemani belanja hahaahhaha. Acara berjalan menyenangkan dan menjadi kesempatan bagi saya bertemu dengan keluarga besar serta melibatkan diri dalam permainan kelompok dalam acara tersebut seperti lempar bola dalam keranjang dimana setiap keranjang ada nilainya sendiri-sendiri, memindahkan kacang polong dari mangkok satu ke mangkok lainnya dengan memakai sedotan sesuai waktu yang di tentukan dan menempel ekor pada sebuah gambar keledai tanpa ekor dengan mata tertutup..yaah kami semua senang.

 tracking bareng.

Meskipun sudah menginjak usia manula mereka tetap aktif untuk berolah raga, salah satu yang sudah kami lakukan adalah tracking di kerikeri river track yaitu menyusuri jalan kurang lebih sepanjang 8,6 km  di pinggiran sungai yang mempunyai 2 air terjun dan hutan yang lebat serta dingin yang tidak jauh dari kota kami tinggal.



Ibadah bersama.

Keluarga ini adalah keluarga yang religius. Mereka percaya akan Tuhan dan menghidupi apa yang menjadi titah-titah-Nya maka dalam hidup mereka ibadah menjadi prioritas utama. Dalam kesempatan ibadah bersama ini sayapun di beri waktu untuk bercerita tentang kisah hidup dan apa yang sudah Dia perbuat dalam hidup saya dan hal-hal apa yang saya sedang kerjakan dan yang akan saya kerjakan nantinya. Sungguh pengalaman yang berharga buat saya dimana saya mendapatkan berkat sekaligus juga membagikan berkat.



Mengunjungi kerabat baik yang ada di dalam kota maupun di luar kota.

Selalu ada saja jadwal berkunjung ke kerabat J kami sudah mengunjungi keluarga yang tinggalnya sejauh 3 jam perjalanan dan minggu depan ada jadwal untuk berkunjung ke kerabat yang tinggal di kawasan selatan dari north island, meskipun seringkali saya tidak mengerti apa yang mereka omongkan tetapi saya tetap berusaha untuk menikmati waktu kunjungan dan terus “menganalisa” J.

Gila bersama dalam permainan X-box Kinect.

Setelah menikmati makan malam dan kami tidak letih maka yang kami kerjakan adalah bermain X-box Kinect! Itu lho maen game yang mirip-mirip video game atau PS tapi alat kendali permainan bukan memakai joy stick melainkan pakai tubuh kita, saya tidak tahu persis bagaimana itu bisa bekerja tapi yang pasti ada alat sensor dimana kita harus berdiri di depannya sesuai jarak yang ditentukan yang muncul di layar TV. Game-game yang kami mainkan adalah seperti rafting, boxing, skateboarding dan juga holahop..semua gila dan semua tertawa!



Itulah beberapa momen-momen yang sudah saya lalui, pastinya I have good time bersama mereka dan memang benar hal-hal berhargalah yang saya dapatkan. Untuk kedepannya walaupun masih ada rasa takut, saya siap untuk menghadapinya dan percaya ada hal-hal yang baik dan berharga sudah menanti hidup saya…so apa yang menjadi ketakutan anda? Hadapilah semua itu.