Sunday, June 24, 2012


Lombok : Antara Piknik, Makan dan Kerja.

 

Selasa 12 Juni 2012 cuaca di Bali memperlihatkan sisi manisnya, pagi itu ojek pribadi saya yang paling cantik sedunia mengantar saya menuju bandara international Ngurah Rai Bali. Ya hari itu merupakan perjalanan saya ke Lombok untuk ke-11 kalinya dalam rangka menjalankan tugas dari organisasi untuk ikut andil dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa J. Tim yang saya gawangi bersama Sisi, Dharma dan Maya dalam perjalanan kali ini bertambah kekuatan dengan bergabungnya 4 teman kami yang berasal dari negeri nan jauh di mato. Dari antara mereka 2 orang berasal dari Amerika, 1 orang dari Guatemala dan 1 lagi orang Manado yang mendapat green card dari pemerintah Amerika karena sudah 11 tahun tinggal di negeri itu, mereka adalah mahasiswa perguruan tinggi di negeri paman Sam yang sedang berlibur ke Indonesia untuk mengenal kebudayaan negeri ini dan sekaligus ingin berbagi tentang apa yang mereka punya kepada masyarakat yang mereka jumpai. Seperti perjalanan pada sebelum-sebelumnya kami berkumpul di Bandara jam 8.30 WITA pagi untuk penerbangan kami jam 9.45 WITA, setelah itu kamipun check in dan menunggu di ruang pemberangkatan untuk boarding.

Nguntal Iwak Mentah Urip-Urip (telan ikan hidup-hidup_red)


Pesawat yang kami tumpangi mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Lombok Praya, kamipun disambut oleh 2 teman baru kami yang lain yang siap mengendarai 2 mobil untuk mengantar kemana kami akan pergi. Setelah keluar dari bandara kami memutuskan untuk menuju kearah selatan dari Pulau ini yaitu menuju kawasan pantai Kuta. Mendengar nama Kuta pasti kita teringat dengan Bali, benar saja karena sebagaimana kita tahu salah satu daerah tujuan wisata di Bali yang terkenal adalah pantai Kuta. Lalu kok bisa di Lombok juga ada pantai Kuta? Sayapun kurang begitu mengerti kenapa pantai di kawasan Lombok selatan ini juga dinamai Kuta, akan tetapi yang saya tahu kedua kawasan pantai ini sangat berbeda. Pantai Kuta di Lombok masih sangat alami dengan berpanoramakan pasir putih, laut biru dengan ombak yang cukup besar, banyak bukit-bukit terjal yang menjorok ke laut dan tidak sedikit pulau-pulau kecil yang terpisah dari daratan utama tersebar di laut dekat serta dikawasan ini belum banyak berdiri hotel dan fasilitas lainnya tentunya sangat berbeda dengan keadaan Kuta bali yang merupakan pantai berpasir putih sepanjang kurang lebih 1 km dimana sudah berjubel fasilitas-fasilitas mewah, namun saya tidak menyangkal kalau kedua pantai yang bernama sama ini sama-sama memiliki panorama indah yang bisa menarik wisatawan untuk berkunjung. Ketika di pantai Kuta Lombok kami mendatangi salah satu spot dimana pantainya bersih dan hanya sedikit wisatawan yang berkunjung pada saat itu, hanya terlihat 5-6 turis mancanegara dan sisanya adalah kami-kami ini. Kamipun langsung bergegas turun dari mobil untuk merasakan sentuhan lembut pasir putih dan keramahan ombak pantai siang itu. Tidak jauh dari pantai ada sebuah pulau kecil dimana bentuknya menyerupai candi muara takus di Jambi, kamipun tertantang untuk menginjakkan kaki kami di pulau kecil itu walaupun harus berjalan kaki melawan arus ombak setinggi kurang lebih setinggi pinggang orang dewasa dan kira-kira jauhnya 300 meter.
Kecuali teman kami si Dharma yang harus tinggal di pantai untuk menjaga barang-barang dan mengabadikan momen dengan menjepret merekam ria setiap aktivitas yang kami lakukan, kami semua menceburkan diri melawan arus untuk menginjak pulau kecil itu. Akhirnya setelah susah payah dan basah-basahan kami sampai di pulau itu, apa yang kami lihat disana hanyalah batu-batuan dan sedikit vegetasi liar yang menutupi bagian atas pulau kecil itu. Disisi pulau yang mengarah ke laut lepas banyak terdapat lubang-lubang berisikan air dimana saya menemukan banyak ikan-ikan kecil sebesar ikan teri tapi bukan spesies teri terjebak di dalamnya, kemungkinan besar ikan-ikan ini terjebak karena tidak segera keluar dari lubang-lubang tersebut pada saat akan terjadi pasang surut. Sayapun langsung memberitahu ke semua teman, semua terkagum karena melihat betapa lucunya ikan-ikan tersebut kecuali teman kami yang bernama Sisi Hutapea J lho kenapa? Melihat ikan-ikan kecil itu muncul dalam benak dia kata “Sashimi” ditambah iman yang dia punya dan percayai yaitu kita tak akan mati sekalipun menenggak aneka racun ria J hmmmmm……sontak kami sudah tau maksudnya! Sisi menantang kita semua untuk menelan hidup ikan-ikan itu dengan “khotbahnya” yang menguatkan yaitu mengganggap ikan-ikan kecil itu masakan jepang ala sashimi dan kalaupun ikan-ikan itu beracun percayalah kita tidak akan mati grrrrrrrrrrrrrrr….sayapun tertantang tapi ada juga beberapa teman kami yang langsung menolak ide gila itu, segera saya menangkap satu ikan dan saya berikan ke Sisi sang pengkhotbah untuk mempraktekkan khotbahnya itu J ikan digenggamnya lalu dimasukkan kedalam mulutnya, tapi ikan itu bergeliat dan keluar dari mulut Sisi lalu jatuh ke laut..selamatlah ikan itu. Sayapun menangkap satu lagi untuk giliran saya, entah apa yang ada dipikiran saya pada waktu itu tapi yang saya tahu khotbah Sisi tampaknya menyentuh saya sehingga sayapun mengiyakan dan mengamininya lalu hasilnya ikanpun saya telan hidup-hidup tanpa keraguan…..coooooool something crawling in my throat hahahaha. 
freedoooom!
Sisi mengulang lagi dan akhirnya berhasil memindahkan ikan dari lubang kecil ke dalam perutnya lalu di lanjutkan oleh Josue si Guatemala dan Maya setelah kami paksa dan khotbahi ulang
J yaahh kami berempatlah yang terhasut oleh ide gila Sisi sampai-sampai sebelum kami meninggalkan tempat itu kami mengabadikan momen itu dengan berpose sumringah dan berteriak freedooooooooooooooom! lalu menamai pulau kecil itu dengan sebutan monumen kebebasan J yang akan kami ingat sepanjang hidup kami berempat lol.

Ayam Taliwang.
Setelah menikmati pantai Kuta kami melanjutkan perjalanan menuju Mataram untuk makan siang karena ikan kecil yang kami telan tidak cukup mengenyangkan J selalu dan selalu ketika berbicara soal makanan di pulau Lombok kami selalu sepakat untuk berkata yes untuk Ayam Taliwang, Makanan khas suku Sasak ini tidak pernah membosankan walaupun sudah berulang kali kami menikmatinya. Menurut sejarahnya akan tetapi dimana waktunya tidak dapat dirunut lagi, masakan ayam berbumbu berupa cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat merah, terasi, goreng, kencur, gula Jawa, dan garam yang biasanya disajikan bersama makanan khas Lombok lainnya seperti plecing kangkung ini dahulu kala ditemukan oleh H Murad (alrmarhum) dan istrinya, Salmah berasal dari Kampung Karang Taliwang, Kelurahan Cakra Utara, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Setelah puas dengan ayam taliwang kami bergegas menuju resort tempat menginap kita di daerah Senggigi, tempat ini menawarkan akomodasi bernuansa budaya Sasak dan memiliki nuansa yang tenang serta tempat yang tepat untuk menikmati tenggelamnya sang surya dengan diiringi suara deburan ombak pantai Senggigi…Top life J 






 Kami menutup hari pertama kami di Lombok dengan melakukan sebuah ritual hahhahaha…tidak…tidak…kami hanya berkumpul untuk membicarakan persiapan-persiapan untuk berbagi ilmu tentang bencana kepada 3 Sekolah Dasar di desa Sukadana kecamatan Bayan Lombok Utara dan tentunya kami tidak lupa berdoa pada malam itu.
 

Go to School!
Suasana diskusi di SDN 2 Sukadana.
Di pagi hari setelah kami menyantap habis sarapan yang kami dapatkan dari pihak resort kami bersiap dengan barang-barang bawaan kami yang akan kami bawa menuju desa Sukadana, tak lama kemudian mitra kami yang adalah seorang Ibu berkebangsaan Norwegia datang dengan putri kecilnya yang manis imut dan sangat blonde J Ibu ini adalah seorang perawat yang hasratnya hanyalah ingin membantu sebanyak-banyaknya orang yang ada di sekitarnya, bersama dengan keluarga kecilnya mereka sudah kurang lebih 4 tahun tinggal di negeri ini. Setelah menempuh perjalanan 2 jam rombongan kami tiba di Desa Sukadana, seperti yang saya singgung sebelumnya kami datang ke desa ini untuk berbagi tentang perihal bencana dimana pengetahuan ini kami dapatkan melalui training 1 minggu oleh salah satu LSM international yang bergerak di bidang ini. Kalau saya simpulkan pengetahuan ini membahas tentang apa itu definisi bencana, apa yang menyebabkan terjadinya bencana, bagaimana tindakkan kita untuk mencegahnya atau pada saat terjadi bencana apa yang harus kita lakukan supaya bisa mengurangi dampak kerusakkan akibat bencana tersebut dan tentunya memberi pengertian dan motivasi bahwa itu semua merupakan tanggung jawab kita semua bukan hanya orang-orang yang duduk dalam pemerintahan. Target kami adalah semua warga Desa Sukadana mulai dari anak-anak sampai orang-orang tua, dalam perjalanan kali ini kami mengambil bagian untuk berbagi dengan anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar. Hari itu target kami adalah SDN 2 Sukadana, SDN 3 Sukadana dan SDN 1 Karang Bajo. Cara-cara penyampaian yang kami  pakai adalah kami menjelaskan secara singkat tentang definisi bencana dan mengapa kita perlu belajar tentang hal ini lalu kami mengajak mereka untuk melihat video anak yang menceritakan tentang beragam bencana

Guru dan siswa SDN 03 Sukadana
 yang terjadi di suatu desa setelah itu kami membentuk kelompok diskusi kecil dengan beberapa pertanyaan yang menyangkut bencana apa yang ada di video itu juga pertanyaan tentang potensi-potensi bencana apa yang bisa terjadi di desa dimana mereka tinggal saat ini dan tindakan-tindakan apa yang bisa dilakukan dari sekarang untuk mencegahnya lalu kami minta setiap kelompok melalui perwakilannya untuk maju di depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka masing-masing. Kami dibuat senang dan kagum oleh antusiasnya anak-anak dari ketiga Sekolah Dasar ini dalam mengikuti pertemuan saling berbagi ini. Harapan kami mereka kedepannya akan terus mengaplikasikan pengetahuan ini dalam hidup mereka dan juga mereka mau berbagi ke sebanyak-banyaknya orang sehingga Desa Sukadana dan masyarakatnya mengerti dan siap bertindak kalau-kalau ada ancaman bahaya datang dan bencana terjadi. Namun jauh dalam lubuk hati kami tidak mengharapkan terjadi bencana di desa ini, kami hanya melakukan tugas kami untuk berbagi ilmu kepada sesama tentang apa yang kami punya dan bisa membekali hidup mereka. Setelah berbagi dengan anak-anak dari ke tiga Sekolah Dasar tersebut kami mengunjungi teman-teman kami yang ada di Dusun Ruwak Bangket dan Dusun Segenter untuk say helo dan menanyakan kabar mereka sebelum kami bertolak menuju senggigi untuk makan malam dan bertemu dengan pemimpin kami yang ada dalam sebuah pertemuan organisasi di salah satu hotel besar di Senggigi.
Bersama Guru dan Siswa SDN 02 Sukadana

Gili Islands.
Santai telah tiba..santai telah tiba..horeeee….horeeeeee! J hari ketiga adalah hari yang paling kami nanti-nantikan hahahahahaha…Snorkeling menikmati panorama bawah laut Gili Islands! Setelah sarapan kami di jemput di hotel oleh seorang gadis sasak untuk  menaiki kapalnya yang berkapasitas 10 orang untuk menuju Gili Island, wajah-wajah kamipun tampak cerah semangat berbunga-bunga walaupun dalam perjalanan kurang lebih 1,5 jam menantang ombak yang lumayan besar dan membuat kapal tidak mulus lajunya. Tempat tujuan kami adalah sisi utara dari Gili Meno yang merupakan salah satu dari ketiga pulau yang ada di Gili Islands setelah Gili Trawangan dan Gili Air. Bagi saya ini yang ketiga kalinya snorkeling di Gili Islands dan bisa dipastikan saya tidak pernah bosan dan sama semangatnya dengan teman-teman yang lainnya, tak perlu makan banyak waktu kamipun sudah siap dengan perlengkapan snorkeling dan siap nyebur J wow…indahnya ciptaan Tuhan di pulau ini! Ikan-ikan yang beranekaragam jenisnya dan lutu-lutu, terumbu karang yang berwarna-warni juga tak ketinggallan sengatan perih ke hampir seluruh bagian tubuh kami dari ubur-ubur yang kasat mata tapi tidak kami hiraukan J kamipun senang sampai tidak sadar kita terbawa arus jauh meninggalkan dari tempat semula kita menyeburkan diri.

Gili! We're coming!
Bersiap!

 
Snorkeling time.
Setelah puas menikmati panorama di Gili Meno, kami melanjutkan ekspedisi snorkeling ke bagian sisi timur dari Gili Air yang kurang lebih 25 menit perjalanan kapal. Nyebur lagi tanpa berpikir panjang setelah kapal berlabuh di perairan Gili Air, ikan-ikan disini tampaknya lebih rakus dari tempat sebelumnya. Kami membawa roti dan memecahkan di dalam air, tanpa ketakutan ikan-ikan di dekat kami menyambar roti-roti itu…wow..sungguh pemandangan yang menakjubkan! Kami semua menikmati momen ini dan sangat senang, sampai-sampai teman kami tidak mau pulang dengan meminta extra time untuk ada di perairan ini…but NO! kami tidak mau kena biaya tambahan dari Resort tempat kami menginap karena check-out lebih dari jam yang sudah ditentukan, kamipun pulang menuju resort dan berharap bisa kembali ke pulau ini lagi..Good Bye Gili Island. Sesampainya di Resort kami berkemas, mandi dan menyelesaikan kewajiban kami pada pihak resort, keluar dari Resort kami melanjutkan perjalanan ke Mataram untuk makan siang dan membeli oleh-oleh khas Lombok sebelum menuju Bandara International Lombok. Sesampainya kami di Bandara, kami langsung check-in dan nongkrong di sebuah cafĂ© yang ada di terminal keberangkatan untuk menunggu keberangkatan kami. Maskapai penerbangan yang kami tumpangi ini sepertinya yang terbaik jadi semua berjalan sesuai waktu yang di tentukan, akhirnya kamipun tiba kembali ke Ngurah Rai Bali. Kamipun berpisah untuk melanjutkan perjalanan ke rumah kami masing-masing dan again ojek pribadi saya yang paling cantik sedunia siap mengantar saya ke rumah J

Terimakasih banyak Tuhan untuk kesempatan ini dan terimakasih banyak juga untuk organisasi dimana saya bernaung yang terus mendukung diri saya untuk terus berkembang dan bisa berbagi banyak untuk sesama manusia.